VII

2.4K 342 25
                                    

"Aku harus memakaikannya?" tanya jiyong dengan pikiran pikiran kotor yang berputar di otaknya. Bahkan walaupun lisa hantu, lisa tetap seorang wanita yang bentuk tubuhnya bisa membuat pria pria berimajinasi semalaman.

"Jangan berfikir untuk membuka pakaianku, lalu menggantinya dengan pakaian baruku." Tegur lisa yang sejak awal sudah memperhatikan wajah jiyong yang mulai merona

"Aku tidak berfikiran seperti itu, enak saja,"

"Wajahmu bilang begitu, tsk."

"Sudahlah, lalu bagaimana caraku memakaikan ini padamu?"

"Bakar pakaian itu sambil memikirkanku, bayangkan aku memakainya,"

"Mwo??! Aku harus membakar ini? Ya! Kau pikir-"

"Hanya itu caramu bisa memakaikannya padaku,"

Setelah berfikir cukup lama akhirnya jiyong menurutinya. Jiyong mengambil sebuah keranjang sampah dari ruang kerjanya, keranjang sampah yamg tidak pernah berinteraksi dengan sampah apapun. Didepan lisa, jiyong memasukan pakaian itu kedalam keranjang sampah dan membakar sebuah kertas

"Jangan salah membayangkannya!" Lisa memperingatkan jiyong namun jiyong sudah terlanjur membakar pakaian itu. Butuh waktu 20 menit sampai pakaian itu benar benar terbakar dan begitu jiyong melihat lisa, jiyong tidak dapat menutup mata dan mulutnya. Ia benar benar terkejut dengan apa yang baru saja di lihatnya.

"Berhasil!" Teriak jiyong dan lisa bersamaan, lalu lisa langsung melompat dan memeluk jiyong

"Gomawo!!" Jerit lisa kegirangan dan entah kenapa jiyong pun ikut sangat senang, ia merasa baru saja melakukan sesuatu yang hebat, yang tidak dapat dilakukan orang lain.

"Daebak!! Ini benar benar keren! Kau mau membeli pakaian lain? Kita bisa mencobanya lagi??" Seru jiyong dengan sangat antusias

"Jangann... nanti aku kehilangan baju ini... baju lamaku saja sudah tidak ada sekarang..."

Jiyong tidak mendengarkan lisa, ia justru menelpon yang sajjangnim. Keberhasilannya memakaikan baju pada lisa membuatnya sangat senang hingga melupakan emosinya, melupakan fakta kalau beberapa jam yang lalu ia baru saja marah besar.

"Sajjangnim, aku baru saja memecat managerku," ucap jiyong begitu ceo agensinya mengangkat telponnya

"Kenapa?!"

"Hm... dia melakukan hal yang tidak pantas di studio dance 2ne1 dengan dara. Aku tidak ingin melihatnya lagi, terlalu menjijikan jadi aku memecatnya. Aku serahkan sisanya padamu, dan aku ingin manager baru yang lebih sopan dan berpendidikan. Aku tidak butuh manager secepatnya, aku tidak punya jadwal lain selain membuat laguku jadi jangan buru buru, ah dan niat utamaku menelponku adalah, bisakah suruh seseorang untuk mengirimkan aku pakaian wanita ke apartementku, hari ini," jiyong terus bicara tanpa memberi sedikitpun celah pada ceo-nya untuk bicara.

"Kau sudah selesai bicara?"

"Sudah,"

"Oke."

"Bajunya jangan terlalu lama, aku benar benar menginginkan bajunya. Ku tutup. Thanks," jiyong mematikan telponnya setelah mendengar sajjangnim bergumam mengiyakan permintaannya.

"Oppa aku tidak bisa menyalakannya," ucap lisa sambil terus mencoba menyentuh remote tv di atas meja. Awalnya lisa berusaha menyentuh remote itu, namun ia tidak bisa melakukannya, setelah itu lisa berusaha hanya menekan tombol on off di remote itu

"Kau bisa menutup pintu sekeras tadi masa menekan itu saja tidak bisa?" tanya jiyong sambil berjalan menghampiri lisa, menyalakan tv itu untuk lisa

"Aku mau menonton tvn... tidak tau, kurasa kekuatanku habis untuk keluar dari gedung tadi, atau untuk membanting pintu tadi?"

Jiyong mengganti channel tv itu dan duduk disebelah lisa.

"Apa yang kau tonton?" tanya jiyong

"Drama nam joo hyuk,"

"Bukannya sudah ikut menonton dengan mino?"

"Kemarin menonton mino bukan dramanya dan episode hari ini baru tayang hari ini, benar kan?"

"Adakah hal lain yang bisa kulakukan? Aku bosan dan rasanya akan kembali marah kalau aku diam saja,"

"Kau mau melihat hantu? Maksudku hantu lain selain aku, kau tidak bisa melihat mereka kan?"

"Bagaimana caranya?"

"Cium aku,"

"Mwo?!!"

"Seseorang yang pernah di rasuki hantu, ataupun di cium hantu dapat melihat hantu setidaknya 1 minggu, aku hanya menawarimu,"

"Lalu kenapa kau tidak mencium seseorang agar ia dapat melihatmu dan bicara denganmu?"

"Walaupun aku hantu, aku bukan wanita yang akan mencium sembarang orang, lagipula aku tidak bisa menyentuh mereka, aku hanya bisa menyentuhmu, aku jadi penasaran kenapa aku bisa menyentuhmu dengan sangat mudah bahkan ketika aku kehabisan energi seperti ini,"

"Apa mungkin itu karena aku pernah melukaimu? Atau mengusikmu? Secara tidak sengaja?"

"Entahlah... atau karena aku mengenalmu sebelum aku mati? Ah tapi aku saja tidak ingat kapan aku mati. Bisa jadi aku mati saat kau belum lahir,"

"Kau benar benar tidak ingat?"

"Tidak, ah kau mencari pekerjaan kan? Bisa siapkan meja persembahan untukku?"

"Meja persembahan? Maksudmu meja yang berisi makanan kesukaan seseorang yang sudah meninggal? Sebagai peringatan kematiannya?"

"Iya... aku hanya bisa makan makanan yang di persembahkan untuk orang mati, teman temanku- maksudku hantu hantu lain biasanya datang ke rumah kremasi untuk makan makanan yang di persembahkan bagi orang yang baru saja meninggal. Walaupun kami tidak akan mati kelaparan, tapi kalau lapar tetap saja tidak nyaman,"

"Kapan terakhir kali kau makan?"

"Saat aku masih hidup,"

"Kau tidak pernah mendapat persembahan?"

"Entahlah, tapi aku tidak bisa datang kerumahku, aku tidak ingat rumahku, tidak ingat kapan peringataan kematianku dan ini pertama kalinya aku keluar dari gedung itu."

"Kenapa kau terjebak disana?"

"Entahlah... itu terjadi sangat cepat, sepersekian detik, secepat kedipan mata,"

"Apa itu mungkin karena kau meninggal disana?"

"Meninggal di gedung itu? Kenapa aku meninggal disana? Rasanya aku tidak merasa seperti itu, katanya, kalau mati karena sesuatu yang baik, aku tidak akan jadi hantu yang menyeramkan. Apa aku menyeramkan?"

"Sejujurnya tidak, saat kau tiba tiba muncul di lift aku baru sadar kalau kau hantu,"

"Kalau aku mati dengan cara yang baik, kenapa aku jadi hantu?"

"Ada urusan yang belum kau selesaikan, itu kata orang orang,"

"Ah begitu... kira kira apa urusanku? Aku tidak ingat apapun," lisa terdiam mencoba mengingat-ingat masa lalunya dan jiyong berdiri dari duduknya

"Aku akan menyiapkan meja persembahan, makanan apa yang kau suka?"

"Aku mau ayam goreng dan cola," pinta lisa dan dengan senang hati jiyong menurutinya. Kenapa? Jiyong pun tidak tau kenapa ia mau melayani gadis tak kasat mata itu.

£££

Semuanya hanya fiktif belaka ya... aku ga tau hantu itu makan atau pake baju apa engga... itu cuma ngarang ya ehehe... jadi kayanya ga realistis tapi gapapa kan? Kan fiksi ._.

{P} The Girl In BlackTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang