Fajar yang kini menyingsing,
Membangunkan ku dari tidur.
Membuyarkan lamunanku akan sosoknya yang telah lama tiada.
Semua terasa begitu nyata,
Walau fana memang yang ada,
Mengantarkan pada kenistaan yang nyata.
Hangat gengammu,
Masi terasa di telapak tanganku.
Kecupan lembut di keningku,
Terasa sangatlah nyata.
Apa itu semalam?
Berjalan bersisian di satu jalan yang sepi.
Menertawakan segala hal yang ada.
kabut yang menyelimuti kesyahduan kita.
Nyeri rasa melanda,
Sadar jika semua hanya hayalan belaka.
Kerinduan yang menjelma menjadi hantu nyata.
Menenggelamkan kesadaran dalam tabunya rasa.
Fajar yang mengintip,
seakan tahu apa yang terjadi,
Tersenyum tipis kepada diri,
Terpukul saat tahu dirinya tak lagi ada di muka bumi.
-Saz
KAMU SEDANG MEMBACA
Jeruji Resonansi Hati
PoetrySebuah antologi dari beberapa pengarang resonansi hati. Menggelora, menggebu, melenakan, membutakan, meluluhkan. Bersiaplah menuju perasaan yang akan diaduk-aduk ke dalam jiwa-jiwa pelihat goresan diksi di dalam ini. Ya, kalian semua para pembaca. ...
