Jan lupa tombol bintangnya gengs:*
Laki-laki yang berdiri didepan gedung tak lantas menuju atap. Meskipun emosinya sudah tak bisa dibendung, ia tak ingin gegabah menyelamatkan Hinata kali ini.
Ya, untuk kesekian kalinya hal yang sama menimpa gadis manis tersebut sekalipun bisa saja ini tak lebih sulit dari sebelumnya.
"Kalian! Buat tuan putri ini menjadi cantik dan mempesona! Aku tunggu kabar baik dan buat dia semakin CANTIK setelahnya! Hahahaha."
Tawa itu. Ah, tangannya sudah gatal sekarang. Apa yang akan mereka lakukan pada gadisnya kini. Sial.
Puk.
Karena waspada, laki-laki itu menodongkan pistol pada seseorang yang menepuknya. Orang itu berjengit dan mengangkat kedua tangan.
"Santai, Sasuke. Ini aku." Ujar orang itu.
Sasuke menghela nafas dan memandang kelima orang itu sebal. Mengagetkan saja, pikirnya.
"Bagaimana dengan Hinata-chan?"
Satu-satunya gadis diantara mereka memandang penuh khawatir pada Sasuke, pasalnya bukan sekali dua kali gadis iyu diculik seperti ini.
"Kupikir mereka ingin bermain-main denganku." Desis Sasuke.
"Sudahlah. Ayo kita bergerak." Celetuk laki-laki berkuncir nanas disana.
"Tunggu." Sang berwajah pucat membuka suara, membuat mereka berhenti.
Ada suara helikopter dari atap gedung. Ada dua kemungkinan sekarang, entah sang pelaku melarikan diri sendirian atau membawa serta Hinata yanh disanderanya.
Ugh, opsi kedua membuat mereka geram.
"Sai! Periksa sisi belakang." Tunjuk si rambut nanas.
Laki-laki berkulit pucat itu mengangguk dan mengendap kedalam pintu menuju belakang gedung. Meski sedikit personil, mereka sudah cukup berpengalaman menangani ini. Yah, setidaknya kegagalan hanya pada kejadian beberapa saat lalu.
"Lee! Kau urus bagian depan, awasi saat Neji datang kemari."
"Baik. Aku akan disini dengan penuh semangat masa muda!" Seru Lee berkobar, ia paling senang dengan misi seperti ini sekalipun dalam medan yang berat.
"Kau, aku, Gaara, dan Matsuri akan langsung menuju atap."
Ketiganya mengangguk, si rambut nanas cukup pintar memegang peran dalam strategi.
"Dan juga, bersiaplah Matsuri. Kau harus cekatan."
"Ha'i Shikamaru-nii."
Lantas keempatnya menaiki tangga demi tangga yang ada disana, tak ada halangan berarti saat ini. Bahkan, tak ada penjagaan khusus seperti kejadian-kejadian sebelumnya.
"Ketenangan ini membuatku gila." Desis Shikamaru dengan belati kecil ditangannya.
"Bukankah boss sangat baik memberikan kita mainan seperti ini? Hahaha."
"Ya. Wajahnya cantik, dan akan makin cantik lagi jika warna merah memenuhi wajahnya. Hahaha."
Rahang Sasuke seketika mengeras, apa yang akan mereka lakukan dengan wajah Hinata.
"Tenang, Sasuke!" Ujar Gaara.
"Cih!"
Sasuke melengos sambil berdecih kesal, ia tak tahan dengan diam-diam begini. Tapi jika ia langsung menyerang, resikonya akan jauh lebih tinggi.
'Sial.'
oOo
"Hei kau! Kemudikan yang cepat! Kenapa kau lambat sekali, hah!!"
Ino dan Tenten menutup telinganya sejak lima menit yang lalu. Sejak mobil yang mereka tumpangi melesat dari kediaman Hyuga, Neji selalu berteriak marah-marah dan mengguncang badan Naruto yang menjadi pengemudi.
Laki-laki berambut panjang itu sangat frustasi karena sang adik yang baru sembuh langsung dikabarkan diculik.
"Jika sampai adikku kenapa-napa, akan kuhajar kau karena membuat aku terlambat datang! Cepat."
"Bagaimana aku bisa mengemudi dengan cepat jika kau terus menyiksaku Nii-san!" Seru Naruto tak terima.
"Dasar payah! Bilang saja kau tak bisa mengemudi cepat!" Ejek Neji.
"Khe, jika begitu lepaskan! Kau membuatku sulit mengemudi!" Balas Naruto.
Keduanya berdebat yang membuat mobil tersebut berjalan sangat lambat.
"BERHENTI!!"
Teriakan nyaring dari Ino yang terkenal cempreng membuat mobil berisi empat orang itu langsung berhenti mendadak.
Kepala Neji terpentok dashboard sedangkan Ino dan Tenten menabrak belakang kursi peneumpang depan.
"KELUAR SEKARANG!!" Perintah Ino dengan wajah memerah.
Kedua laki-laki itu menurut, keluar dari dalam mobil diikuti Ino dan Tenten yang melakukan hal serupa.
Mereka bertukar posisi. Berubah Tenten yang menyetir dengan brutal meski tetap hati-hati.
Menyalip kendaraan demi kendaraan yang ada adalah salah satu keahliannya. Jangan tanyakan kenapa bisa begitu. Karena mereka punya kemampuan pada bidang masing-masing, dan inilah keahlian Tenten.
"Haah, senang rasanya beraksi kembali seperti sekarang! WOHOOO!" Seru Tenten disela kegiatannya menyetir.
"HUAAAA!"
Bukan Ino yang berteriak. Sungguh, sekalipun gadis itu alay lebay dan sebagainya, justru sekarang seorang Yamanaka Ino sangat tenang.
"Ku kira mereka bukan laki-laki." Celetuknya.
Tenten terkekeh ringan, mengemudi lebih kencang sepertinya menyenangkan.
"Tenten! Kau membuatku seperti berada diantara hidup dan mati! HUAAA!"
Naruto histeris sendiri dibelakang sambil berpelukan dengan Neji. Hampir saja kedua gadis itu terbahak, apalagi ekspresi Neji yang biasanya sangar sekarang terlihat sangat pucat.
"A-aku merasa mu-al. Hueek!"
"Jauhkan badanmu dariku Neji-nii!!"
oOo
Saya ingin meminta maaf karena baru bisa update cerita ini🙇
Beberapa waktu lalu akun ini tidak bisa saya buka, saya mohon maaf jika ada yang kecewa dan sebagainya. Selamat membaca!
Kalian juga bisa lihat akun baru saya intanchn10^^
KAMU SEDANG MEMBACA
The Ring | SasuHina
Fiksi PenggemarHanya karena sebuah cincin, semuanya hancur berantakan!/Mind to RnR?