0.2✨

7.4K 430 13
                                    

Sorry for typo.
Jan lupa voment gengs;*


Orang itu tersenyum dan mengulurkan tangannya pada Hinata.

"Bangunlah, dulu. Setelah sampai di rumahmu akan aku perkenalkan diriku." katanya berusaha meyakinkan.

Hinata menggigit bibir bawahnya ragu. Menurut dirinya, orang yang ada di depan tubuhnya adalah orang asing yang tak ia kenal. Atau mungkin, ia kenal tapi, ia melupakannya. Bisa saja kan?

"Jangan khawatir, aku bukan orang jahat kok."

Dengan gemetar, Hinata menerima uluran tangan itu. Ragu memang untuk percaya begitu saja tapi, mengelak pun ia pasti takkan bisa.

Orang itu merangkul Hinata dan membimbingnya untuk berjalan pulang.


Disisi lain, Neji tampak berjalan mondar-mandir dari arah satu ke arah yang berlawanan selama dua jam lamanya.

Dia begitu cemas dengan adiknya yang tak kunjung pulang setelah sebelumnya, sang ayah membicarakan suatu hal pada adiknya itu secara empat mata. Hatinya tambah kalut karena hujan deras yang entah mengapa tak mau berhenti sejak beberapa saat yang lalu.

'Sebenarnya apa yang Tou-sama bicarakan dengan Hinata?' Batin Neji penasaran.

Ia ingin sekali mencari sang adik. Jangankan hujan, meski harus mencari hingga langit ketujuh pun Neji akan tetap mencari sang adik sampai dapat. Tapi, lain halnya kali ini. Ia sungguh tak berdaya karena sebagai penerus, ia di tuntut untuk menjalankan banyak tradisi klan yang aneh dan merepotkan(?) lho?

'Dimana kau, Hinata?'

Neji memandang jauh dari derasnya hujan dari jendela dengan mata sayu. Tiba-tiba...

Brak.

Neji menoleh, mendapati Kou —penjaga rumahnya, berdiri di ambang pintu dengan nafas tersegal-segal.

"Neji-sama. Hinata-sama sudah kembali." Ujar Kou sembari mengatur nafasnya.

Kedua netra perak Neji membulat sempurna. "Dimana dia sekarang?"

"A-ada di kamarnya, Neji-sama. Hinata-sama pulang diantar oleh seseorang." tutur Kou dengan kepala menunduk.

Neji langsung memikirkan banyak spekulasi dikepalanya. Ingatan Hinata amat buruk saat ini, tapi mengapa sampai bisa pupang diantar orang lain? Apa mungkin saja Hinata mengingat orang itu?

"Siapa orang itu?" tanya Neji sembari menganbil langkah, diikuti Kou yang mengekorinya.

"Saya kurang tahu, Neji-sama."

Neji berdehem singkat, seolah memerintahkan Kou untuk berhenti mengikutinya. Untunglah laki-laki itu paham benar tabiat seorang Hyuga Neji.

Di dalam kamar, Hinata tertidur di balik selimut tebal yang menutupi tubuh mungilnya hingga leher. Setelah berganti pakaian dan perban, ia langsung diperiksa oleh dokter keluarga Hyuga yang kebetulan akan melakukan pemeriksaan rutin pada semua orang di rumah besar itu tanpa terkecuali.

"Kenapa bisa begini?" Tanya sang dokter, Shizune.

Lawan bicaranya menatap Hinata sendu. "Dia mengguyur dirinya di tengah hujan." katanya lurus.

Shizune menggeleng tak percaya
Ada-ada saja tingkah Hinata. Padahal dulu gadis itu tak pernah melakukan hal merepotkan seperti itu. Ia terlalu mandiri dan selalu tak enak hati bahkan untuk sekedar meminta bantuan dari orang lain.

The Ring | SasuHinaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang