Chapter 08 : Persahabatan Janggal

8 2 0
                                    

Akhir-akhir ini—selama dua minggu berturut-turut—hidup Jora seperti dihantui oleh kehadiran Mario. Ke mana pun Jora, selalu ada Mario. Cowok itu selalu muncul seperti hantu. Seperti benar-benar hantu. Di cafeteria, perpustakaan, laboratorium, lapangan basket, Mario selalu muncul secara tiba-tiba. Ini sungguh menakutkan!

Jora mencoba berjingkat-jingkat masuk ke perpustakaan. Sebelum memasuki pintu perpustakaan, ia memastikan bahwa ia benar-benar tidak diikuti oleh Mario. Dari setiap penjuru belum menunjukkan tanda-tanda kehadiran The Ghost. Ia meleguh dengan tenang sebelum benar-benar masuk ke ruangan itu.

Perpustakaan Hillbart merupakan perpustakaan yang cukup besar. Terdapat dua puluh empat rak buku yang berjejer di sebelah kiri dan hampir memenuhi separuh dari ruangan. Sementara sisanya berupa meja panjang dengan kursi. Ada sekitar sepuluh meja dengan banyak bangku di sekitarnya. Seperti biasa Jora akan memilih di pojok. Selain membuatnya tenang, ia bisa melihat dari jendela dan memandang ke luar. Dari situ ia bisa melihat langsung lalu lintas dan taman kota.

Jora meletakkan buku fisika dan kimianya beserta buku latihan, lalu tanpa basa-basi ia langsung menyikat soal-soal.

Entah mengapa akhir-akhir ini ia merasa ia belajar kurang maksimal. Waktunya yang seharusnya ia habiskan untuk menyantap soal dan belajar kini terbuang sia-sia, ia lebih sering berlari dan menghindari Mario. Kendatipun ia mendapatkan saat-saat tidak bersama Mario, ia menjadi tidak tenang. Ia seperti selalu merasa dihantui cowok itu.

"JOOORAAA!!!"

Gawat! Jora langsung panik. Ia bergegas menyusun buku-bukunya, dan segera bertindak cepat, ia akan melarikan diri.

"Joraa, kamu di mana?" seru Mario dengan hebohnya saat memasuki perpustakaan. Kehadirannya yang mengejutkan membuat siswa di perpustakaan mengeluhkan ketenangan.

Begitu mendeteksi keberadaan Jora yang ternyata nihil, ia bergegas mencari ketempat lain. Untungnya Jora langsung bersembunyi di kolong meja.

"Sial, kenapa aku jadi buronan seperti ini?" keluh Jora sendiri.

Jora menghidupkan shower dan berdiri menikmati siraman air yang turun kepadanya. Ia menyentuh perutnya yang ramping. Entah mengapa akhir-akhir ini ada tidak kenyaman di dalam dirinya. Ia meleguh dengan tenang. Sudah begitu lama ia sekolah, baru kali ini ia merasa sangat letih.

Untungnya ia hari ini cukup berhasil.

Dengan piyama, Jora duduk di meja rias, lalu menatap wajahnya di balik pantulan cermin. Ada kejanggalan yang ada di wajahnya. Buru-buru ia mengenakan kacamatanya dan mempelajari penampang wajahnya.

Jora tidak bisa menghindari ada yang berbeda dengan dirinya. Ia terkejut. Benar-benar terkejut, namun menimbulkan senyum di bibirnya. Entah mengapa baru kali ini ia menyukai wajahnya sendiri. Ia suka melihatnya. Ada yang berbeda dengan ekspresinya. Ada yang berbeda yang dirinya. Sebuah sinar dalam dirinya muncul dan membuatnya terpesona sendiri.

Bagaimana ini terjadi?

Jora sadar semua ini berubah semenjak ia "bersahabat" dengan Mario, segalanya seakan berubah. Ia juga tersadar semenjak dekat dengan Mario, ia lebih sering ekspresif. Ia sering marah karena Mario terus mengganggu belajarnya. Ia sering tertawa ketika diam-diam menjahii Mario. Ia merasakan kesedihan. Ia merasakan ketakutan. Ia merasakan segalanya. Tidak bisa dipungkiri, kehadiran The Ghost membuat hidupnya berwarna.

Jora turun, lalu menuju ke dapur. Di meja hidangan makan malam tidak ada seperti biasa. Hari ini Randa dan Mira tidak ada di rumah. Randa mungkin sedang bersama teman-temannya. Mira mungkin sedang bekerja dan akan pulang tengah malam lagi, sehingga ia tidak sempat membuatkan makan malam. Ini sudah hal biasa baginya. Ini bahkan terjadi setiap harinya.

Patoraglic [COMPLETE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang