Sajadah Mahaguna (1)

6.1K 158 0
                                    

Ketika imam membacakan salam setelah tahiyatul akhir, jamaah mengikuti salam menitup salam. Namun, tidak begitu dengan Ukhti Dijeh, begitu Ukhti kakak kelas satu tingkat di atas kami itu dipanggil. Nama aslinya adalah Siti Khodijah. Pada posisi yang sangat mengenaskan, ia masih terangguk-angguk dalam keadaan berdiri melipat tangan seolah-olah sedang membaca Al-Fatihah. Dengan menutup sebagian muka dengan mukenannya, ukhti Fatimah menarik-narik sarung beliau agar cepat sadar. Aku tertawa cekikikan di belakang bersama teman yang lain. Ternyata Ruqoyyah punya saingan yang tak kalah unik ketika mengantuk pada saat shalat Subuh. Jika Ruqoyyah teman sekamar kami harus berlari kecil ketika hampir jatuh saat takbiratul ihram. Ukhti Dijeh bisa bertahan dalam begitu hingga salam.

Meski dengan kepala terangguk-angguk sampai dagunya hampir menyentuh tali mukena di leher. tidak lama kemudian, Ukhti bagian pengajaran pun mengayunkan sajadah tebal ke punggung Ukhti Dijeh. Suara pukulan jitu dengan sajadah itu menggema hebat di heningan dzikir subuh. Beberapa mata sayu jadi terbelalak dibuatnya.

"Hadiah kejutan yang kabarnya amat biasa terjadi di masjid ini pada subuh hari di Pesantren Tarbiyah Islamiyah Al-Amanah. Hadiah tidak manis dari Ukhti pengajaran yang untungnya berwajah cantik. Jika tidak, pasti sudah menjadi modal mentah untuk protes kesumat kepadanya," bisik Icut ketelingaku.

❤❤❤

CAHAYA CINTA PESANTREN Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang