17. Tatapan Itu

192 22 30
                                    

-Paul Jhonson-"Gausah ketipu wajah dia, dia itu badboy

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

-Paul Jhonson-
"Gausah ketipu wajah dia, dia itu badboy." -Oni Kartlight
Selamat membaca cerita Aishila:)

ARDHA menyapu wilayah SMA Pelita Nusantara. Pandangannya menyipit ketika dia merasa tengah diperhatikan seseorang. Maka, dia menoleh dan begitu terkejud ketika tahu bahwa yang tengah memperhatikannya itu adalah Aishila. Gadis yang pagi tadi berkata kasar padanya.

Namun, Aishila berbeda. Wajahnya lembut dan manis. Membuat jantung Ardha yang tadi berdetak karena benci meluruh menjadi detakan bahagia. Tapi dia segera menguasai diri. Gengsi jika terlihat bahagia.

Dan pada akhirnya, percakapan singkat mereka berakhir dengan tepukan pada bahu Ardha dan senyuman manisnya.

"Dha, gue sempet kaget kalo lo bisa sekolah di sini dan jadi adik kelas gue." Paul menemani Ardha berjalan menuju kelasnya. " Eh, tadi gue perhatiin, lo kayak udah deket sama Aishila?"

Ardha menoleh. "Enggak juga, sih. Dia dulu nyapa gue. Ya, gue bales kan."

Paul mengangguk. "Syukur lah kalo gitu."

"Maksud lo?" Ardha mengerutkan dahinya. Dan Paul hanya menggeleng sebagai jawaban.

"Ah enggak. Eh, btw lo pinter juga. Lulus tes dan bisa masuk kelas 10-3 Kelas anak-anak emas." Paul jelas sekali mengalihkan pembicaraan. Ardha sebenarnya sadar, namun dia memilih untuk pura-pura tidak tahu saja. Toh, mungkin itu juga bukan urusannya.

Ardha tersenyum. "Gue emang udah pinter dari dulu, kali."

"Banyak bacot. Udah sono lu masuk kelas, gih. Tapi inget ya, lo nggak boleh ngelirik Oni atau malah deketin dia. Lo nggak mau ngerasain rasanya dipanggang, kan?" Wajah Paul mendadak menyeramkan. Ardha baru sadar, Paul tidak sepenuhnya anak yang baik, sisi buruknya bahkan terlihat lebih dominan.

Ardha mengambil hormat. "Siap! Gue nggak akan deketin Oni!"

Mendengarnya Paul tertawa. Itu adalah saat-saat yang disukai Oni. Jika di depannya, Paul cenderung menjadi laki-laki yang kalem, pendiam, dan hanya bicara jika memang penting. Tapi, di luar sana, Paul adalah sosok berandal yang suka tertawa bersama teman-temannya. Sungguh, perbandingan yang terbalik. Oni tersentak, ketika dia kepergok tengah tersenyum menatap Paul yang teratawa.

"Daripada lo curi pandang kayak maling, mending lo jadian aja sama Kak Paul. Biar gue bisa berhenti ngejar Kak Paul yang cuek banget sama gue. Masa iya sih, gua bakal pura-pura nunggu Kak Paul sampe nggak jomblo. Karena kalo jomblo gitu, gue jadi pengen ngejar dia terus. Cepet jadian, Oon! Biar gue bisa move on dari Kak Paul!" Reisa cemberut di sebelah Oni sambil menatap Paul.

Menantang MatahariTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang