XI

2.2K 300 9
                                    

Sebuah suara menyambut jiyong ketika ia keluar dari kamar mandi. Lisa sudah tidak dikamarnya, tv pun sudah mati. Ia mencari lisa dan menemukan gadis itu di dapur, berdiri di tengah dapur dengan sekotak susu yang melayang dan menuangkan isinya kedalam sebuah mangkuk. Jiyong menghampirinya dan duduk di meja makan

"Menyiapkan ini untukku?" tanya jiyong

"Ne, makanlah..."

"Kau tidak makan?"

"Anniyo, makan saja, terlalu pagi untuk persembahan,"

Jiyong mengangguk dan memakan sereal yang disiapkan lisa, sementara lisa duduk didepan jiyong dan memperhatikan wajah pria itu ketika ia makan.

"Aku bisa merasakannya," ucap lisa tiba tiba membuat jiyong meliriknya

"Mwo?"

"Anniyo, lupakan,"

"Apa?"

"Lupakan saja," lisa memalingkan wajahnya dan jiyong bangkit dari tempat duduknya, menyondongkan tubuhnya dan mencium bibir lisa. Begitu bibir mereka bertemu, lisa menghilang.

"Ya! Kau baru saja bunuh diri!" bentak lisa yang sudah ada diruang tengah

"Mwo?! Kenapa?! Aku tidak boleh menciummu??"

"Mencium teman adalah sebuah pelanggaran!"

"Kalau begitu sekarang kau bukan temanku lagi," jiyong kehilangan akalnya, jiyong kehilangan logikanya "kita sudah berciuman jadi sekarang kita resmi berkencan,"

"Ya! Kenapa kau sangat terus terang, ekstrim, implusif, dan- keren," lisa memalingkan wajahnya, merasakan pipinya memanas.

Siapa yang akan baik baik saja setelah di cium seorang G Dragon?! Aku marah karena dia menciumku secara tiba tiba, tapi 99% perasaanku justru senang sekarang! Bolehkan?

"Yang tadi itu tidak implusif. Aku sudah lama melihatmu dan ingin melakukannya,"

"Tapi aku-"

"Aku tidak peduli. Kita sudah berciuman dan sekarang kita resmi berkencan! Jangan coba coba menggoda pria lain! Jangan menonton dengan pria lain! Jangan melihat tubuh pria lain!"

"Kau akan menyesal karena menciumku."

"Kau tidak mau berkencan denganku?"

"Apa aku bisa menolaknya? Kau sudah memutuskannya,"

"Jadi kita berkencan sekarang? Kemarilah kalau iya," tepat setelah jiyong mengatakan itu lisa berada didepannya dan jiyong memeluknya.

£££

Sejak pagi itu mereka berkencan, jiyong menyukai lisa, begitupun dengan lisa yang tidak dapat menolak jiyong. Mereka berjalan jalan bersama, bermain di taman, pergi berbelanja, naik kendaraan umum, bahkan pagi ini mereka pergi ke taman bermain.

"Haruskah kita naik kendaraan umum?" tanya jiyong yang tengah bergandengan tangan dengan lisa, menuju halte bus yang akan membawa mereka ke taman bermain

"Ne, aku ingin naik kendaraan umum~"

"Why?"

"Lebih romantis? Pakai maskermu," jiyong menuruti lisa, selalu begitu. Setelah memutuskan untuk menyatakan perasaannya pada gadis tak kasat mata yang belum genap seminggu di dekatinya jiyong berjanji akan menuruti semua keinginan lisa. Berbeda dari gadis gadis lainnya, lisa dapat 24 jam non stop berada disekitarnya, tidak berselingkuh bahkan tidak memberi jiyong untuk selingkuh. Bersama lisa pun membuat jiyong dapat berkencan di tempat umum, walaupun kencan mereka sedikit berbeda dari pasangan lain.

Jiyong dan lisa berdiri di dalam bus itu, lisa menolak untuk duduk dan memberi tempat duduknya pada seorang ajhumma yang menggendong anaknya.

"Eomma, noona itu cantik," ucap si anak yang melambaik pada lisa, lisa membalas lambaian itu dan jiyong hanya tersenyum pada anak dan ibu yang kini melihatnya

"Dia bukan noona, hyung, aigoo... maafkan anakku dia belum bisa membedakan hyung dan noona, semua orang dipanggil noona," ucap sang ibu pada jiyong

"Ne, tidak masalah," ucap jiyong ramah

"Anniyo eomma, noona itu memeluk tangan hyung itu," si anak bersikukuh

"Aigoo... imajinasinya mulai berlebihan lagi, maaf ya," si ibu mulai bingung dan berusaha terlihat biasa saja

"Tidak masalah, mungkin dia memang melihat noona cantik disini," ucap jiyong dengan nada yang sangat ramah.

Bus berhenti di sebuah halte dan ibu serta anak itu turun setelah berpamitan pada jiyong. Jiyong duduk di kursi tadi dan menarik lisa agar duduk dipangkuannya

"Huh? Ini sepertinya tidak benar," ucap lisa

"Biar saja, tidak ada yang melihat,"

Lisa mengecup pipi jiyong, membuat jiyong menatapnya tidak percaya

"Wah kau berani eoh?"

"Biar saja, tidak ada yang melihat," balas lisa dan jiyong memajukan wajahnya, menempelkan bibirnya di pipi lisa. Kali ini gantian lisa yang merona

"Biar saja, tidak ada yang melihat," ucap jiyong sambil mengelus punggung tangan lisa. Mereka tertawa bersama, menertawakan diri mereka sendiri

"Oppa, kau akan dianggap gila,"

"Biar saja, aku tidak peduli,"

"Hehe ah iya, oppa masih bisa melihatnya?"

"Melihat apa?"

"Nenek di kursi paling belakang, lalu anak kecil didekat pintu, lalu-"

"Lalu gadis cantik di atas pangkuanku, aku bisa melihat semuanya, jangan khawatir,"

"Kau tidak takut?"

"Aku berkencan dengan salah satu dari mereka, kenapa harus takut?"

"Aku saja takut,"

Mereka turun di sebuah halte didepan taman bermain tujuan mereka. Dan masuk kedalam taman itu, jiyong membeli 2 buah tiket dan mengajak lisa masuk.

"Kenapa 2? Mereka tidak akan tau kalau aku ikut," ucap lisa sambil menggandeng tangan jiyong

"Begitukah?"

"Tsk... payah,"

"Hahaha aku tidak akan jatuh miskin karena membelikanmu tiket masuknya, jangan begitu, kita masuk berdua dan kau harus ikut membayar tiketnya,"

"Arraseo arraseo, aku tau kau sangat kaya oppa,"

Mereka masuk kedalam taman bermain itu, bersenang senang dengan semua wahana disana, berteriak di wahana ekstrim dan tertawa di wahana lainnya.

"Aku ingin makan gula kapas oppa~~" ucap lisa dan jiyong mengajaknya membeli gula kapas itu

"Kita simpan untuk nanti ya?" Jiyong membawakan gula kapas itu dan lisa hanya mengangguk, mengikuti pria itu

"Kau mau bando seperti mereka?" tanya jiyong karena menyadari lisa terus memperhatikan orang orang yang memakai bando berbentuk telinga hewan dan lisa mengangguk

"Ayo beli," ajak jiyong dan mereka membeli bando bando itu. Jiyong membeli 1 bando berbentuk telinga kucing dan 1 bando berbentuk telinga panda.

"Kucing atau panda?" tanya jiyong

"Aku kucing~ meaw~" ucap lisa dengan wajah bahagia yang tidak dapat di sembunyikannya, jiyong mencari tempat sampah dan membakar bando kucing itu sambil membayangkan lisa.

"Wah aku sudah ahli melakukan ini," puji jiyong pada dirinya sendiri begitu melihat lisa memakai bando kucing

"Apa aku lucu? Meaw~" canda lisa

"Tentu saja, kau cantik,"

"Hehe oppa juga pakai~" jiyong menuruti lisa tanpa protes dan mereka kembali bermain, banyak yang melihat jiyong dan mengambil fotonya diam diam, tapi jiyong mengabaikannya. Saat bersama lisa, dunia hanya miliknya, tidak ada seorang pun yang dapat mengusik kebahagiannya.

£££

{P} The Girl In BlackTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang