18

1.1K 73 11
                                    


DON'T WANNA CRY ~ SEVENTEEN

HAPPY RIDING^^

FLASH BACK MODE ON

Dika meninggalkan ruangan dimana Ayahnya dirawat,karena merasa kesal dengan adiknya.Entah kenapa Dika tidak menyukai Herman,sejak dari sang Ayah menyuruh Ingga untuk belajar memplajari bisnis dengan Herman.Dika merasa Herman akan menggantikan sisi Ayah nya nanti.Tidak ingin berburuk sangaka tetapi pasti itulah hasil akhirnya.

Ia memilih duduk di taman Rumah Sakit, berharap Herman tidak mengejarnya.Tetapi semua yang dia inginkan tidak terjadi,dan benar saja Herman sudah duduk di sampingnya.

''Kenapa kesini?''tanya Dika ketus .

Herman belum menjawab ,ia hanya mengembangkan senyum menawan nya.Dika yang merasa aneh memilih diam.Sekitar 10 menit berlalu akhirnya Dika bosan dengan pak tua di sebelahnya.Dika memutuskan untuk berdiri meninggalkan tempat itu.

"Om tau kamu tidak menyukai om Dika"

Baru saja Dika melangkah,langkah nya harus terhenti oleh ucapan Herman.

"Tau?bagus deh, trus knapa om masih aja datang masuk ke kehidupan keluarga saya?" jawab Dika sambil bejalan kembali ketempat semula.

"Om sudah berjanji Dika,jauh sebelum kamu terlahir di dunia ini perjanjian Om sama Papa mu sudah sangat lama dan saat inilah Om akan membuktikan Janji itu untuk Papa mu''

''Jauh sebelum kamu terlahir, kami membuat sebuah janji jika Om dan Papa kamu menikah dan sudah mempunyai keluarga,baik Om maupun Papa kamu harus saling membantu satu sama lain"Herman menghentikan pembicaraan nya sampai disitu,seperti ada setuatu yang mengganjal di hati nya,namun itu adalah kenyataan yang harus di beritahu kan nya pada Dika saat ini.

"Kamu ingat? Adik mu dulu? Dia koma selama 2 tahun?karena Jantungnya"

Herman kembali diam,begitu pun Dika,Dika memilih untuk mendengarkan

"Istri Om bersedia mendonorkan Jantungnya untuk adik kamu Dika, apa kamu tidak berfikir?apa alasan istri Om melalukan itu?kenapa dia bersedia? Dia bersedia mendonorkan jantungnya untuk adik kamu dan meninggalkan Om dan anak Om?'' nada bicara Herman mulai sendu.

"Itu semua karena papa kamu banyak berkorban untuk keluarga Om,di saat om terkena musibah,pertemanan kami tidak di ukur dari apapun,dan satu hal yang harus kamu tahu, Sebelum Papa mu mengalami kecelakaan dia memerikan pesan pada Om"

"Jika aku tidak berada di sisi anak dan istriku,aku ingin meminta mu menggantikan itu semua, rawat anak-anak ku seperti kamu merawat anak mu, jaga istriku sama seperti kamu menjaga istrimu dulu,lindungi mereka dan kasihi mereka"itu adalah pesan terakhir sebelum Papa mu mengalami kecelakan.

Dika yang tidak percaya dengan kata-kata Herman pergi begitu saja meninggalkan sahabat Ayahnya itu.

FLASH BACK MODE OFF

Masih terngiang di telinga Dika,ucapan Herman pagi kemarin,apa benar ucapan Herman tentang perjanjian itu dan pesan dari sang ayah.

"Eh Ga itu adek lo bukan? Kok ngelamun?'' Tanya Aidan sambil menunjuk Dika.

"Lah iye knapa si kunyuk atu bengong gitu"jawab Ingga

"Di samperin elah si Ingga,malah di liatin aje"tegur Ezlin

Ingga tidak menghiraukan perkataannya dan malah melemparkan bola Basket yang berada di tangan nya kea rah Dika.

Dannnn ....

RAIN [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang