Seluruh badan mulai terlena dengan empuknya kasur merah mudaku. Membalikkan badan ke kanan, lalu ke kiri demi mendapatkan posisi yang nyaman. Saat mata ini kuniatkan terpejam, sebuah benda tak asing membuatku membatalkan niat tidurku. Aku bangkit dari rebahan, lalu meraih buku agenda yang terletak di atas meja rias di samping kasur. Tersenyum aku di buatnya.
'angkatan 14 Alumni Pondom Pesantren Al-Amanah', tulisan tebal berwarna emas begitu gagah menempel di agenda itu. Kubuka halaman demi halaman. Nasihat dari Buya, Majelis Guru, dan pengasuh pondok pesantren di awal halaman membuatku terharu. Foto bangunan-bangunan pesantren, terutama masjidnya yang gagah menjulang membuat kalbuku merindu. Saat wajah para sahabat seperjuanganku kubuka, ada banyak cerita yang terselip di kepala. Selembar demi selembar kubaca profil mereka satu per satu. Hingga akhirnya semua berlalu, aku terdiam dengan segerombolan perasaan aneh yang tak dapat kusebutkan satu per satu.
Satu kartu nama sederhana terselip di agenda tersebut. Ada sebuah nama di sana. Bukan nama itu yang membuat terharu, tetapi kata mutiara yang terukir di atasnya. Kata-kata yang teribarat air-air cantik di hamparan padang pasir.
Hello kitty ... Sempat ditinggal cinderellaku,
Matahari cerah ... Indra jiwa gelap ...
Mengapa tak kunjung kuberi tahu?Berjuta tanda tanya menyerangku aku menepis dan menggelengkan kepala, "tidak mungkin," gumanku dalam hati.
Hatiku tersapu ragu
Tentang rasa yang tak bisa kutipu
Ingin kutahu .... Tapi kumalu ....
Wahai Bintang-bintang dari kertas
Andai kata bisa diutus untuk mendatangi
Maka, dengan cinta kubertanya tegas
Adakah sama yang dia rasakan pada saat ini❤❤❤
KAMU SEDANG MEMBACA
CAHAYA CINTA PESANTREN
RomanceMarShila Silalahi yang terlahir sebagai anak yang cerdas, bahkan mendekati kata genius. Namun, ia memiliki sedikit kenakalan yang menurutnya hanya berbeda sangat tipis dengan kreativitas. meski hidup di pesantren tidak mudah, kegigihan dan kecerdasa...