Chansoo Life

Gravitasi - Walk On Memories [Part 2]

Originally story by beth91191 on "Seikat Chansoo"

-------------------------------------------------------------

"Kliikk!"

"Kliikk!"

"Kliikk!"

Kyungsoo mengecek hasil foto yang ia ambil, dan langsung tersenyum setelahnya. Beberapa objek foto yang ia dapatkan hari ini cukup memuaskan, apalagi foto-foto tersebut ia ambil dengan menggunakan hadiah atas prestasi yang ia capai yang diberikan oleh Appa-nya.

Sebuah kamera digital.

Memang bukan kamera digital, atau kamera DSLR, atau juga kamera polaroid dengan harga yang selangit. Hanya kamera digital biasa dengan merk cukup terkenal dan dapat menghasilkan foto yang bagus dan cukup berkualitas. Kyungsoo memang tidak menginginkan sebuah kamera yang sangat bagus dan tampak mahal. Setidaknya ia dapat mengabadikan sesuatu objek yang menurutnya menarik menggunakan lensa kamera dengan resolusi cukup memuaskan, daripada menggunakan ponselnya.

Kini Kyungsoo dapat lebih leluasa menggunakan kamera digital terbarunya itu untuk mengambil gambar apapun yang bisa dijadikan objek foto. Entah mengapa Kyungsoo mulai menyukai segala hal tentang fotografi beberapa bulan belakangan ini. Ia bisa merasakan passion yang begitu menggelora ketika dengan penuh kehati-hatian mengambil sebuah objek foto. Sampai-sampai selain belajar materi pelajaran yang ada di sekolah ketika di perpustakaan, Kyungsoo juga akan membaca buku-buku tebal berbahasa lokal atau impor yang mempelajari tentang fotografi.

Sudah satu minggu ini Kyungsoo di sekolah barunya dan menjadi murid kelas satu di salah satu SMA ternama di Seoul dimana ia bisa masuk kemari karena beasiswa yang diraihnya. Otak cemerlang Kyungsoo yang terbukti dengan hasil ujian memuaskannya mampu membuat sekolah itu menerima Kyungsoo dengan senang hati untuk menjadi salah satu muridnya. Bahkan Kyungsoo ditempatkan di kelas A dimana rata-rata yang masuk kelas tersebut adalah murid-murid terpilih, mulai dari anak seorang pejabat negara, anak pengusaha sukses, anak selebritis, dan lainnya dimana saat pertama kali Kyungsoo sedikit merasa minder dengan keadaan sederhananya. Namun demikian, semua teman sekelasnya begitu mudah menerimanya untuk bergaul sehari-hari.

Kyungsoo memang dapat dengan mudah bergaul dengan siapapun, tapi ia lebih sering menghabiskan waktu sendiri dengan hobi mengambil fotonya. Jika memang tidak ada pekerjaan yang mengharuskan ia bersama teman-temannya, seperti mengerjakan tugas bersama, makan siang di cafetaria atau kegiatan olahraga, Kyungsoo lebih memilih berkeliling sekolahnya jika masih waktu sekolah, atau berjalan-jalan di lingkungan sekitar sekolah dan rumahnya untuk mengambil objek foto yang menurutnya menarik sepulang sekolah hingga sore hari.

Hari ini ia pulang lebih cepat dari biasanya karena sedang ada rapat dewan guru di sekolah, dan karena waktu masih menunjukan pukul tiga sore Kyungsoo memutuskan untuk mengambil jalan lain yang sedikit lebih memutar untuk pulang dengan tujuan mencari objek yang bisa ia ambil gambarnya. Jalan ini memang bukan jalan yang ia sering ambil saat pulang sekolah beberapa hari ini karena memang membuat jaraknya jadi lebih jauh, namun karena sekalian ingin menikmati perjalanan yang lain Kyungsoo pun sambil bersiul pelan berjalan melewati trotoar jalan itu.

"Wah itu unik sekali." Gumamnya ketika melewati sebuah taman yang penuh dengan bunga-bunga bermekaran.

Dengan antusias Kyungsoo mengambil beberapa foto dari berbagai sudut yang menurutnya akan bagus. Kyungsoo yang sudah mempelajari banyak hal tentang sudut atau angel terbaik yang harus diperhatikan ketika mengambil foto sebuah objek, dan kini mencoba mengimplementasikan apa yang sudah ia pelajari itu.
Tak peduli ia akan berpose tak lazim saat mengambil gambar, seperti saat akan mengambil foto sebuah kupu-kupu yang akan keluar dari kepompong di sebuah tangkai bunga, Kyungsoo harus merendahkan tubuhnya dengan mengangkangkan kakinya sangat lebar. Ia memang sudah belajar banyak tentang sudut pengambilan foto, tapi nampaknya belum mempelajari gerak tubuh yang pas untuk sudut foto yang akan ia ambil itu.