"Chapter 27 - Problem At Rest!"

1.6K 137 2
                                    

Karena Edwin dan Robbie akan pergi ke rumah Edwin, di pusat kota Tokyo. Athena dan Felly kembali ke Mansion berdua saja. Mereka memutuskan untuk mandi dan kembali duduk di ruang TV setelahnya.

"Sekarang kita mau ngapain..?" Tanya Felly yang sepertinya bosan.

"Aku mau nulisin semua mantra terlarang yang aku ingat dulu.." Ucap Athena kemudian memunculkan buku dan pulpen.

"Kau benar-benar mengingatnya? Kukira mantra itu hanya terucap tiba-tiba saja?" Felly Mengerutkan dahinya.

"Aku tidak tahu, mungkin aku mengingat beberapa.."

Setelah satu jam menemani Athena menulis mantra-mantra terlarang, Felly yang bosan Akhirnya memutuskan untuk pergi ke ruang latihan dibawah tanah. Athena ikut menemani Felly, Felly ingin melatih tembakan busurnya. Karena dulu Felice terbiasa menggunakan pedang, kali ini dia harus belajar lagi cara menggunakan busur mengingat senjata mereka tertukar saat ini.

Sesampainya di ruang latihan. Felly tidak langsung menggunakan Wind Arow tetapi menggunakan busur biasa. Athena ikut mengajari Felly.

"Kau harus meluruskan tanganmu, jangan sampai di tekuk.." Athena memberitahu Felly kalau posisi tangannya saat menarik busur salah itu sebabnya arah tembakan Felly terkadang meleset.

Mereka berlatih selama 2 jam tanpa menyadari kalau sejak satu jam yang lalu, terjadi kekacauan di sekolah mereka. Ada serangan mendadak mengunakan bola-bola hitam ke arah Lapangan. Dan kebetulan Sakura, Kaze, Tomoyo, dan Rio berada disana.

"Sial ada serangan.." Umpat Rio sebal. Dia sedang meminum jus sampai Tomoyo tiba-tiba menariknya karena sebuah serangan mengarah kepadanya.

"Hei kalian semua dimana Aletha...!" Ucap Ilan berteriak.

"Jawab aku atau kalian aku habisi...!" Sambungnya.

"Gawat kalau begini terus dia akan menyadari aura itu..!" Sakura bersembunyi sambil menatap Mansion.

***

1,5 jam yang lalu. Edwin dan Robbie kembali ke mansion menggunakan teknik teleportasi. Keduanya membawa camilan dan juga satu loyang pizza. Mereka mencari Athena dan Felly, mereka menemukan keduanya sedang berlatih. Mereka memutuskan untuk tidak menganggu kedua gadis itu.

Kedua gadis itu tidak mengetahui kalau Edwin dan Robbie berada di kamar masing-masing. Dan sedang mandi. Kedua gadis itu langsung berjalan pergi ke perpustakaan.

DEG!

Ke empat orang itu merasakan sesuatu yang salah. Seperti ada aura kegelapan yang sangat pekat. Athena yang paling merasakan aura itu langsung menarik Felly dan berteleportasi. Edwin dan Robbie juga langsung keluar dari kamar mereka setelah mereka bersiap, keduanya langsung berteleportasi menuju lapangan.

Sampai di lapangan Athena melihat Sakura dan yang lain sedang bertarung dengan ilan.

"Ilan." Athena menatap sosok laki-laki yang sedang dilawan oleh Sakura dan yang lain itu.

Felly menatap sosok ilan. Laki-laki gila yang dia lawan saat kompetisi itu sekarang ini tengah mengacau di sekolah mereka. Menghancurkan gedung tiga dengan mudahnya. Disana dia juga melihat Sakura, Tomoyo, Kaze, dan Rio sedang bertarung melawan ilan.

"Muncul juga kalian para The Savior, sebaiknya kalian menyerahkan Aletha atau-" Ucapan Ilan terpotong saat melihat Athena.

"Atau kau akan menghancurkan sekolah ini!?" Athena menatap ilan tajam.

Ilan terkekeh, "Aku akan membawa mu kepada Dillane-Sama agar Penyihir Hitam bisa kembali berkuasa.."

Ilan berteleportasi cepat sekarang ini dia berada di hadapan Athena, wajahnya tepat berada di samping wajah Athena, "Bukan kah kau juga Penyihir Hitam?" Ucapan Ilan di telinga Athena membuat gadis itu kesal.

"Kau!" Athena langsung menghantam Ilan dengan tinju tetapi dengan cepat di tahan oleh ilan.

"Kau tidak pernah sadar selama ini? Kau seorang penyihir hitam! Kami adalah saudara mu, jadi kau akan ikut aku.." Ilan menatap Athena dengan senyum miring.

Athena remeh Ilan, "Kau bahkan tidak memiliki darah bangsawan berani menyebutku saudara mu? Jangan bercanda..." Athena menggunakan kekuatannya untuk mendorong Ilan. Laki-laki itu tersungkur ke tanah.

Athena meremehkan Ilan lagi, dia mengucapkan kata-kata pedas yang bahkan tidak diduga oleh teman-temannya, "Kau bahkan tidak bisa menyentuh Sakura dan yang lain dengan kekuatan mu, Dasar Payah, Bodoh, Lemah, Tidak bisa di andalkan...!" Ucap Gadis itu dengan nada ketus.

Ilan menatap Athena penuh kebencian, dia tidak terima jika di remehkan seperti itu, "Kau..kau...KAU!!!" Teriak Ilan marah.

Muncul ledakan hitam.

Ternyata Felly dan yang lain sudah mengambil posisi untuk membuat portal ke dimensi Spiritual.

"Gate Portal Spiritual...!" Ucap mereka bersamaan.

Sebuah portal muncul dibawah kaki Ilan. Ilan menatap Athena dengan wajah tidak percaya. Dia dijebak sejak awal.

"Sialan kau ATHENA!!!" Teriak Ilan sambil mencoba melepaskan diri dari hisapan portal Dimensi Spiritual.

Flashback.

Ketika Ilan sibuk berteriak-teriak sambil menyerang secara acak. Dia benar-benar seperti orang gila.

"Buka gerbang Dimensi Spiritual, dia terlalu membabi buta, kita tidak bisa melawannya dengan kemampuan kita yang sekarang..." Edwin menatap Ilan yang terus berteriak-teriak memanggil Aletha seperti orang kerasukan.

Robbie mendengus malas, "Kita tidak punya pilihan lain.."

"Kami akan membantu kalian.." Sakura muncul dibelakang Edwin dan Robbie. Hal ini membuat ke empat orang penyihir itu binggung. Pasalnya mereka melihat Sakura dan ke empat temannya sedang melawan Ilan di lapangan.

"Itu hanya kloning.." Ucapan Rio menjawab kebingungan Athena dan yang lain.

"Biarkan kami membantu kalian!" Felly terlihat ragu, "Kami keturunan asli penyihir, kami Witches-Blood, sihir kami berbeda dari murid-murid di sekolah ini.." Keraguan Felly hilang seketika saat Tomoyo mengucapkan hal itu. Dia tidak menyangka kalau Tomoyo bisa membaca pikirannya.

"Aku akan mengalihkan perhatian Ilan, kalian bersiaplah di posisi kalian.." Athena berjalan kearah lapangan. Mendekati Ilan dan mencari celah agar bisa memancing emosi laki-laki itu.

Flashback Off.

Athena dan Edwin membungkuk memberi hormat, "Berkat bantuan kalian kita bisa membuka Portal Dimensi Spiritual, terima kasih..." Ucap Athena sambil membungkuk.

Sakura langsung menggeleng, "Kalian tidak perlu seperti itu! Lagi pula kita ini satu angkatan, kalian tidak perlu membungkuk." Sakura kebinggungan dia tidak pernah melihat seseorang melakukan hal ini kepadanya selama di sekolah.

Edwin menatap Athena, "Bagaimana pun kalian tetap seperti senior karena kalian keturunan asli Witches-Blood." Felly ikut memberi hormat tetapi dia langsung mengangkat lagi kepalanya.

Tomoyo tersenyum tipis, "Kalian yakin kami lebih senior dari kalian?" Ucapan Tomoyo membuat binggung ke empat penyihir itu.

Athena dan Edwin langsung mengangkat kepala mereka dan menatap ke empat penyihir di depan mereka lekat. Selintas ke empat penyihir ini tidak asing. Bahkan familiar.

Sakura mendekati Athena, "Kau akan tau jika kau menyadarinya nanti, Putri Aletha.."

Sakura langsung berjalan menjauhi Athena, Edwin, Felly, dan Robbie. Di ikuti oleh ketiga temannya yang juga membisikan sesuatu kepada ketiga teman Athena yang membuat ke empat menyihir itu mematung seolah-olah di mantrai oleh Sakura dan yang lain.

*
*
*
*
*
*
*
*

Bersambung..

Athena The Witch #2 (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang