1.6

1.4K 131 5
                                    

Jan lupa tombol bintangnya gengs:*

Mereka mengerutkan dahi begitu mendengar pertanyaan Hinata yang cukup aneh. Sayangnya tak ada yang ambil pusing, bahkan Sasuke sendiri langsung membawa gadis bersurai indigo itu untuk duduk di meja lain.

"Kau baik-baik saja?" tanya Sasuks tanpa menyembunyikan kekhawatirannya.

Hinata menggeleng, menggenggam lebih erat lagi tangan si bungsu Uchiha demi menetralisir kecemasan dan kegelisahannya yang kian menggunung.

"Apa kita perlu ke dokter?" tanya Sasuke, lagi. "Kau tampak kurang baik, Hinata."

Tapi tidak. Hinata tak ingin semua usahanya hingga sampai disini sia-sia. Gadis itu tak mau beranjak, membuat Sasuke mau tak mau pun tetap berada disana.

"Bisakah. Bisakah kau mengusap kepalaku?" pinta Hinata dengan mata berkacanya.

Ia tak tahu mengapa tapi ia ingin Sasuke melakukan itu padanya.

Dan Sasuke sendiri terpaku, tampak tak percaya dengan permintaan yang keluar dari bibir gadis manis didepannya ini.

Perlahan tangannya terulur untuk mengusap kepala Hinata. Agak sedikit ragu memang, tapi melihat bagaimana akhirnya wajah cantik itu mulai menunjukkan gurat ketenangan Sasuke menjadi mengusapnya penuh perhatian.

Ia takut Hinata kembali terluka, kembali harus merasakan sakit yang membuatnya sesak. Sasuke tak suka itu apapun alasannya.

"Kau datang jauh kesini. Apa ada hal penting?"

Kedua netra amethys itu menatapnya dengan raut yang sulot dimengerti. Ada banyak sekali emosi yang tak mampu Sasuke baca dengan sekali lihat, apalagi tangan putihnya yang bergetar membuat Sasuke banyak menafsirkan sesuatu disini.

Laki-laki berambut emo itu tersenyum lembut, menguatkan genggaman sebelah tangannya. "Tidak apa-apa. Aku disini." ucapnya lugas.

"Aku rasa. Aku... ingatanku makin terlihat. Aku banyak mendapat gambaran beberapa saat."

Hinata menundukkan kepalanya, menghindari benar kontak mata dengan si bungsu Uchiha yang tak lain adalah tunangannya.

Pikirannya berkecamuk antara percaya pada laki-laki itu sepenuhnya atau memendam apa yang ia dapatkan sendirian.

Hinata tak ingin membebani Sasuke dengan segala spekulasinya, tapi Hinata pun memerlukan seseorsng untuk mau mendengarkan dan memberinya sedikit kekuatan agar mengingat.

"Tidak apa-apa, Hinata. Kau bisa menceritakan semuanya kepadaku." tukas Sasuke lembut.

Entah harus berekspresi apa sekarang karena emosinya yang terkadang tak stabil mengingat semua luka yang pernah Hinata dapatkan beberapa bulan lalu.

Gadis itu mendongak, menatap langsung sepasang onyx yang menatapnya dengan serius. Netra yang tak terbayang diingatannya yang buruk. Tak ada kebohongan dsri sorotnya, bisakah Hinata bertanya dan menumpahkan semuanya pada Sasuke?

"Maukah kau menceritakan masa laluku? Siapa saja teman-temanku? Dan mungkin... apa yang sebenarnya aku lakukan beberapa bulan lalu sebelum ditemukan hampir meregang nyawa." kata Hinata dalam satu tarikan nafas.

The Ring | SasuHinaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang