2.1: 4 AGUSTUS 2017

136 13 1
                                    

-BINGUNG-

'kamu bikin aku bingung, tapi kamu juga bikin aku seneng'
.Patrisia Arselita.


***

Hari ini aku sudah melewati masa MPLS, MPLS sudah berakhir, dan artinya aku sudah bebas dari kegiatan MPLS yang rasanya seperti di penjara.

Sebenarnya jika MPLS dilakukan di dalam kelas, aku mungkin tidak akan merasa setersiksa ini.

Tapi sayang sekali MPLS tetap saja dilakukan di luar ruangan.

MPLS dilakukan di lapangan basket yang panasnya minta ampun.

Ahh.. Tapi sudahlah, lagipula siksaan itu sudah selesai.

Sebenernya bukan siksaan sih, tapikan aku anak manja yang tidak biasa diperlakukan seperti itu.

"xa.." panggil seseorang sambil menepuk bahuku.

Aku yang tadinya berjalan di koridor sekolah untuk menuju kelasku akhirnya berhenti sejenak lalu menengok, melihat siapa yang barusan memanggilku.

Dan ternyata itu Devin..

Iyaa.. Devin yang waktu itu menggenggam tanganku walaupun kami belum saling kenal.

3 hari terakhir ini kami cukup dekat, walaupun kami tidak satu gugus saat MPLS, tapi Devin selalu mencoba untuk dekat denganku.

Contohnya dia sering menghampiriku saat istirahat, atau kami berjalan bersama saat berangkat sekolah dan pulang sekolah.

Walaupun kami hanya berjalan dari parkiran ke lapangan atau dari lapangan ke parkiran, tapi kurasa karna hal itulah kami menjadi semakin dekat.

"kok tadi nggak nunggguin gue??" tanya Devin.

Aku terdiam, aneh juga sih.. Kenapa harus nungguin dia??

"kenapa harus??" tanyaku balik.

Devin tersenyum kecil, dan aku akui senyumnya itu sangat manis.

"bukannya kita selalu bareng yaa kalo ke sekolah??" tanya Devin sambil mengerling ke arahku.

Aku bingung juga kenapa dia mengerling.

"gue ke sekolah bareng kakak gue" jawabku dengan santai.

"maksud gue.. Kita kan biasanya bareng masuk ke sekolah, lo bareng Alzo kan cuma sampai parkiran" jawab Devin.

"ohh" kataku karna aku bingung harus menjawab apa.

"terus tadi kenapa nggak nungguin gue??" tanya Devin sambil menarik tanganku agar kami bisa berjalan beriringan.

Masih sama, aku tetap membiarkan dia menggenggam tanganku sambil berjalan disampingnya.

"yaa gue kan nggak tahu lo udah masuk apa belom, jadi yaa gue jalan sendiri" jawabku sambil terus berjalan di sampingnya.

Sebenarnya berjalan bersama Devin ini cukup sulit, dia kalau jalan cepet, sementara aku kan jalannya pelan.

"yaa lo kan bisa lihat motor gue, kalo motor gue nggak ada yaa berarti gue belom masuk" ucap Devin sambil terus berjalan.

"yaa kali gue musti cari motor elo di antara banyaknya motor punya murid di sekolah ini" jawabku.

Devin terdiam, tapi masih terus menggandeng tanganku dan berjalan di koridor sekolah.

Sebenarnya aku agak curiga dengan murid di sekolah ini, kenapa mereka suka memperhatikan aku.

Setiap aku lewat, mereka pasti melihatku, tidak peduli aku berjalan sendiri, berjalan bareng kak Alzo, atau berjalan dengan Devin.

3 YEARSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang