XIV

2.2K 298 3
                                    

Seorang gadis 9 tahun, tengah duduk di sebuah bangku ditengah halaman. Gadis berambut coklat sebahu, tubuh kurusnya terbalut hanbok hitam, menandakan dirinya tengah berkabung. Ia tidak menangis disana, ia hanya duduk disana sambil membolak balik sebuah album foto.

Lisa berdiri didepan rumahnya, ia sudah mengingat segalanya dan langsung menghilang kerumahnya. Perasaannya kalut, sangat kalut. Bagaimana mungkin ia bisa berkencan dengan seorang manusia yang ternyata adalah ayah anaknya? Ayah dari anaknya yang lahir tepat dihari kematiannya.

Melihat anaknya dengan hanbok hitam itu membuatnya makin kalut, membuatnya langsung masuk kedalam rumahnya dan melihat sebuah meja persembahan dengan dua foto disana, foto lisa dan foto ibunya.

"Eomma... bagaimana kita bisa meninggal di hari yang sama?" Bisik lisa dan mulai jatuh terduduk "bagaimana kita bisa memberikan hari ulangtahun terburuk padanya?!!" Maki lisa, lebih kepada dirinya sendiri. Lisa mulai menangis, hingga seorang pria dengan jas hitam berdiri disana, berdiri didepannya

"Kau hampir saja terlambat," ucap pria itu

"Bagaimana bisa eomma pergi hari ini? Bagaimana bisa eomma pergi dihari ulangtahun cucumu sendiri?" tangis lisa pecah

"Anakmu akan pergi ke panti asuhan kalau kau tidak melakukan sesuatu, itu alasanmu tetap disini,"

"Bagaimana-"

"Berhentilah menangis, aku akan memberimu sebuah hadiah karena tidak membunuhnya 9 tahun yang lalu," pria berjas itu menyentuh kepala lisa "dia bisa melihatmu sekarang, berpamitanlah sebelum pergi, waktumu 1 jam,"

Lisa berlari kehalaman dan langkahnya berhenti ketika melihat gadis didepannya melihatnya dengan wajah terkejut.

"Eomma?" tanya anak itu dan lisa langsung menghampirinya

"Maafkan aku... maafkan eomma... maafkan aku..." isak lisa sambil memeluk gadis itu

"Eomma sangat cantik, seperti di foto," bisik gadis itu, yang sama sekali tidak menangis, lisa melihat disekeliling anak itu ada beberapa album foto, foto foto saat lisa masih kecil dan foto anaknya ketika masih kecil

"Siapa namamu sayang?" bisik lisa

"Nenek memberiku nama lalisa, katanya nama itu mirip dengan nama anak paling hebat yang pernah dilahirkannya," dada lisa sesak mendengar kata kata gadis 9 tahun yang jadi anaknya itu, ia menahan dirinya untuk tidak menangis tapi air matanya terus turun. Hingga anaknya mendorongnya menjauh dengan perlahan dan menghapus air matanya

"Eomma hari ini ulangtahunku, bukankah harusnya kita bersenang senang? Kenapa semua orang yang datang kesini menangis?"

"Ah kau benar- sebentar," lisa menghapus air matanya dan tersenyum didepan gadis itu "kau sudah makan?" tanya lisa pada gadis itu, dan gadis kecil yang sangat mirip dengannya itu menggeleng

"Eomma akan membuatkanmu makanan, apa makanan kesukaanmu?"

"Kimbab... aku suka kimbab, tapi nenek tidak pernah memasakan kimbab untukku,"

Lisa terdiam, kimbab adalah makanan yang selalu mengingatkan lisa dan ibunya pada hari hari sengsara mereka, jadi pantas saja kalau ibunya tidak akan memberikan kimbab pada anaknya.

"Arraseo, eomma akan membuatkanmu kimbab," lisa menggandeng anak itu masuk kedalam rumah dan memasakkan kimbab untuk anaknya yang baru saja kehilangan neneknya di hari ulangtahunnya.

"Eomma tidak ingin tau bagaimana nenek pergi? Nenek bilang dia merindukan eomma, nenek bilang dia akan memberitaumu kalau aku sudah tumbuh besar dan pintar. Nenek tidak bilang kalau ia akan menyuruhmu menemuiku," ucapan gadis kecil dibelakangnya membuat lisa kembali menangis "eomma jangan khawatir dan bisa pergi dengan tenang bersama nenek, aku akan baik baik saja sampai nanti aku menyusul kalian. Nenek bilang, eomma tidak meninggalkanku, eomma hanya harus pergi lebih dulu karena eomma sudah banyak menderita disini, aku tidak membenci eomma dan nenek menepati janjinya, ia bilang akan memberiku hadiah terbaik di hari ulangtahunku dan bertemu denganmu adalah hadiah terbaik!"

"Maafkan aku... eomma... maafkan aku..."

"Eomma jangan menangis lagi, eomma adalah orang terkuat yang pernah ku kenal, walaupun aku tidak menghabiskan banyak waktu denganmu, tapi nenek selalu menceritakan tentangmu sebelum aku tidur,"

Lisa berbalik dan memeluk lagi gadis kecil itu

"Jangan jadi sepertiku hm? Menikahlah dengan pria baik dan temani anakmu nanti sampai ia besar, jangan sepertiku, yang meninggalkan gadis cantik sepertimu sendirian,"

"Tapi aku ingin jadi kuat seperti eomma, nenek bilang, eomma sangat kuat karena tetap membiarkanku lahir bahkan saat itu sangat melukaimu,"

"Kau sudah sangat kuat sekarang sayang, aku bukan ibu yang baik karena meninggalkanmu bahkan sebelum tau namamu,"

"Tapi eomma mengenaliku, tidak apa apa eomma, nenek menjagaku dengan sangat baik, jangan khawatir, eomma bisa menungguku disurga,"

"Tentu saja aku akan menunggumu," lisa mencium pipi dan dahi gadis itu.

Lisa melanjutkan membuat kimbabnya dan menghidangkannya diatas meja, dengan gadis kecil itu di kursinya. Duduk sembari tersenyum dengan lisa, mereka makan bersama dengan lisa yang menahan air matanya.

£££

{P} The Girl In BlackTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang