8.1 : 26 MEI 2018

50 3 5
                                    

—Pain—

"pain, but i won't let it turn into hate
no, i won't let it change me"
.Youth— Shawn mendes-Khalid.


***

Sebulan berlalu semenjak kejadian saat itu.

Aku memang sering bertemu Devin di sekolah, tapi semua tidak sama lagi. Saat bertemu aku tidak pernah mau menyapanya. Aku hanya sesekali melihat ke arah Devin, lalu berpura-pura tidak melihat ketika Devin balas menatapku.

Entah apa yang aku inginkan, tapi rasa kecewaku pada Devin sudah terlalu besar.

Selama di sekolah aku hanya di kelas, lalu ke kantin ketika jam istirahat bersama Sheila. Saat pulang aku selalu bersama kak Alzo.

Tidak ada lagi berangkat dan pulang sekolah bersama Devin.

Yaa, rasanya sedikit kehilangan.

Aku tidak munafik dengan mengatakan jika aku tidak memikirkan Devin selama ini. Aku selalu memikirkan cowok itu ketika aku sedang tidak ada kegiatan, maka dari itu aku selalu berusaha mencari kegiatan.

Selama ini aku hanya bercerita pada Sheila tentang masalah Devin. Aku tidak bercerita pada kak Alzo ataupun kak Aldrich. Tapi kurasa kak Alzo sudah mengetahui semua masalahku.

Baiklah. Aku memang tidak boleh terlalu terpuruk pada keadaan. Aku memang sedih dan.. Aku merasa kehilangan.

Yang aku rasakan setiap bersama Devin adalah kenyamanan. Tanpa aku sadari rasa nyamanku sudah berubah menjadi rasa sayang kepada cowok itu. Dan rasa sayang itu sekarang melebihi batas. Yaa, rasa sayang yang berlebih. Aku tahu rasa ini belum bisa disebut cinta, tapi rasa sayangku pada Devin sudah terlalu kuat.

Aku seharusnya tidak terlalu memikirkan masalah ini, jadi sekarang aku memutuskan untuk pergi keluar rumah. Mungkin hanya jalan-jalan di pusat perbelanjaan bersama sahabat SMP ku.

Dulu saat di SMP, aku punya 2 sahabat. Semuanya laki-laki.

Yang satu sekarang meneruskan sekolah di Perancis, sementara yang satu lagi lebih memilih sekolah di desa sambil menemani neneknya.

Kami bertiga terpisah.

Tapi meski begitu, kami tidak pernah putus hubungan.

Bahkan hari ini aku berencara jalan-jalan bersmaa sahabatku yang sekolah di Perancis. Hari ini dia pulang ke Indonesia jadi kamu memutuskan bertemu.

Aku rindu sahabatku. Aku rindu pada saat dimana kami masih bersama.

Jujur aku sangat rindu masa-masa itu.

Dan mungkin pertemuan kami hari ini akan mengurangi rasa rinduku dan sedikit mengalihkan pikiranku dari Devin.

Tapi bagaimana bisa aku mengalihkan pikiran dari Devin di saat seluruh pikiranku hanya tertuju padanya??

Yaa Tuhan.. Aku tidak percaya jika aku sudah jatuh terlalu dalam. Aku terbiasa dengan keberadaan Devin. Selama sebulan tanpa Devin rasanya.. Rasanya seperti ada yang hilang..

***

"udah lama nunggu??" tanya pada Keenan, sahabatku.

Aku baru sampai di cafe tempat kami janjian, tapi aku melihat ada 2 gelas jus yang kosong di atas meja.

Yaa, aku terlambat.

"lama Xa.."jawab Keenan.

"maaf yaa.. Gue kena macet tadi.." jelasku sambil tersenyum.

"gue nunggu sampek perut gue kembung, kebanyakan minum jus kali yaa??"

Aku tersenyun geli saat mendengar perkataan Keenan.

3 YEARSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang