2.5

2.6K 111 18
                                    

Tubuh Hinata melemah drastis. Tenaga yang sebelumnya ia dapatkan seolah menguap tanpa sisa.

Tak hanya dirinya, tapi semua yang berada disana ikut terpaku dengan apa yang sudah terjadi.

Trak.

Karin melempar asal pistol ditangannya ddngan gemetar. Wajahnya sudah pucat pasi mepihat banyaknya darah menggenang dibawah tubuh Sasuke.

Ia bahkan tak percaya telah melepaskan timah panas itu pada seseorang yang sesungguhnya sangat ia cintai.

"S-sasuke.." racau Karin disertai tatapan kosongnya. "Aku m-membunuh Sasuke?" lanjut gadis itu seolah tak percaya.

Naruto mengusap wajahnya kasar, sedih sekaligus tak tahu harus bersikap seperti apa pada kakak sepupunya itu.

Ini semua terlalu rumit untuk dicermati sekali lagi. Tentu saja. Kejadian yang ada begitu cepat, bahkan ia begitu bodohnya tak mampu mencegah hal yang tak diinginkan kembali terjadi.

"Tidak!! Tidak Sasori!! Arrrgh."

Teriakan lain dari Shion yang terjebak delusinya membuat gaduh ruangan tanpa ventilasi udara itu.

Mata pucatnya memerah menahan tangis kepedihan. Bayang-bayang bagaimana Sasori tertembak oleh dirinya sendiri kian berputar bak film lawas yang membuatnya kesetanan.

Hampir saja ia menerjang tubuh berlumur darah si bungsu Uchiha, untunglah drngan sigap Ino memeluk saudari kembarnya seraya terisak.

"Kita harus pergi, Shion." lirih Ino memeluk erat gasis bermata pucat itu.

Shion memberontak. "Aku tidak mau! Aku akan menemani Sasori disini! Lepaskan!" teriaknya melengking.

Kiba yang ada disana segera membantu Ino menyeret gadis bermata pucat itu. Keadaan yang tidak sesuai harapan mereka menandakan sesuatu yang tak baik. Mereka harus secepatnya keluar dan pergi sejauh mungkin.

Disisi lain tangisan Hinata mulai terdengar memilukan. Nampak sekali gadis itu sangat terguncang dengan pemandangan didepannya ini.

"Sasuke. Sasuke bangunlah! Ini semua tidak lucu, Sasuke." panggil Hinata, berusaha sekuat mungkin menekan segala sesak dalam dadanya.

Tak ada pergerakan ataupun nafas teratur dari laki-laki itu. Sasuke hanya terbaring tenang seolah tak ada suara apapun disekitarnya.

Tidak.

Hinata tak bisa melihat ini terus-menerus. Sasuke harus segera sadar dan tetap berada didekatnya. Bersama dengannya seperti yang selalu mereka janjikan dulu.

"A-aku. Aku bahkan sudah mengingatmu, Sasukw. Mengapa kau berniat pergi seperti ini?! Bangun Sasuke! BANGUN!" teriak Hinata dengan histeris.

Naruto yang melihat itu langsung berjalan cepat, masih cukup linglung memahami dimana seharusnya ia berada. Namun ia juga tak bisa melihat Hinata yang memang sudah banyak mengalami masalah harus tetap terikat disaat orang yang dicintainya berlumuran darah di depan mata.

Brugh.

Ikatan itu terlepas, bersamaan dengan tubuh Hinata yang meluruh disamping tubuh Sasuke.

Gadis itu mencoba meraba hidungnya, namun naas tak ada kegiatan bernafas sama sekali disana. Jantungnya. Hinata tak tahu lagi harus berkata apa.

Mungkin peluru itu menembus bagian dimana jantung Sasuke berada.

Ia membungkam mulutnya, menahan segala isakan keras yang keluar dari bibir tipisnya. Menahan segala sesak yang kian menumpuk dalam dada.

"Aku tidak melakukannya. Aku tidak membunuh Sasuke. Hinata yang melakukan itu. Ya, dia pembunuh Sasuke." seru Karin sembari menjambaki surai merahnya. "Dia membunuh orang yang kucintai! Aaarrrgh." lanjutnya kesetanan.

The Ring | SasuHinaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang