"Chapter 39 - Nigth Of 1001 Constatello Part 1"

1K 109 1
                                    

Athena membuka matanya. Dia merasakan kepalanya sangat sakit. Tempat ini begitu gelap, ia mencoba melihat sekelilingnya dia ada dimana sekarang ini. Dia menyadari kalau dia tidak ada di kamarnya. Ini tempat asing.

"Kau sudah bangun?" ucap Seseorang membuat Athena sontak menoleh ke sumber suara.

"Siapa kau!?" sentak Athena. Dia tidak bisa melihat siapa orang itu.

Laki-laki itu menjentikkan jarinya, seketika lampu di ruangan itu menyala memperlihatkan sosok Dillane, "Tenang sayang ku ini aku."
Athena terkejut, bagaimana bisa dia ada bersama Dillane!?

"D-dillane sedang apa kau di sini?" seru Athena terkejut.

Dillane menaikkan sebelah alisnya, "Apa yang aku lakukan ini istana ku?" Athena semakin terkejut. Sejak kapan dia berada di istana Dillane!?

"Aku berhasil menculik mu, permaisuri ku," ucap Dillane sambil mengelus wajah Athena. Gadis itu segera menepis tangan Dillane.

"Jangan sentuh aku dengan tangan kotor mu itu, aku tidak akan membiarkan kau mengambil kekuatan ku, ataupun diriku!" bentak Athena. Dia memukul keras Dillane tepat di wajahnya membuat Dillane terhempas ke tembok.

Ini kesempatan yang tepat untuknya kabur. Athena bangkit dari kasur dan langsung berlari keluar dari kamar Dillane. Dillane yang masih pusing karena pukulan gadis itu langsung berteriak, "Hentikan Dia!" perintah Dillane. Dia masih mencoba menghilangkan rasa pusing karena pukulan gadis itu.

Semua prajurit yang mendengar perintah Dillane langsung mengejar Athena. Sialnya Athena, dia terkepung. Dia tidak boleh tertangkap lagi terpaksa dia menggunakan kekuatan untuk menumbangkan seluruh prajurit Dillane.

Ketika seluruh prajurti Dillane tumbang. Dillane berjalan keluar dari kamarnya. Sepertinya dia berhasil menghilangkan rasa sakit di kepalanya. Dia langsung mengejar Athena. Athena yang melihat itu langsung berlari secepat mungkin. Kepalanya masih sakit seperti saat bangun tadi. Tapi hanya ini kesempatannya untuk kembali ke Witch Castel.

Di tengah pelariannya, Viona mencegat Athena tiba-tiba. Membuat Athena sontak berhenti tiba-tiba.

"Tangkap dia Viona!" teriak Dillane dari kejauhan.

Athena membuat pelindung dibelakangnya agar dia bisa menahan Dillane sebentar. Dan dia bisa melawan Viona dengan leluasa.

"Kita bertemu lagi, Athena." ucap Viona pada Athena.

"Ini bukan waktunya untuk reuni!" Athena kelempar sebuah pisau kecil yang baru saja dia teleportasi.

Viona menghindarinya dengan mudah. Athena mengeram kesal. Dia benar-benar harus cepat, ini hampir tengah hari. Sebelum pas tengah hari dia harus keluar dari teritori penyihir hitam.

Viona melesat mendekati Athena. Athena menghindar dan mengikat Viona dengan rantai dari air. Lebih baik dia kabur dulu. Urusan Viona dan Dillane belakangan.

Krek! Plash!

Pelindung Athena pecah. Menyadari hal itu Athena langsung berlari lagi. Ini seperti bermain kejar-kejaran. Athena berlari, dia sampai di gerbang dan melihat sapu terbang dia langsung mengambil dan menaikinya lalu terbang.

Dia menoleh menatap Dillane yang masih juga mengejarnya. Gadis itu berdecak sebal. Sapu yang dia gunakan adalah sapu biasa, tidak bisa lebih cepat lagi. Di saat seperti ini lah dia berhadap Afira muncul secara tiba-tiba.

"Berhenti atau ku Serang!" ancam Dillane.

Athena mengacuhkan itu dan terus saja menatap ke depan. Merasa di abaikan, akhirnya Dillane menyerang Athena dengan melemparkan 4 pisau kecil ke arah ke dua bahu, dan kedua kaki Athena. Disaat yang bersamaan Athena menyerang Dillane dengan rantai membuat Dillane terlilit dan terjatuh dari sapunya. Pisau yang di lempar Dillane mengenai sasarannya bahu, dan kaki, membuat keseimbangan Athena goyah, tapi dia terus memaksa terbang.

***

Keadaan di istana memburuk. Sudah sejak pagi The Wars memerintahkam seluruh prajurit untuk pergi mencari Athena termasuk di teritori Penyihir Hitam. Tetapi mereka mendapat kabar kalau teritori penyihir hitam di lindungi oleh barrier.

"Sial! Perintahkan beberapa prajurti untuk menjaga di sekitar barrier teritori penyihir hitam!" bentak Raja Alex. Kondisi sekarang ini benar-benar buruk.

Tiba-tiba saja Athena muncul dengan keadaan luka parah dan jatuh dari sapunya di tengah-tengah ruang pertemuan dimana para the wars, dan teman-temannya sedang berkumpul memberi laporan.

Edwin melompat dan langsung menangkap Athena.

"Athena!" seru Semuanya.

Edwin yang menyadari kalau ada pisau yang menancap di bahu dan kedua kaki Athena langsung menariknya. Athena meringis kesakitan ketika Edwin melepaskan pisau itu dari bahu dan kedua kakinya.

Setelah itu tanpa berfikir lagi Edwin langsung membawa Athena ke kamarnya. Semua langsung mengikuti Edwin, Raja Alex memerintahkan seluruh prajurit untuk kembali ke istana karena Athena sudah di temukan. Tepat saat Edwin meletakan tubuh Athena di atas kasur.

Teng! Teng! Teng!

Lonceng tanda tengah hari pun berbunyi.

Athena menutup matanya. Seketika itu juga Rambutnya berubah menjadi pirang, dan mengeluarkan cahaya yang sangat terang hingga menyilaukan mata, ketika sinar itu menghilang Athena membuka matanya dan matanya berubah menjadi ping. Semua luka bekas pisau Dillane juga hilang, walaupun begitu rasa sakitnya masih ada.

Raja Alfian meminta semua menjauh dari Athena. Dia tau tahap pertama sudah dimulai. Sebuah sinar putih yang sangat terang tiba-tiba saja keluar dari tubuh Athena. Sinar itu membuat kaget semua orang, jika mereka tidak menutup mata mungkin mereka akan buta.

Ketika sinar itu menghilang Athena terbatuk.

"Uhuk! uhuk!"

Semua langsung mendekati Athena.

"Langkah pertama selesai Athena tinggal 1 langkah lagi." ucap Alfian mengingatkan.

"Iya, Ayah." lirih gadis itu.

"Semuanya tinggalkan Athena sendiri,  dia perlu beristirahat." ucap Raja Alfian meminta semua untuk keluar dari kamar Athena. Walaupun begitu tetap saja beberapa dari mereka khawatir.

Menyadari ke khawatirkan mereka Raja Alfian berkata, "Tidak perlu khawatir, dia aman." Mendengar ucapan Raja Alfian mereka langsung keluar dari kamar Athena.

***

Edwin menghadap keluar jendela kamarnya.

Dia mengutuk dirinya sendiri karena tidak bisa menjaga Athena. Hatinya sakit melihat Athena kesakitan seperti tadi. Ini tidak benar. Dia menangisi ketidak mampuan-nya melindungi Athena. Rasanya ingin sekali dia mengantikan posisi Athena. Kenapa tidak dia saja? Kenapa harus Athena? Apa salah gadis itu sebenarnya?

"Maafkan aku, Athena..."

*
*
*
*
*
*
*
*
*

Bersambung..

Athena The Witch #2 (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang