#AKU ADALAH HUJAN: Part 15 Pacaran

321 16 0
                                    

'Aku adalah hujan
Jika kau tidak suka Maka berteduhlah'

Hari ini Dina tidak diantar Dino kesekolah melainkan dijemput oleh Kevin. Suatu kebahagian banget buat Dina, Kevin seorang most wanted boy disekolah mau menjemput Dina yang seorang siswa biasa aja, tidak ada hujan tidak ada angin Kevin mau maunya menjemput Dina yang dimana rumah mereka berbeda arah.

Dengan ekspresi bingungnya Dina menaiki motor gede Kevin menuju sekolah mereka. Tidak ada percakapan diantara mereka. Biasanya Dina akan mengeluarkan pertanyaan-pertanyaan untuk Kevin seperti wartawan. Tapi kali ini bibirnya bungkam merasa bingung dengan suasana seperti ini. Jantungnya tak berhenti berdetak dengan cepat. Sepertinya jantungnya sedang berlari maraton. sejak mengetahui kalau Kevin sudah ada di depan rumahnya dengan motor gedenya.

Mereka sampai disekolah dengan selamat. Dina mencoba menghiraukan Kevin. Setelah mengucapkan terimakasihnya Dina langsung meninggalkan Kevin diparkiran. Dan Kevin hanya mengacuhkan itu.

Dina berjalan cepat menyusuri koridor sekolah menuju kelasnya. Sedari tadi nafasnya berhembus tidak teratur. Jantungnya masih berlari maraton. Pipinya sudah memerah bagaikan tomat rebus. Berlebihan sih tapi begitulah kalau sedang jatuh cinta, apa lagi cintanya sudah tumbuh membesar. Meskipun itu tindakan yang sebenarnya tidak begitu istimewa tapi hati Dina meletup letup seperti popcorn.

Sesampainya Dina dikelasnya, dia menghampiri Nita yang selalu sudah nagkring dikelas dengan earphone ditelinganya.

"OMG... Nit cubit gue,,, cubit" Nita yang bingung dengan ucapan Dina langsung mencubit lengan kanan Dina dengan keras

"Arrrggghhh sakit bego"

"Lo sendiri yang nyuruh gue nyubit lo"

"Berarti ini bukan mimpi dong"

"Lo ngomong apaan sih, mimpi apaan?" Tanya Nita penasaran.

"Sumpah demi apapun. Gue dijemput kak Kevin "

"APA?!"

"Ssstttt kagak perlu teriak bego" kata Dina sambil membekap mulut Nita.

"Tangan lo bau taik"

"Serius?" Tanya Dina mencium telapak tangannya.

"Gak ah, tangan gue wangi. Wangi parfum kak Kevin malah"

"Kok bisa si Kevin jemput lo, udah jadian lo ?" Tanya Nita penuh curiga.

Dina menggeleng cepat. "Terus?" Tanya Nita lagi.

"Mana gue tau, kenapa kak Kevin tiba-tiba udah nangkring depan rumah gue, terus bilang ke bang Dino, dia mau jemput gue" jelas Dina.

"Lo gak nanya?" Dina menggeleng lagi.

"Heuh bodoh. Kenapa kagak nanya onta" Nita menoyor kepala Dina pelan.

"Jantung gue gak karuan deket-deket dia. Gue mendadak kayak limbat kagak bisa ngomong"

*

"No. Gue tadi liat adek lo berangkat bareng Kevin" tanya Pepra.

"Iya"

"Tumben amat tu anak mau jemput cewek" kata Angga.

"Udah mup on kali dia" timpal Pepra.

"Mungkin" kata Dino.

"Lo ngomong singkat amat, lagi ngirit lo No" Dino menatap Pepra dengan tatapan datarnya.

"Sariawan kali Pra" timpal Angga.

AKU ADALAH HUJANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang