"Dia yakin Tuhan memberikan kenangan buruk itu bukan untuk disesali, tapi untuk dijadikan pelajaran hidup bagi yang mengalami." - Tiara Shakila
***
Malam ini udara sangat dingin hingga menusuk tulang. Di luar hujan turun dengan sangat deras disertai angin yang berhembus cukup kencang. Perpanduan yang sangat cocok untuk menikmati malam hari dengan tenang tanpa harus diganggu dengan bisingnya kendaraan yang berlalu lalang di depan rumah.Malam memang belum terlalu larut, namun sepertinya tidak ada seorang pun yang berniat untuk keluar rumah di cuaca seperti ini. mungkin sebagian besar orang lebih suka menghabiskan malam ini dengan tidur diatas ranjang sambil bersembunyi dibalik selimut yang membuat tubuh mereka hangat.
Atau mungkin saja mereka sedang menikmati secangkir cokelat panas sambil menikmati anugerah Tuhan. Ya, itulah yang kini dilakukan Tiara. Gadis itu tidak bisa tidur, sehingga ia memutuskan untuk bangun dari kasurnya dan pergi untuk membuat cokelat panas yang kini sedang ia nikmati sambil duduk diatas kursi meja belajar.
Pikirannya kosong. Matanya sedari tadi tertuju pada cendela yang tertutup gorden putih. Sampai akhirnya, entah dari mana munculnya tiba – tiba terlintas kenangannya satu tahun yang lalu. Kenangan saat pertama kali ia berstatus sebagai siswa SMA.
***
Hari ini untuk pertama kalinya Tiara menginjakan kaki di depan gerbang sekolah dengan berstatus sebagai siswa SMA Harapan Bangsa. Tiara teringat beberapa tahun lalu, ini memang bukan kali pertamanya Tiara menginjakkan kaki di tempat ini. sebelum berstatus sebagai siswa di sini, Tiara sudah cukup sering datang ke tempat ini.Tiara sering menghadiri beberapa event ataupun hanya sekedar untuk mengantarkan orang yang sangat dia sayangi ke tempat ini. Ditengah lamunannya, mata Tiara mulai berkaca – kaca ketika mengingat kenangannya beberapa tahun lalu bersama orang yang ia sayangi.
Namun, tiba – tiba ada seseorang yang menabrak bahunya sehingga membuat Tiara tersadar dari lamunnya. “Aduh, jangan berdiri di depan gerbang gini dong.” Tiara melihat ke arah sumber suara. Dari gestur tubuhnya, Tiara dapat menebak bahwa perempuan itu sedang terburu – buru.
“I – iya kak maaf.” Yap, perempuan yang kini sudah pergi menjauh itu memang senior Tiara, terlihat jelas bahwa perempuan itu menggunakan almamater OSIS.
Lalu, Tiara melirik arloji putih yang melingkar di pergelangan tangannya. 20 menit lagi bel tanda masuk akan segera berbunyi. Tiara lalu langsung bergegas menuju ke kelas barunya. Kelas X-2, kelas yang akan dihuni Tiara selama 1 tahun kedepan.
Ketika dia sampai di depan pintu kelas, dia mengamati seluruh antero kelas. Ditatapnya seluruh fasilitas kelas tersebut. “Amazing” Batin gadis itu. Mungkin kata itu memang tepat untuk ruang kelas tersebut.
Ruang kelas dengan ukuran 9 x 8 meter itu dilengkapi dengan 2 buah AC, sebuah LCD, papan tulis dengan ukuran kira – kira 60 x 90 cm, dan masih banyak lagi fasilitas lain.
SMA Harapan Bangsa adalah salah satu SMA favorit yang ada di Jakarta. Maka tidak heran jika sekolah ini memiliki fasilitas yang lengkap.
Lalu, Tiara memasuki ruangan kelasnya dan matanya mulai mencari bangku yang tepat untuk dia tempati. Yap, Tiara mendapatkannya, bangku nomer 1 baris tengah. Kebanyakan dari murid - murid lain mungkin enggan untuk menempati bangku tersebut.
Selain alasan tidak percaya diri, tidak bisa banyak bicara pun juga menjadi alasan mereka. Maklum lah, karena bangku nomer 1 memang selalu menjadi pusat perhatian guru.
Namun, berbeda dengan Tiara. Dia lebih suka memilih tempat duduk dirutan nomer 1. Menurutnya, dengan duduk di bangku nomer 1 dia akan jauh lebih mudah berkonsentrai saat guru menerangkan.
![](https://img.wattpad.com/cover/106070511-288-k685284.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Long Wait
Teen FictionTiara Shakila adalah gadis remaja yang memiliki paras cantik dan otak cerdas. Namun, percayakah kamu jika selama 16 tahun dia hidup dia tidak pernah merasakan yang namanya berpacaran? Bukannya tidak ada laki - laki yang jatuh cinta kepadanya. Tapi s...