Susah emang kalau suka sama cowok tapi hati dia bukan untuk kita, apalagi yang gagal move on kayak Kevin. Dina harus banyak banyak bersabar memperjuangkan cintanya untuk Kevin. Sekarang Nara udah balik lagi ke Indonesia Dina harus lebih ekstra bersabar dan mungkin suatu saat nanti dia harus Ikhlas kehilangan Kevin.
Pagi ini Dina tidak seceria pagi pagi sebelumnya, mata sembab, hidung merah, rambut yang tidak di sisir. Itu semua karena memikirkan Kevin. Untung saja dikelas belum ada siapa siapa, pasalnya Dina berangkat sekolah pagi pagi sekali bahkan belum ada siapa siapa disekolah hanya ada Pak satpam, bahkan osis pun belum ada yang berkeluyuran disekolah.
Hatinya sakit melihat Kevin memeluk Nara sore kemarin, entahlah Dina tidak bisa menyembunyikan rasa sakit hatinya. Andai saja Dina bisa mengatur isi hati Kevin dia tidak akan segelisah ini. Tapi mau gimana lagi Dina tidak bisa melakukan itu karna hak dia hanya sanggup mencintai Kevin. Dan Kevin. Entahlah hati dia untuk siapa.
Waktu semakin berjalan sekolah sudah mulai ramai Nita juga udah ada disamping Dina dengan beribu ribu pertanyaan yang dia lontarkan atas penampilan Dina saat ini.
"Sumpah ya, karna cinta orang bisa lupa gimana caranya tidur, nyisir, bedakan"
"Gak mood tidur gue, nyisir, bedakan apalagi"
"Din, jangan gini lah belum tentu si Kevin minta balikan sama Nara"
"Nita gue yakin kalo hati Kevin bukan buat gue, gue cuman dijadiin pelampiasan dia doang"
"Lo gak tau dalemnya Kevin, Din dia gak kayak gitu. Gue seneng denger lo pacaran sama Kevin, berarti dia udah bisa lupain Nara. Pikiran lo itu salah besar Din"
"Lo gak tau aja kemarin Kevin peluk Nara erat banget, Nit" mereka saling berdebat gak sadar sedari tadi ada Kevin didepan pintu masuk kelas Dina.
"Lo gak ngerasain jadi gue Nit, jadi jangan sok tau tentang isi hati gue" Dina melangkahkan kakinya keluar kelas semua teman temannya tak ada yang berani mererai mereka.
Dina menghentikan langkahnya saat melihat Kevin yang tengah berdiri didekat pintu keluar. Tanpa basa basi Kevin membawa Dina menuju rooftop sekolah tempat biasa dia dan teman temannya nongkrong.
"Din, maafin aku soal kemarin" Dina tak berkutik lidahnya seakan kelu tak bisa bicara apa apa.
"Aku tau aku salah, maafin aku" Dina masih diam. Gak tau mau bicara apa.
"Aku gak tau perasaan aku kayak gimana sekarang, yang aku rasain aku senang Nara balik ke Indo. Tapi hati aku sakit liat kamu lari ninggalin aku kemarin"
"Kasih aku waktu untuk menenangkan hatiku Din. Aku sayang sama kamu" Kevin pergi maninggalkan Dina. Air mata Dina gak bisa di bendung lagi. Hatinya sakit melihat Kevin pergi.
"Aku lebih sayang kamu Vin" katanya dengan isak tangisnya.
****
Dina sudah memperbaiki penampilannya, tidak seburuk pagi tadi setidaknya dia mau menyisir rambutnya dan memoles sedikit bedak pada wajahnya berkat paksaan Nita.
"Selamat pagi, anak anak kalian kedatangan teman baru. Silahkan masuk"
Seorang gadis berambur panjang yang diikat satu dibelakang masuk kedalam kelas dengan senyum manisnya.
"Silahkan perkenalkan nama kamu"
"Hallo nama aku Nara Natasya, semoga kita berteman baik"
Dina dan Nita membelalakan mata mereka. Terkejut dengan kedatangan Nara disekolah mereka.
"Nara kamu bisa duduk di belakang meja Nita dan Dina.
Nara melangkahkan kakinya menuju meja kosong di ujung kelas.
"Hai Nita"
"Nara lo gak bilang mau sekolah disini"
"suprries" bisiknya pada Nita.
Nita menatap Dina takut takut dia kenapa kenapa. Dina hanya memasang wajah datarnya tidak berniat menyapa Nara.
Bel istirahat berbunyi. Semua siswa berhamburan menuju kantin. Lain halnya dengan Dina. Setelah kedatangan Nara moodnya semakin memburuk.
"Ayolah Din kekantin. Isi perut emangnya lo gak laper"
"Gak Nit, gue gak laper" kata Dina penuh penekanan.
"Ya udah Nit, Dina gak mau kekantin biar lo sama gue aja"
"Yaudah sana, gue pengen sendiri" kata Dina pergi keluar kelas.
"Nar dia itu sahabat gue, mana bisa gue ninggalin dia yang lagi sedih"
"Emang gue bukan sahabat lo Nit" Nita menghembuskan nafasnya pelan.
"yaudah ayo kekantin" Nara tersenyum cerah mendengar ajakan Nita.
Dina melangkahkan kakinya menuju rooftop tempat dia ditarik oleh Kevin tadi pagi. Setelah hampir sampai Dina mendengar samar samar orang tertawa dan ngobrol. Sampai diambang pintu masuk. Dina melihat ada Angga dan Pepra sahabat Kevin.
"Din, sini" Panggil Pepra yang melihat kearah Dina.
Dengan senang hati Dina menghapiri 2 cowok yang tengah duduk itu.
"Kenapa muka lo suntuk begitu?" tanya Angga
"Gak kenapa napa kok"
"Jangan bohong. Cerita aja sama kita "
" Gak mood cerita gue""Kenapa sih, ada masalah sama Kevin?"
"Emang keliatan banget ya muka gue kalo lagi ada masalah"
"BANGET" ucap keduanya.
"Kompak banget si, sweet kalian Haha"
"Mulai deh mulai" Dina gak henti henti nya tertawa melihat ekspresi jijik Pepra yang menatap Angga.
"Cara tertawa lo keliatan banget lagi sedihnya" sahut Angga.
"Gue tuh bingung sama perasaan Kevin, kemarin gue liat dia peluk Nara erat banget, sampai dia lupain gue kalo gue ada dibelakang dia"
"Gue bingung sih sama kisah cinta kayak gini. Apalagi si Kevin susah banget di tebaknya. Dia mau sedih mau seneng ekspresi mukanya gitu gitu aja gak bisa di tebak"
"iya bener"
"Tadi pagi yang bikin gue kaget, Nara sekolah disini dan satu kelas sama gue"
"HAH?" teriak keduanya, Dina menyernyitkan keningnya.
"seriusan?" Dina mengangguk mantap.
"Lo harus banyak sabar Din, Nara pasti nempel terus sama Kevin"
"Bukan cuma Kevin yang bakal di ambil Nara. Nita juga kayaknya"
"Tenang masih ada gue sama Pepra yang gak bakal di ambil Nara"
"HAHAHA bisa aja lo Kak"
"Gak usah ketawa kalo harus maksain, gak enak didengernya" Dina tersenyum kecut mendengar ucapan Pepra.
Makasih banyak Kak Angga Kak Pepra, udah bikin hati gue sedikit terhibur. Batin Dina
Tbc
Uuuuuu akan kah Nara merebut Kevin dan Nita dalam hidup Dina?
Jangan lupa vote and coment gaiss
KAMU SEDANG MEMBACA
AKU ADALAH HUJAN
Teen Fiction- Nama nya Andina kirani, umur 16 thn, baru mau masuk SMA. moga aja di SMA dia dapet jodoh yak, biar kagak jones terus. udah bosen katanya dinistain abang dia terus gegara jomblo. Dari kelakuannya yang nyablak, lambat laun berubah menjadi pribadi ya...