#AKU ADALAH HUJAN: Part 22

110 13 3
                                    

3 Tahun kemudia

Setelah kejadian di rooftop itu Dina tak pernah berkomunikasi lagi dengan Kevin, saling sapa pun tidak. Sepertinya Kevin menjaga jarak dengan Dina begitupun dengan sebaliknya.

Kevin juga kembali dekat dengan Nara. Dan Nita masih setia menjadi sahabat Dina ya meskipun tak sedekat dulu dan mungkin karena ada tembok pembatas yaitu Nara. Tentunya masih ada Rena yang mensuportnya.

Sebenarnya bisa saja Dina bersahabat dengan Nara tapi ya mungkin Nara enggan untuk lebih dekat dengan nya.

Sudahlah Dina hanya butuh sendiri untuk merenungi dirinya dan bermuhasabah.

Dan selama 3 tahun ini juga Dina menghabiskan waktunya untuk memperbaiki dirinya dan mencoba melupana Kevin. Dengan Nita dan Rena yang tentu saja selalu menemani. Dina sangat bersyukur memiliki sahabat yang selalu mensuport semua keputusan yang Dina ambil. Walaupun awalnya Nita kecewa karna Dina memilih keputusan untuk mengakhiri hubungannya dengan Kevin, tapi akhirnya Nita menghargai semua keputusan Dina.
.
.

Nah disinilah Dina saat ini di kampus negri di Daerah kota kelahirannya. Inginnya sih Dina kuliah di jogja ditempat eyangnya tinggal tapi sang Bunda melarang itu.

Suasana kampus begitu sangat ramai mungkin karena ospek terakhir untuk mahasiswa baru.

Menjadi mahasiswa baru Dina harus ekstrak sabar menghadapi para senior-senior yang amat sangat menyeramkan. Tapi Dina mengikuti acara ospek dengan sangat hikmat dan mengikuti aturan yang ada.

Hari ini hari terakhir Dina menjalankan ospek. Cukup melelahkan sebenarnya tapi Dina hari ini sudah ada janji dengan Rena untuk pergi ke perpustakaan kota. Dan Rena juga kuliah ditempat yang sama dengan Dina.

Cuaca hari ini juga tidak terlalu mendukung kemungkinan akan turun hujan. Dina dan Rena sedang duduk di salah satu kursi yang ada diperpustakaan. Dengan meja yang penuh dengan buku, entah untuk apa Rena mempelajari buku yang menurut Dina tidak terlalu penting untuk saat ini seperti buku kehamilan yang saat ini tengah Rena baca.

"Ren, lo serius baca buku hamil?" tanya Dina

Rena mengangkat kepalanya menatap Dina dengan anggukan kepala "iya kenapa emangnya?"

Melihat gelagat Dina yang mencurigainya Rena langsung menyela pikiran buruk Dina
"plis deh Din lo jangan mikir macem-macem, gue lagi gak hamil saat ini" Rena mengerlingkan matanya dengan dengusan kecil.

"Ya abis buat apa lo baca buku kayak gini" Dina menatap Rena heran.

"Sebenarnya gue lagi curiga sama Mami, kayaknya Mami gue lagi hamil deh. Dan gue gak mau punya adik lagi Din" Kata Rena sambil merengek seperti anak kecil

"Lah bagus dong kalo Mami lo hamil, lo kan jadi gak sendirian Ren. Harusnya lo juga Happy bukan malah khawatir kayak gini"

"Nah itu dia, berarti gue bukan anak satu-satunya lagi dong. Dan lagi dengan umur gue yang udah segini harusnya bukan punya adik tapi punya anak" Dina hanya tersenyum sambil menggelengkan kepalanya. Merasa lucu dengan kekhawatiran sahabat satunya ini.

"Inget umur Ren, masih 19 tahun masih cocok punya adik bayi. Udah ah gue mau pulang bentar lagi ashar Bunda udah whatsapp in gue dari tadi" Dina beranjak dari duduknya tapi saat melihat kearah jendela ternyata diluar tengah hujan deras, dengan amat terpaksa Dina kembali duduk ditempatnya.

"Kenapa?" tanya Rena sambil menaik turunkan alisnya

"Diluar hujan ternyata" kata Dina dengan cengirannya.

"Nikmati ajalah lagian buru-buru amat si kayak punya suami aja lo" Dina hanya tertawa menanggapi ocehan Rena.

Sudah satu jam hujan belum berhenti juga. Dan Rena juga masih asik dengan buku-buku yang sejak duajam lalu dia baca.

"Ren balik yuk" Ajak Dina

"Bentar nanggung nih dikit lagi"

"Udah sore banget ini" Dina merasa perasaannya tidak enak. Dalam hatinya terus beristighfar untuk menenangkan kegelisahannya.

"Din, ayok" Kata Rena.

Mereka berjalan beriringan keluar dari perpustakaan. Entah kebetulan atau takdir diambang pintu perpustakaan ada Nita dan seseorang yang sampai saat ini Dina hindari.

"Nitaaa" Panggil Rena seraya lari menuju Nita dan Kevin, yap Kevin yang saat ini tengah bersama Nita, laki laki yang sangat Dina hindari sekaligus Dina rindukan.

Dina masih berdiri ditempatnya. Perasaannya sungguh tak karuan. Ingin rasanya lari dari tempat ini menembus hujan diluar sana supaya tidak melihat wajah kevin yang selama ini Dina rindukan

'Yaallah kuatkan hati hamba'

.
.
.

TBC

Assalamualaikum readers
Apakabar??? Setelah sekian lama gak apdet akhirnya bisa juga nulis dengan nahan ngantuk sebenarnya ini hahaha
Maapkan jika terlalu pendek

Tapi alhamdulillah masih ada yang mau baca cerita ini :")

Adakah yang kangen dengan kelanjutan cerita #AAH ???

Terimakasih yang sudah membaca cerita ini jangan lupa Vote and coment untuk mendukung aku dalam menulis cerita selanjutnya 😊

AKU ADALAH HUJANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang