Banyak yang aku alami di stasiun sebelumnya
Tawa, canda, air mata
Hingga ikhlas mendorongku tiba
Stasiun 23
Aku sampai dengan penuh luka dan noda
Berharap syukur dapat meringankannya
Bermimpikan sukses yang berlimpah
Istimewa
Tidak hanya bersambut doa kerabat dan keluarga
Tapi juga nikmat Ramadhan di depan sana
Meski begitu, ramai stasiun begitu hampa
Memercik semburat takut pada batin dan raga
Apa yang bisa dilakukan?
Apa yang akan terjadi?
Akankah melanjutkan perjalanan?
Atau terhenti di sini?
Aku tahu aku tidak abadi
Maka refleksi diri patut dilakoni
KAMU SEDANG MEMBACA
Pena Bengkok
RandomSekumpulan coret-coretan, sajak, puisi, atau apalah kalian menyebutnya, dari orang iseng yang mencintai segala kata. Sebagian adalah tulisan lama. Enggak akan cepet nambah, karena ketergantungan akan kapasitas otak yang overdosis kerja. Semoga mengi...