Flashlight [Part 3]

2.6K 232 16
                                    

Dengan wajah tertunduk, Chanyeol duduk di kursi panjang di sebuah lorong dengan penerangan cukup dari cahaya matahari yang menyusup melalui jendela-jendela besar yang berjajar di dinding. Nafasnya pendek-pendek, masih mencoba mengatur setiap detak jantung yang berdegup kencang. Matanya sedikit sembab dan kini ia sudah tak sanggup lagi bahkan hanya untuk meneteskan satu bulir air mata, karena tadi rasanya semua air mata sudah tumpah menyaksikan pemandangan memilukan kekasihnya.
Chanyeol memegangi dadanya. Rasanya sakit melihat kekasih tersayangnya meraung-raung menangis tak terkendali, mencoba meronta saat beberapa suster berusaha menenangkannya yang terus menerus berontak. Bahkan dokter sampai harus menyuntikan obat penenang hingga akhirnya ia pun diam dan mulai tertidur, dengan baris airmata yang begitu jelas terlukis di pipi mulusnya. Chanyeol pikir, siapa yang tak akan begitu terguncang begitu mengetahui kalau saat bangun ia tak mampu lagi melihat keindahan dunia ini.

Setelah mengetahui kalau Kyungsoo kehilangan penglihatannya, dokter pun segera melakukan pemeriksaan guna mencari tahu apa penyebab hal itu bisa terjadi. Suho menduga ada kesalahan prosedur ketika Kyungsoo menjalani operasi, namun dokter memastikan operasi yang dilakukan pada kepala Kyungsoo berjalan lancar dan tidak menyebabkan efek apapun seharusnya.
Sambil menunggu pemeriksaan lanjutan, dokter menyarankan semua orang terdekat Kyungsoo untuk tidak meninggalkannya dan selalu mendampingi, karena dikhawatirkan Kyungsoo yang saat ini belum mampu mengendalikan emosinya karena kenyataan pahit yang harus ia terima dengan tidak bisa melihat, dapat membuat dirinya merasa tertekan dan ngerinya bisa melakukan apapun yang diluar dugaan.

Kembali mengingat pemandangan memilukan ketika banyak suster mencoba memegangi Kyungsoo yang terus meronta sambil menangis kencang, ditambah dokter yang langsung memberinya suntikan penenang, Chanyeol hanya bisa menghela nafas panjang melepas hal yang membuatnya perih itu. Ia tak pernah sanggup melihat Kyungsoo menangis bahkan hanya karena luka kecil sekalipun. Ikrarnya untuk selalu melindungi Kyungsoo dan selalu membuatnya tersenyum bahagia dirasakan Chanyeol sudah hancur. Chanyeol merasa telah gagal menjadi seorang kekasih yang seharusnya bisa membuat Kyungsoo tidak mengalami ini.
Namun demikian, rasa bersalah yang lebih besar dialami Suho. Meski ia tampak jauh lebih tegar dan sabar melihat yang dialami Kyungsoo, tapi ia tak mampu menyembunyikan rasa bersalah yang amat dalam yang ia rasakan. Berkali-kali ia mengutuk dirinya sendiri atas apa yang terjadi pada Kyungsoo, sampai-sampai Chanyeol harus membuatnya berhenti untuk menyalahi diri sendiri. Hingga keduanya pun, khususnya Chanyeol, sepakat untuk berhenti meruntuki diri masing-masing, dan memilih berkonsentrasi mendampingi Kyungsoo.

Sesuatu yang dingin menyentuh pipi Chanyeol membuatnya sedikit mengerjap kaget. Dilihatnya ada Baekhyun berdiri di depannya, dengan memegangi satu kaleng Coke dingin yang ia tempelkan ke pipi Chanyeol.

"Baekhyun." Bisik Chanyeol dengan suara agak sedikit parau.
"Kurasa kau butuh ini. Lumayan, sedikitnya bisa untuk menenangkan diri." Kata Baekhyun.

Chanyeol mengambil kaleng Coke itu. "Gomawo, Baek." Gumamnya. Setelah penutupnya dibuka, ia pun menenggak minuman itu.
"Hasil pemeriksaan Kyungsoo dari dokter belum keluar?" Tanya Baekhyun, yang dijawab Chanyeol dengan menggelengkan kepala pelan. "Kuharap ini tidak permanen. Aku pernah mendengar beberapa kasus yang dialami pasien pasca operasi besar, salah satunya kehilangan penglihatan seperti Kyungsoo tapi itu tidak lama. Semoga saja itu memang hanya pengaruh obat dan bersifat sementara." Sambung Baekhyun, yang menyesap minuman juga.
"Kuharap begitu." Bisik Chanyeol singkat. Ia bukan tak mau atau tidak suka diganggu oleh Baekhyun saat ini. Hanya saja sejujurnya pikirannya benar-benar buntu sekarang, sama sekali tidak bisa berpikir apa yang harus dilakukan kecuali berdoa dan berharap yang terbaik dari Tuhan.
"Gomawoyo, Baekhyun." Chanyeol menoleh. "Kau masih sangat setia ikut menemani Kyungsoo disini. Begitu juga Luhan."
"Kyungsoo itu sahabatku, Chan. Kami sudah bersahabat lama bahkan ketika dia belum bertemu denganmu. Aku sudah menganggap Kyungsoo saudara kandungku juga. Apapun yang kira-kira bisa kulakukan untuk membantu, katakan saja, jangan sungkan." Baekhyun menepuk bahu Chanyeol, membuat lelaki jangkung itu tersenyum tipis bahagia.

Chansoo LifeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang