Fourth : AGAIN

234 33 5
                                        

Tanpa memperdulikan teriakan adiknya, Arga langsung pergi meninggalkan pekarangan rumahnya dengan motor yang digas sangat kencang.

***
Sesampainya dirumah Tiara langsung menuju ke kamarnya yang berada di lantai dua. Setelah itu, dia langsung melepas cardigan yang dipakainya dan menggantungnya.

Ketika dia hendak masuk ke kamar mandi, tiba - tiba ada yang mengetuk pintu kamarnya.

"Rara" Terdengar suara Sarah, mama Tiara yang memanggilnya sambil terus mengetuk pintu kamar Tiara.

"Iya mah" Tiara berjalan ke arah pintu lalu memutar knop pintu kamarnya.

"Kamu tadi pulang sama siapa? Mamah tadi ke sekolah kamu tapi udah sepi." Ujar Sarah sambil menerobos masuk ke kamar putrinya.

"Oh itu, Rara dianterin sama temen mah. Abisnya tadi Rara nungguin mamah tapi nggak dateng - dateng. Tapi ini Rara juga baru nyampek kok mah." Kata Tiara sambil duduk ditepi ranjangnya.

"Maaf ya sayang, tadi mamah udah diperjalanan mau jemput kamu, tapi tiba - tiba ban mobil mamah kempes. Terus handphone mamah lowbat, jadi nggak bisa kabarin kamu."

"Iya mah nggak papa. Lagian Rara juga udah sampek rumah kan."

"Oiya, tadi kamu bilang dianterin sama temen kamu. Cowok apa cewek?" Sarah duduk disamping Tiara sambil bertanya dengan nada mengintrogasi.

Merasa sedang diintrogasi, Tiara terpaksa harus menjelaskan kepada sang ibu. "Cowok. Cuma temen ko mah. Kebetulan tadi tinggal Tiara yang belum pulang makannya dianterin sekalian."

Orang tua Tiara memang sangat protektif kepada dirinya, hal ini bukan tanpa alasan. Mereka melakukan itu karena tidak ingin kejadian beberapa tahun lalu terulang untuk kedua kalinya.

Sarah berdiri dan berkata "Oh ya udah. Habis ini kamu turun ya kita makan malem."

"Tapi Tiara mau mandi sama shoat dulu ya mah" Tiara mengikuti pergerakan wanita berambut pendek itu.

"Iya nanti langsung turun ya. Mamah tunggu di meja makan." Sarah keluar dari kamar Tiara.

Setelah menutup pintu kamarnya kembali, Tiara segera menuju ke kamar mandi untuk membersihkan diri agar bisa segera makan malam bersama mamanya.

***
Setelah mengantar Tiara pulang, Arga memang tidak langsung pulang ke rumahnya. Dia memutuskan untuk berputar - putar mengelilingi kota Metropolitan itu dibanding harus berdiam diri di rumah.

Menurut Arga tempat itu tidak pantas disebut dengan rumah. Dia biasa menyebutnya "NERAKA"

Mengapa begitu? Ya entahlah. Hanya Arga saja yang paham mengapa tempat itu sebagai neraka baginya.

Arga memang sangat jarang berada di rumah. Dia lebih sering menghabiskan waktunya diluar rumah. Menurutnya itu lebih baik dari pada harus berlama - lama berada di rumah.

Setelah beberapa jam dia berputar - putar tidak jelas, sekarang disinilah tempatnya berada. Di salah satu cafe langganannya. Dia memilih duduk di dekat jendela dengan ditemani secangkir latte machiato.

Arga membuka ponselnya yang sedari tadi bergetar. Seperti yang di duga. Teman - temannya sudah mengirimkan 800 pesan di grup.

Padahal grup WhatsApp mereka hanya branggotakan 4 orang saja. Tapi mereka selalu heboh layaknya grup paguyuban. Tetapi tujuan Arga membuka ponselnya bukan untuk ikut nimbrung bersama teman - temannya yang konyol. Melainkan dia ingin mencari tahu seputar Tiara.

Ya seputar Tiara. Entah mengapa dia tertarik dengan gadis itu. Tangannya mulai mengetik nama Instagram milik Tiara. Di situ Arga mulai mengobservasi foto - foto yang Tiara Upload.

Long WaitTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang