"Ayo, Dik, bangun semua!"
Suara seorang ukhti membangunkan kami dari tidur yang baru saja kucicip. Semua bersiap-siap pergi ke masjid dan dalam tidur singkatku tadi ada seseorang yang hadir menempatkan barang-barangnya di sampingku. Tikar baru telah terbentang di sana. Namun, pemiliknya tidak berada di tempat. Biarlah, bukankah nanti aku juga akan tahu, siapa tuan dari tikar itu. Bersama Aisyah dan Icut, aku berangkat shalat. Lalu, beramai-ramai membaca Al-Qur'an hungga akhirnya lonceng istirahat berbunyi. Ayah Aisyah mentraktir kami makan mie bakso di kantin depan. Setelah itu, kami mandi dan bersiap lagi pergi ke masjid untuk menunaikan shalat magrib.
❤❤❤

KAMU SEDANG MEMBACA
CAHAYA CINTA PESANTREN
DragosteMarShila Silalahi yang terlahir sebagai anak yang cerdas, bahkan mendekati kata genius. Namun, ia memiliki sedikit kenakalan yang menurutnya hanya berbeda sangat tipis dengan kreativitas. meski hidup di pesantren tidak mudah, kegigihan dan kecerdasa...