Fifteenth : Just For You

48 3 3
                                    

"Gue akan buktiin ke lo kalau lo bisa deket sama cowok tanpa harus takut mereka akan merusak masa depan lo." - Alea Bramastya

***
"Bang!" Suara pekikan Risa memecahkan keheningan pagi ini. Risa berteriak sambil sesekali menggedor - gedor pintu Arga.

"BRISIK!" Arga melempar gulingnya ke arah pintu sampai mengagetkan Risa yang ada di balik pintu kayu itu.

Mendengar sahutan dari dalam kamar, Risa langsung membuka pintu kamar Arga yang untungnya tidak terkunci. Risa yang sudah menerobos ke kamar kakaknya tanpa permisi langsung meloncat ke kasur Arga.

Risa duduk di pinggir kasur, "Bang! Woi bang bangun!" Risa menarik selimut yang menutupi sekujur tubuh kakaknya.

"BANG ARGA BANGUN!" Merasa diabaikan, Risa akhirnya berteriak tepat di samping telinga Arga.

Arga membuka selimutnya, "Woe berisik! Apaan sih lo pagi - pagi buta ganggu orang tidur"

"Woi sadar! Udah siang kali. Lo liat gue aja udah siap gini" Risa berdiri menunjukkan dirinya yang sudah berseragam.

"BODO!" Arga kembali menyembunyikan wajahnya di dalam selimut.

Risa mengambil guling yang tadi dilempar Arga ke pintu, "Bangun bang! Anterin gue sekolah cepet!" Risa memukulkan guling itu ke tubuh kakaknya beberapa kali.

Arga segera bangun dari ranjangnya ketika Risa memukul guling itu tepat di perutnya, "BEGO!"

Laki - laki itu langsung membungkus adiknya yang berdiri di sampingnya dengan selimut yang tadi ia kenakan, "Lo pikir nggak sakit ha?"

"BANG!" Suara Risa melengking membuat pekak telinga yang mendengarnya. Gadis itu lalu melepaskan selimut yang membungkus dirinya.

"Hih rambut gue jadi berantakan kan," Risa merapikan rambutnya yang sudah acak - acakan karena terbungkus selimut.

"Lo mau sekolah apa kondangan?" Arga kembali meringkuk di atas kasurnya. Dia tengkurap dia atas kasur sambil menutupi kepalanya dengan bantal.

"Bang bangun dong. Anterin gue. Cepetan!" Risa menarik lengan Arga agar turun dari kasur.

"Apaan sih Sa? Lo biasanya juga berangkat sendiri kan?" Arga akhirnya bangun dan duduk di atas ranjangnya untuk meladeni adiknya yang terus mengganggu tidurnya.

"Mobilnya rusak. Nanti mau dibawa ke bengkel sama Pak Kirman. Anterin gue ya. Gue ada IB nih bang. Please! Kalau bukan lo siapa lagi yang mau nganterin gue coba? Lo ngga kasihan sama gue? Gue nanti telat diomelin sama guru. Gue udah kelas sembilan loh. Ntar ngga boleh ikut pelajaran gimana? Cuma lo yang bisa anterin gue. Yayayayaya!" Risa berbicara dengan wajah memelas. Dia terus menatap Arga dengan mata pupy eyes. Berbagai argumen ia buat untuk meyakinkan Arga agar mau mengantarnya. Padahal dia juga sudah telat mengikuti IB dari beberapa belas menit yang lalu. Tak masalah, itu memang hanya alasannya belaka.

Arga menghela napas panjang, "Hem. Yaudah sana pergi. Gue mau mandi dulu."

"WAAAA! makasih abangku sayang," Risa spontan memeluk kakaknya.

"Buruan mandi gue tunggu di bawah," Risa lantas segera pergi dari kamar Arga.

Sebenarnya itu merupakan salah satu strategi dia untuk mendekatkan diri pada kakaknya. Dulu, Arga adalah sosok yang sangat perhatian pada Risa. Namun, karena kejadian beberapa tahun lalu, hubungan Arga dan Risa menjadi renggang.

Meskipun Arga sudah kembali tinggal di rumah ini beberapa bulan lalu. Namun, hubungan Risa dan Arga masih belum memulih. Akhirnya Risa memutuskan untuk membuat hubungan dirinya dan kakaknya itu kembali seperti semula. Dan ini adalah langkah awal yang dilakukan Risa untuk misi pendekatan yang ia lakukan.

Long WaitTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang