13. Patah Hati

162 25 20
                                    

Conor Maynard -All My love

-Selamat membaca cerita Aishila:)-

MERENUNG boleh jadi kekuatan seseorang untuk menopang perasaan jika sedang patah hati bukan? Aishila juga begitu rupanya. Sedari tadi, dia tak bisa fokus pelajaran, walaupun biasanya juga tidak pernah. Tapi ini berbeda, sungguh.

Berkali-kali Aishila hanya menatap kosong lantai kelas dengan pikiran entah mengabur kemana. Singkatnya, Aishila tau dia sedang kehilangan.

"Shil, jangan ngelamun gitu dong. Gue takutnya nanti ada setan yang malah seneng sama lo." Nadia mendorong tangan Aishila pelan.

Mendengarnya, Aishila melotot. Jelas-jelas bukan sekarang saatnya untuk bergurau. Namun, Aishila kembali menatap kosong lantai, membuat Nadia menatap iba.

***

Waktu cepat melesat, terompet pulang sudah berbunyi lantang. Aishila segera merapikan buku-bukunya dan pergi keluar kelas. Nadia terhenyak, tingkah Aishila semakin gila. Lihat saja, langkahnya terseok-seok seperti kesurupan. Ah atau...

"Shil, gue tau perasaan lo lagi sakit." Nadia telah disamping Aishila. "Tapi jangan ngeri gitu jalannya. Lo kayak zombie."

"Diem kenapa sih." Aishila menjawab ketus. Langkahnya semakin panjang dan semakin terseok-seok pula.

Nadia bergeming, lalu menghentikan langkahnya. Dia memutuskan untuk meninggalkan Aishila sendiri. Mungkin, itu akan membuat Aishila cukup untuk merenungkan segala penat yang tengah ia jalani.

Oni juga sudah memberi tahu Diva perihal Aishila yang tengah cemburu. Dan mereka juga memiliki pemikiran sama dengan Nadia.

Aishila benar-benar murung. Tiba di kamar, dia hanya menatap foto polaroidnya dengan Alan. Sekali lagi dia menangis, padahal itu jarang dilakukan Aishila. Ibu juga sedih melihat putrinya.

I keep waiting for you to come back, with all my love.

Selama itu Aishila hanya menangis dan terdiam sambil melihat fotonya. Apakah dia bisa menggapai Alan lagi? Bersahabat mungkin, atau setidaknya dekat sekali lagi ? Dia juga susah tidur. Wajah Alan terus mengiang dalam pikirannya.

Semakin lama, pipi Aishila menjadi panas. Dia menarik paksa lampu-lampu yang tertempel fotonya dengan Alan. Lantas melemparnya kasar ke lantai. Seketika pula, beberapa diantaranya menjadi pecah dan berserakan. Aishila menjambak rambutnya frustasi. Karena kondisi kamar yang sudah tidak nyaman untuk merenung, Aishila keluar rumah. Dia berlari menuju taman kompleksnya.

Di taman dia juga tidak punya selera untuk meminjam buku di perpustakaan yang sudah tersedia. Bahkan untuk sekedar duduk dan bersikap ramah pada orang saja sangat susah untuknya kali ini.

"Lagi pms, ya ? Kok bawaannya kayak marah terus." Celetuk seseorang yang tiba-tiba duduk di sebelah Aishila.

Aishila mengernyitkan dahinya, orang ini sebaya dengannya. "Siapa lo? Ngapain juga duduk di situ."

"Lah, ini kan taman. Kursi juga bebas di dudukin siapa aja elaah." Laki-laki itu menatap kedua mata Aishila. Satu kata terlintas baginya. Cantik.

"Gue dulu yang duduk sini. Pergi sono." Aishila balas menatap. Satu kata terlintas di benak Aishila. Tampan.

Jujur, ini bukanlah seperti kisah-kisah romansa remaja lainnya yang selalu mudah untuk mendapatkan pengganti ketika orang yang ditunggu tak kunjung mengerti. Ini adalah permulaan kisah diantara mereka. Aishila tertegun, mata laki-laki itu sekilas mirip dengan mata Alan. Ah, Aishila menepuk dahinya, sempat-sempatnya dia memikirkan Alan. Tapi, memang itu yang selalu ia lakukan diamana pun berada bukan? Aishila menghela napas panjang.

Aku tak ingin kau ada selamanya untukku, tapi aku hanya ingin melihatmu saja, walaupun itu tidak sekarang. Air mata Aishila sempurna jatuh kembali. Membuat laki-laki yang duduk di sebelahnya menjadi kikuk.

"Eh gue nggak php elo kok malah nangis sih?" Laki-laki itu menggaruk tengkuknya yang tidak gatal.

"Lah, bego banget. Gue cuman pengen nangis aja."

"Emang kenapa, kalau boleh tahu?"

"Doi gue udah bikin gue patah hati aja. Gue kira cuman cemburu biasa terus nanti ilang. Eh ini keterusan sampe sekarang."

______________________________________

Menantang MatahariTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang