—Pengakuan—
'Tidak dipercaya saat kita sedang membutuhkan kepercayaan memang sangat menyakitkan'
.Patrisia Arselita.
***
Kemarin aku tidak bertemu Devin di sekolah. Aku harap hari ini juga tidak. Tapi harapanku tidak terkabul.
"coklat buat lo.." kata Devin sambil mengulurkan coklat dengan kemasan yang sangat aku kenal. Aku suka coklat itu.
"hari ini tepat setahun kita kenal.. Yaa, meskipun gue udah tahu elo dari lama, tapi kita baru kenal deket setahun lalu" kata Devin.Aku masih diam saja. Tiba-tiba aku ingat kejadian waktu itu. Aku kecewa. Cowok itu berlagak seperti tidak pernah terjadi apa-apa. Seperti dia tidak pernah melakukan kesalahan. Setidaknya dia harus minta maaf 'kan??
"gue tahu lo suka coklat.." kata Devin. Aku tetap diam.
"okee.. Gue minta maaf" kata Devin ketika aku tetap diam.
Dan apa katanya?? Maaf?? Semudah itu??
"gue ada urusan mendadak, Xa. Gue nggak sempet kabarin elo" kata Devin.
"cuma buat chat aja lo nggak sempet?? Coba lo pikir, gue nunggu dan lo ada urusan mendadak. Enak banget hidup lo, yaa??" kataku.
Devin ganti terdiam.
Aku tahu saat ini kami sedang menjadi pusat perhatian para murid. Tapi yaa sudah, aku mana peduli. Urusanku dengan Devin belum selesai.
"yaa makanya gue minta maaf.."
Enak banget ngomongnya..
"maafin gue yaa.. Gue bener-bener ada urusan, Xa. Kalo lo nggak percaya, lo boleh tanya Sheila.."
Sheila??
Sedekat apa hubungan mereka sehingga Sheila selalu terlibat dengan urusan Devin??
Terakhir mereka bilang mereka hanya berteman. Sheila pernah menjadi anggota geng Devin.
Baiklah. Terserah saja sih. Lagipula sekarang
aku bukan siapa-siapa Devin lagi."Xa, kamu percaya 'kan??"
Setelah aku pikir-pikir, sejak dulu sapaanku dan Devin sering berubah-ubah. Kadang lo-gue, kadang aku-kamu.
Terserah sih. Siapa yang peduli pada sapaan??
"gue punya hak apa buat nggak percaya, Vin?? Lagian walapun lo nggak dateng waktu itu, gue bisa apa?? Marah?? Gue siapa emangnya, Vin??"
Devin terdiam.
"udahlah.. Udah lewat juga. Gue maafin.." kataku pada akhirnya.
Percuma juga kalau masih menyimpan dendam. Tidak ada gunanya. Lebih baik aku memaafkan, lalu semuanya akan semakin membaik seiring berjalannya waktu.
"coklatnya??" tanya Devin sambil mengulurkan coklat yang sejak tadi dia bawa.
Aku tersenyum lalu menerima coklat dari Devin.
Sudahlah. Semua akan baik. Yaa, semua akan membaik.
"gue bener-bener minta maaf, Xa. Gue nggak ada maksud bikin lo nunggu waktu itu. Sebenernya juga gue udah mau minta maaf dari lama, tapi rasanya nggak enak kalo minta maaf lewat chat, mau dateng ke rumah lo, tapi gue bener-bener nggak bisa. Ada hal yang harus gue lakuin.." kata Devin.
Aku ingin bertanya hal apa yang dia lakukan. Tapi apa hakku?? Apa Devin juga akan menjawab ketika aku bertanya?? Dulu saat masih pacaran saja Devin punya rahasia yang nggak pernah dibagi denganku, apalagi sekarang.
KAMU SEDANG MEMBACA
3 YEARS
Teen Fiction3 Tahun.. Selama 3 tahun kamu memberiku banyak rasa.. Rasa bahagia saat mencintaimu dan dicintai olehmu.. Rasa senang saat bersamamu.. Rasa sakit saat menyadari bahwa kamu bukan hanya untukku.. Rasa sesak saat tahu bahwa semua harus berakhir.. Rasa...