1.8

1K 97 9
                                    

"Kau sudah menemukan arah pembicaraan kita sebelumnya?"

Suara dengan nada mengejek yang begitu ketara membuat Sasuke mendengus, meski tak urung melirik acuh pada si empunya suara.

Siapa lagi jika bukan Yuichiro? Si sulung dari keluarga Hyakuya yang tabiatnya berbeda jauh dari Mikaela.

Coba saja ia tak mengingat bagaimana kebersamaan mereka yang sama-sama berjuang dari bawah dan terbebas bersama dari dunia bawah. Dengan keyakinan penuh saat ini Sasuks sudah mencekik laki-laki itu sampai menghembuskan nafas terakhir.

"Kau tahu benar maksudku, Sasuke. Jangan berpura-pura bodoh begitu." gerutu Yuichiro yang tak mendapat respon berarti dari lawan bicaranya.

Padahal ia sudah memberi petunjuk pada Sasuke. Tak mungkin jika sang Uchiha itu tak mencari detail dari perkataannya, terlebih selain dirinya ada Shikamaru yang ikut menyelidiki kasus Hinata.

"Petunjukmu terlalu sedikit." singkat Sasuke.

Kedua netranya bahkan tak menatap Yuichiro, tetap terfokus pada layar ponselnya yang menampilkan sebuah game online.

"Bahkan jika Shikamaru sudah menemukan beberapa bukti sekalipun, itu tidak akan membuktikan siapa dalangnya sebelum ingatan Hinata kembali." lanjutnya yang sedikit dibenarkan logika keduanya.

Yuichiro meliriknya sinis. "Cih, cerewet." gerutunya sembari melemparkan bantal sofa.

Hal itu sontak membuat ponsel Sasuke terlepas dari kedua tangannya.

"Enyah saja kau Hyakuya!" desis Sasuke tak habis pikir.

Ya memang sih, Yuichiro itu meski bertampang keren, dingin-dingin ala novel fanfiksi tapi kenyataan yang ada kelakuannya terlalu abstrak dan membuat jengkel.

Tapi apa? Bahkan meski aura membunuh menguar dari Sasuke sekalipun, laki-laki itu hanya menggedikkan bahu dan meminum soda digelasnya santai. Seolah-olah tak ada yang terjadi.

"Kalian sedang ribut?"

Suara Mikaela datang bersamaan pintu yang terbuka lebar.

Yuichiro langsung meletakkan gelasnya dan beranjak memeluk saudara kembarnya itu penuh suka cita.

"Ah Mikaaaa~ Akhirnya kau pulang kerumah juga. Sudah puas bermain-main?" tanyanya dengan nada sinis yang tak mampu disembunyikan.

Mikaela langsung mendorong kakaknya itu dan menyernyit jijik. "Menjauh dariku." ujarnya.

Laki-laki dengan kuliat pucat itu mengambil duduk tak jauh dari Sasuke dan menatap dua sahabat itu bergantian.

"Kalian bertengkar?" tanyanya menunjuk bergantian Sasuke juga Yuichiro yang nampak beraura suram.

"Kau menguping?" tuduh Yuichiro dengan mata menyipit.

Suaranya yang bagaikan pengeras suara disekolah itu membuat Mikaela harus mempertebal kesabaran.

Andai ia lahir lebih dulu, sudah ia tampar bibir Yuichiro yang setiap berbicara tak pernah disaring sama sekali.

"Sebaiknya kau sadar diri dengan suaramu itu, Yuu." desis Mikaela mencoba tak memulai pertengkaran.

Yuichiro terkekeh. "Lihat siapa yang berbicara."

Keduanya mulai saling bertatapan, seolah-olah ada arus listrik yang tersambung diantara keduanya.

Memikirkan kedua anak kembar yang akan saling meledakkan diri itu, Sasuke menyimpan ponselnya. Memilih beranjak dihari yang sudah siang ini.

"Aku akan menjemput Hinata. Dan Shikamaru akan tiba disini 15 menit dari sekarang." ucapnya melirik sedikit pada jam tangan.

The Ring | SasuHinaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang