III

2.6K 341 6
                                    

Jiyong menghentikan mobilnya didepan pintu utama, seperti biasanya, meminta seseorang memarkirkan mobilnya dan masuk lewat pintu utama, sudah dua hari ia tidak melihat lisa jadi ia pikir hari ini hidupnya akan aman. Dengan penuh semangat, jiyong berjalan ke lift dan naik 1 tingkat untuk keruang bermain, menemui adik agensinya, song mino. Pagi tadi mino menghubunginya dan meminta untuk bertemu dan membicarakan tentang pekerjaan mereka. Jiyong tiba diruang brrmain dan melihat tablo juga teddy yang tengah bermain billyard dan menyapa hyungnya itu

"Hai hyung," sapa jiyong

"Hai, ikut bermain?" Balas teddy

"Anniyo, aku akan menemui mino, dia disini?"

"Ah sepertinya menonton drama nam joo hyuk yang baru,"

"Memang drama itu tayang pagi?"

"Dia menonton rekaman episode minggu lalu," jawab teddy

"Ohh... baiklah aku kesana dulu ya," jiyong melewati 2 meja billyard lainnya, lalu langkahnya berhenti diantara sebuah meja dengan 2 joystcik diatasnya dan sebuah meja lainnya dengan tv diatasnya. Dari tempatnya berdiri, jiyong bisa melihat mino yang menonton layar laptopnya, bukan mino yang menjadi fokusnya, tapi gadis yang duduk disebelah mino. Sepintas baginya gadis itu terlihat sangat normal, hantu itu tidak pucat seperti hantu-hantu lainnya, tidak ada luka atau memar apapun ditubuhnya yang dapat membuatnya terlihat mengerikan, dia tidak kehilangan satupun anggota tubuhnya.

Cantik. Kalau dia masih hidup mungkin aku akan menyukainya.

Jiyong berbalik, memilih untuk menghindari lisa. Tapi disaat ia akan melangkah menjauh, mino melihatnya dan memanggilnya.

"Hyung!" Teriak mino dan melambaikan tangannya, jiyong menghela nafasnya dan terpaksa berbalik untuk menghampiri mino. Tepat disaat jiyong berbalik, lisa berdiri didepannya.

Jiyong terkejut, sangat sangat terkejut. Sementara lisa berdiri disana dengan senyum ceria diwajahnya

"Aku menemukanmu," ucap lisa, dan hanya jiyong yang dapat mendengarnya.

"Oh kenapa kau mencariku?" tanya jiyong pada mino, mencoba biasa saja dan berjalan menghindari lisa, berpura pura tidak melihatnya

"Kenapa menghindar kalau tidak bisa melihatku?" protes lisa yang mengekor di belakang jiyong "gedung ini sangat luas, aku sulit menemukanmu, apa kau tidak ke studiomu kemarin? Kemana kau pergi? Aku mencarimu sampai lelah," lisa terus mengoceh, membuat jiyong risih tapi tetap menahan dirinya

Bagaimana bisa seorang hantu lelah?

"Ah aku ingin meminta pendapatmu tentang lagu baruku, tapi aku tidak mau mengirim filenya padamu hyung," ucap mino begitu jiyong duduk disebelahnya

"Jadi apa sebenarnya mau mu?" tanya jiyong dengan ekspresi heran "kau pikir aku tidak sibuk?"

"Sibuk apa? Kudengar kau mengosongkan semua jadwalmu untuk mempersiakan albummu tahun depan, jadi kau punya banyak waktu luang kan?"

"Tetap saja sibuk, aku harus membuat laguku sendiri, apa maumu?"

"Aku mau bicara denganmu," sela lisa yang tentu saja tidak ditanggapi

"Dengarkan ini dan komentari, aku siap mendengar kata kata jahatmu," mino memberikan sebuah earphone pada jiyong dan jiyong memasangnya di telinganya.

Lisa duduk disebelah jiyong dan menyandarkan kepalanya pada bahu jiyong. Kali ini bukan hanya jiyong yang terkejut, lisa pun sama terkejutnya.

"Astaga! Aku- aku- baru saja aku-" lisa langsung berdiri dan melompat kegirangan "aku bisa menyentuhmu! Aku bisa bersandar padamu! Sangat mudah menyentuhmu! Pantas saja aku bisa dengan mudah memelukmu kemarin!" Lisa mencoba sekali lagi, kali ini menyentuh kepala jiyong dan berhasil, lisa mengelus kepala jiyong dan dapat merasakan rambut pria itu ditangannya

"Omo!! Astaga! Ya tuhan! Waaa... aku senang!!" jerit lisa dan mengusap rambut jiyong sekali lagi, namun kali ini jiyong menepisnya dengan berpura pura mengusir lalat dikepalanya, jiyong masih berusaha untuk fokus pada lagu mino namun lisa terus mengganggunya

"Bagaimana hyung?" tanya mino begitu lagu itu selesai dan jiyong melepas earphonenya

"Mau aku berkata jujur sebagai sesama produser atau sebagai pendengar lagumu?"

"Hm... sebagai pendengar laguku, orang awam kan maksudnya?"

"Hm... aku tidak bisa mengingat satupun bagian dari lagumu," ucap jiyong sambil menatap mino, masih terus berusaha menahan diri karena lisa masih terus menyentuhnya

"Apa itu bagus?"

"Bagaimana orang bisa menyukai lagumu kalau tidak bisa mengingatnya? Setidaknya perlu ada satu bagian yang bisa mereka ingat dan nyanyikan saat mereka mandi,"

"Ah... aku harus merubahnya?" Jiyong mengangguk membenarkan pertanyaan mino dan mino pun ikut mengangguk

"Arraseo, aku akan merubahnya lagi dan menunjukannya padamu,"

"Kirimkan saja padaku,"

"Anniyo, aku tidak mau memberimu filenya, aku tidak mau kau membantuku mengubahnya sampai aku menyerah,"

"Jangan menyerah saat aku sibuk nanti, hanya itu? Aku lapar,"

"Mau ku temani kekantin?"

"Anniyo, untuk apa makan denganmu? Aku masih tertarik pada gadis,"

"Tsk... padahal managermu juga pria," cibir mino dan jiyong menepuk punggung mino, berpamitan dan pergi dari sana. Jiyong tidak tahan disana karena lisa terus berusaha memeluknya.

£££

{P} The Girl In BlackTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang