Seventh : Just Kidding

123 10 5
                                        

"Lo kalo lagi marah lucu ya. Lebih lucu dari anak marmut." - Arga Dirgantara

***
Bel tanda pergantian pelajaran baru saja berbunyi. Seluruh siswa kelas XI - IPA 3 segera meninggalkan lapangan untuk berganti baju. Setelah mengambil seragam di loker, Tiara, Alea, Arabel, Luna dan Abel segera menuju ke kamar mandi untuk berganti baju.

Mereka berlima melewati koridor yang masih lenggang karena saat ini masih jam pelajaran. Koridor menuju kamar mandi tampak sunyi selain suara dari siswa yang baru saja berolahraga.

Di sepanjang koridor, mereka berlima saling berbicara sambil sesekali diselengi gurauan receh dari Arabel. Kebetulan kelimanya memang memiliki selera humor yang receh. Pembicaraan Arbel yang lama - kelamaan mengarah pada "cogan" berhasil membuat Alea hilang nafsu bicara.

Sesekali Alea mengacau pembicaraan Arabel yang hanya dibalas manyunan oleh gadis berambut ikal itu. Bosan karena tak kunjung berhasil menghentikan gadis itu bicara, Alea akhirnya memutuskan untuk tutup mulut.

"Ara!" Tiba - tiba terdengar suara beriton khas laki - laki memanggil dari belakang. Sontak kelima gadis itu menengok ke arah sumber suara secara bersamaan.

"Arga. Ngapain dia disini?" Tanya Tiara dalam hati. Matanya mengamati style laki - laki itu. Seragam yang tidak dimasukkan ke celana, kerah terbuka tanpa dasi serta rambut acak - acakan khas badboy.

"OMG. Sumpah demi apapun ternyata selama ini Arga tau nama gue." Kata Arabel dengan penuh percaya diri.

Saat Arga sudah berdiri tepat di hadapan kelima gadis itu, tangannya merogoh saku celana dan mengeluarkan sebuah gelang perak. "Gua kesini mau balikin ini ke lo. Ini punya lo kan?" Arga memberikan gelang itu kepada Tiara.

"Oiya. Makasih." Tiara mengambil gelang miliknya dari tangan Arga sambil tersenyum tipis ke arah laki - laki itu.

"Wait wait wait," kata Arabel yang tiba - tiba berdiri di tengah - tengah Arga dan Tiara "jadi lo kesini bukan nyariin gue?" Lanjut Arabel dengan histeris.

"Bukan. Gue kesini cuma mau ngasih gelangnya Tiara." Arga memasukkan satu tangannya ke saku celana. Laki - laki itu menjelaskan alasannya menemui mereka.

"What?? Terus tadi kenapa lo manggil dia Ara?" lagi - lagi Arabel bertanya dengan histeris. Namun, kali ini gadis itu menaikkan satu oktaf nada bicaranya sehingga membuat telinga orang yang ada di sekitarnya ngilu.

"Ya bener kan. Namanya Tiara. Kalo gue manggilnya Ara emang salah?" Jawab Arga simple. Sebenarnya ia sendiri juga bingung kenapa tadi dia memanggil Tiara dengan sebutan Ara. Tadi dia spontan memanggil gadis itu dengan sebutan Ara.

"OMG!" Alea meggerakkan tangannya dari mulut, bahu, lalu kepala "lo php amat sih sumpah ya. Disini yang namanya Ara itu cuma gue. Queen Ara titik. Engga ada yang lain." Lanjut gadis itu panjang lebar tanpa mempedulikan telinga teman - temannya.

"Ya sorry. Lagian gue ngga tau siapa nama lo." Mereka semua menahan tawa melihat wajah tak bersalah Arga.

"Ya udah gue cabut dulu." Setelah itu laki - laki tampan itu pergi menjauh.

"Eh lo mau kemana? Ini kan masih jam pelajaran." Tanya Tiara menghentikan langkah laki - laki itu.

Arga membalik badannya menghadap Tiara "mau ke toilet. Masa iya gue harus nahan kencing sampe istirahat?"

"Ya bukannya gitu maksud gue. Sekali lagi thanks ya udah balikin gelang gue."

"Santai." Arga mengibaskan tangannya sambil tersenyum sehingga memperlihatkan kedua lesung pipinya yang semakin menambah kadar ketampanannya.

Long WaitTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang