Kamu lagi duduk santai di ruang tamu sambil baca majalah, eh tiba-tiba ada tangan yang mukul bahu kamu.
"Apaan sih pake mukul-mukul segala?!"
Kamu noyor kepala Daniel, yang ditoyor malah manyun.
"Ck, masa gitu doang sakit sih (y/n)?"
Ini adek ga tau diri banget sih. Jelas-jelas dia lebih muda dari kamu malah seenaknya manggil ga pake embel-embel 'kak'.
Dan apa tadi bilangnya? Ga sakit? Dasar bego, tenaga cowok sama cewek beda, Daniel.
"Heh panggil aku kakak, aku lebih tua dari kamu" protes kamu.
"Beda 3 tahun doang kok" jawabnya enteng.
"Itu peraturan di rumah ya, minta dibilangin ke ayah?"
"Eh jangan dong (y/n)-- eh kak" Daniel nya malah cengegesan.
"Aku kakak kamu, yang artinya aku lebih tua dari kamu, jadi panggil aku kakak, mengerti?"
"Iya kakak, iya"
"Nah begitu baru bagus"
Kamu lanjut fokus ke majalah yang tadi kamu baca.
"Kak, ke luar yuk?" ajak Daniel.
"Daniel, lebih baik kamu cari pacar saja, kamu tidak malu jalan kemana-mana sama kakak terus?"
Ganteng gini masih jomblo. Ya, itu Daniel.
"Ngapain coba malu jalan sama kakak sendiri?" tanyanya balik.
"Ya kamu itu sudah dewasa Daniel, setidaknya carilah pasangan mulai sekarang. Apa perlu aku buat spanduk depan rumah bertuliskan 'Bagi yang ingin menjadi pendamping hidup Daniel silahkan mampir ke rumah' ga lucu kan kalau begitu?"
"Gila kak"
"HEH! MULUT DIJAGA YA"
"Aduh kakak jangan teriak, telinga gue sakit"
Kamu mendengus mendengarnya.
"Ayok dong kak keluar, udah lama ga jalan sama kakak, ntar gue traktir kok"
"Aku punya uang sendiri"
Oh itu jelas, kamu kan udah kerja, udah punya penghasilan sendiri.
"Ck. Emang kakak ga jenuh gitu sama pekerjaan kakak?"
"Aku memang jenuh Daniel, tapi itu pekerjaan ku"
Kamu bangkit dari duduk kamu di sofa, sambil beresin majalah yang barusan kamu baca.
"Kak mau ke mana?"
"Kamu yakin mau ngajak aku jalan dengan pakaian aku seperti ini? Makanya aku ganti baju dulu"
"Gue tunggu di depan kak?"
Kamu mengangguk.
"Kamu ngajak aku jalan tapi ujung-ujungnya hanya ke kafe?"
"Ya gue kan tau kalo kakak udah keseringan ke mall, ngapain juga ntar disitu? Malesin nonton juga, ya disini ajalah ngopi sambil nyemil"
"Terserah kamu saja"
Kamu lanjut minum kopi yang sudah kamu pesan.
"Kak, ngomongnya kalo sama gue jangan aku-kamu dong kak, kaku banget sumpah"
"Ya suka-suka aku lah" jawab kamu.
"Ya tapi ningrat abis kak kalo gitu"
"Ningrat mana aku sama mama hah?"
"Ningrat mama lah kak. Udah jangan ditiru mama, mama ngomongnya saya-anda yang bikin telinga gue sakit sendiri dengernya"
"Saya mengerti, anda tidak perlu mengatakannya"
"KAK! NGOMONG GITU LAGI GUE TAMPOL LU"
Please Daniel, ini di kafe bukan di rumah, ga malu diliatin orang? Kamu ketawa aja ngeliat Daniel yang teriak gitu.
"Enggaklah Daniel, ya kali aku ngomong gitu, dikatain abis-abisan nanti sama teman-teman aku"
"Kak, gue mau curhat"
"Curhat aja Daniel, ngapain nanya?"
"Gue suka cewek, udah gue tembak, tapi dianya malah nolak gue kak"
"Ihh kasian deh adeknya kakak" kata kamu sambil ketawa.
"Lu kakak gue bukan sih?"
"Ya kakak kamu lah Daniel"
"Ishh ga guna curhat sama kakak"
Yah, malah ngambek ni anak.
"Saran kakak sih cuman dua. Kalau kamu memang cinta sama dia, kamu harus berjuang, biar dia nolak kamu ratusan kali, itu bukan jadi masalah seharusnya buat kamu"
"Terus saran satunya?"
"Kalau dia memang sudah punya orang lain kamu jangan jadi tikungan, ga sudi aku punya adik berwujud anjing tikungan"
"Ya tapi dia itu belum punya pacar kak----" dan bla-bla-bla, ngoceh mulu si Daniel.
Udahlah, hari ini memang hari spesial. Pertama, diajakin Daniel jalan, dan kedua, berakhir dengerin curhatannya dia.
KAMU SEDANG MEMBACA
You & WANNA ONE (✔)
Fanfiction"this story contain about you and wanna one!" [status ; finished] @MIS0LAND, 2017