Sixteenth : Annoying Friends

21 3 0
                                    

"Tiara Shakila putrinya Bapak Renaldi Athallah. Sekeras - kerasnya lo nutup hati buat semua cowok. Kalau udah waktunya, pasti akan ada cowok yang bisa ngebukak pintu hati lo juga." - Alea Bramastya

***
Sebuah mobil jass abu - abu memasuki pekarangan rumah bergaya kontemporer. Kedua remaja yang menumpanginya turun dari mobil. Sekarang jam sudah menunjukkan pukul delapan malam.

“Ra tunggu,” Virgo menahan tangan Tiara sebelum gadis itu masuk ke dalam rumahnya.

Tiara menoleh ke arah Virgo. Matanya seakan bertanya pada Virgo kenapa dia menghentikannya.

“Kamu yakin mamah sama papah kamu bakalan maafin kakak?”

Tiara mengangguk mantap, “Udah kakak tenang aja. Aku yakin kok mamah sama papah bakalan maafin kakak setelah mereka tahu apa yang sebenarnya terjadi. Udah ayo!” Tiara menarik pergelangan tangan Virgo agar segera masuk ke dalam rumahnya.

Pintu rumah terbuka sebelum Tiara sempat mengetuknya. Di belakang pintu kayu itu terdapat Bi Surti yang sedang berdiri sambil membawa tas kresek hitam besar.

“Eh non Rara udah pulang,” Bi surti menyapa anak majikannya itu.

Virgo tersenyum ramah pada Bi Surti, “Bi surti, gimana kabarnya?”

“Eh ini?” Bi Surti mencoba mengingat - ingat siapa remaja laki – laki yang ada di hadapannya. Usia Bi Surti memang sudah lebih dari setengah abad. Jadi, wajar jika wanita paruh baya ini mudah lupa. Apalagi sudah  tiga tahun lamanya Virgo tidak pernah datang berkunjung ke rumah ini.

“Virgo Bi.”

“Oh Mas Virgo,” Bi Surti menepuk dahinya pelan, “ya ampun maaf mas. Maklum ya sudah tua. Ya sudah ayo pada masuk. Ini Bibi mau buang sampah dulu.” Setelah mempersilahkan mereka masuk, Bi Surti segera keluar rumah berjalan menuju tong sampah dj dekat pagar.

Virgo tampak ragu – ragu masuk ke rumah itu. Dulu, bisa hampir setiap hari laki – aki itu keluar masuk rumah kediaman keluarga besar Athallah.

“Assalamualaikum. Mah Pah, ada tamu,” Tiara yang masih berseragam sekolah meletakan tas sekolahnya di sofa ruang tamu lalu mempersilahkan Virgo duduk.

Tiara memang baru saja menyelesaikan kerja kelompoknya di rumah Desi, teman sekelasnya. Namun, ketika dia akan pulang, Virgo meneleponnya. Dia berkata bahwa dia ingin sekali menemui orang tua Tiara. Akhirnya Virgo memutuskan untuk menjemput Tiara di rumah Desi.

“Siapa Ra?” Sarah bertanya sambil berjalan menuruni anak tangga. Betapa terkejutnya wanita itu saat mendapati Virgo sedang duduk di sofa ruang tamu. Seketika wanita itu diam membeku di tempat.

“Mah, ini ada Kak Virgo mau ketemu sama Mamah sama Papah,” Tiara berdiri dari duduknya disusul Virgo yang ikut berdiri.

“Selamat malam Tante,” Virgo menjabat tangan dan mencium punggung tangan Sarah.

Sarah tidak menolak Virgo melakukan itu. Namun, wanita itu tidak membalas salam dari Virgo.

“Virgo?” Renaldi baru saja bergabung di ruang tamu. Lalu Virgo melakukan hal yang sama pada Renaldi.

Ruang tamu rumah itu lenggang sejenak. Mendapati keadaan seperti itu, Renaldi langsung memecahkannya dengan menyuruh semuanya duduk.

“Mah, Pah, ada yang mau dibicarakan Kak Virgo sama mamah dan papah,” Tiara yang duduk di samping mamanya mengawali pembicaraan.

“Bi, tolong siapkan minum ya!” Perintah Renaldi pada Bi Surti yang baru saja masuk ke rumah.

“Jadi tante, om, saya ke sini ingin meminta maaf sekaligus menjelaskan apa yang terjadi sebenarnya setelah kecelakan tiga tahun lalu,” Virgo  yang duduk berhadapan dengan Renaldi tampak gugup saat mulai
bicara.

Long WaitTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang