Lifiansya PoV
Setelah bell pulang sekolah aku berniat mencari buku diaryku yang hilang di sekitar sekolah karena tadi aku mencari dikelas tidak ada.
Saat aku akan keluar kelas tiba-tiba ada yang menarik ku ke ujung koridor, saat aku mendongak dan mendapati Riko yang sedang menatap ku sambil tersenyum.
"I-ko?" Panggil aku heran karena bingung kenapa dia menarik ku ke ujung koridor (lagi)
"Mau pulang?" Tanya Riko lembut yang membuatku bingung.
Saat aku akan menjawab tiba-tiba hp ku berbunyi dan menampilkan nama ayah, aku pun langsung mengangkatnya.
"Ayah udah di depan?"
"Iya aku kesana"
Aku pun memutuskan panggilannya dan pamit kepada Riko untuk pulang duluan. Aku tidak jadi mencari buku diary di sekitar sekolah karna aku yakin pasti sudah ada yang mengambilnya. Aku sudah pasrah jika yang menemukannya membaca isi diary ku.
Saat aku akan masuk mobil tiba-tiba Riko menahanku.
Sejak kapan dia mengikutiku?"Permisi om saya Riko temannya Lifi, saya mau izin minjem Lifi sebentar buat diskusi soal pelajaran boleh? Saya janji akan pulangin Lifi dengan utuh" ucap Riko pada ayahku.
Ini maksudnya apa?
"Oh boleh tapi jangan pulang kemaleman ya"
Aku kaget, kenapa ayah dengan mudah mengizinkan aku pergi bersama Riko?
"Siap om. Kalo begitu permisi, selamat siang om" ucap Riko dengan nada sopan.
"Siang. Lif ayah pulang yah" pamit ayah yang kubalas dengan anggukkan.
Setelah ayah pergi aku menatap Riko bingung.
"Kita mau diskusi apa? Kelas kita kan beda" tanyaku"Gue mau ngajak lo jalan"
Ucapan Riko membuatku benar-benar kaget.
"Jalan berdua?" Tanya ku saat Riko menarik ku kedalam mobilnya.
Riko hanya berdehem sebagai jawaban dan dia pun mulai menjalankan mobilnya.
"Kita mau kemana?" Tanyaku pada Riko setelah 10 menit keadaan hening dalam mobil.
"Ke taman?" Riko menjawab dengan nada bertanya.
"Oke" jawabku kemudian kembali hening dan sampai lah di taman kota yang mulai ramai di jam 2 siang seperti ini.
"Duduk yu?" Ajak Riko saat kita memasuki area taman yang kubalas anggukan.
Kita pun duduk dibawah pohon rindang yang sejuk di siang hari yang lumayan panas ini.
"Gue ngajak lo kesini mau balikin buku diary yang kemaren sabtu ketinggalan di kursi koridor ujung"
Ucapan Riko membuat ku kaget dan tegang dalam waktu bersamaan.
"Semoga dia ga baca" aku berharap dalam hati.Dengan hati-hati aku pun bertanya apa dia membaca isinya atau tidak, kalau iya mati aku bakal bikin Riko ilfeel dan jauhin aku.
"Ka-ka-mu ba-ca is-i nya?" Tanyaku terbata-bata karena aku takut mendengar jawabannya.
"Iya" jawab Riko singkat yang membuat ku ingin pingsan di tempat, aku pun menunduk dalam enggan untuk menatapnya.
"Maafin aku ko" ucapku dengan pelan.
"Ngapain minta maaf?" Tanya Riko yang menghadap kearahku.
"Aku udah lancang nulis kamu di diary aku, dan maafin aku udah lancang buat sayang dan suka sama kamu, dan maafin aku juga selama ini suka merhatiin kegiatan kamu dan bikin kamu ga nyaman. Maafin aku Iko" aku berucap dengan suara bergetar menahan tangis.