Chapter 13 : Di Balik kepedulian

10 0 0
                                    

Dua minggu sudah Jora tidak lagi diikuti oleh Ghost. Semua seperti kembali lagi seperti awal. Selain itu, Mario juga tidak kelihatan. Ia tidak pernah menunjukkan batang hidungnya di sekitarnya. Saat istirahat, Jora sengaja melewati kelas Mario. Ia berhenti sejenak dan meluangkan waktunya yang berharga demi melihat Mario. Kelas XII IPA B yang begitu ramai, namun Mario juga tidak ada.

"Jora," seseorang memanggil.

Jora tersentak kaget dan awalnya ia belum bisa mengetahui orang yang memanggilnya, tapi begitu sadar kalau itu Andi, ia memilih untuk pergi.

"Jora..."

"Aku kebetulan lewat di kelasnya, bukan sengaja ingin melihatnya.." sahut Jora cepat-cepat.

"Jora, kenapa kamu harus membohongi dirimu? Kamu merasa kehilangan ketika Mario tidak ada, kan?" kata Andi.

Jora berbalik, melempar Andi dengan tatapan sinis. "Kehilangan? Aku justru bersyukur ia tidak pernah lagi kelihatan di mataku. Aku justru merasa sangat tenang dan tanpa gangguan," katanya sinis, lalu meninggalkan Andi yang terpaku.

Memang benar, Jora telah mengembalikan masa-masa tenang di hidupnya. Ia kembali fokus ke pelajaran. Semua tugas, PR, dan latihan, ia selesaikan secepatnya. Ia melakukannya dengan sempurna. Tidak ada waktu yang ia lewatkan begitu saja.

Di dalam kelas pun, ia sungguh menekuri pelajarannya. Tidak ada satu pun yang ia pedulikan. Semua angka, ilmu, wawasan dan pengetahuan diserapnya dengan cepat. Tidak ada lagi yang lebih menggiurkan dibandingkan itu.

"Jora, akhir-akhir ini kamu sangat bersemangat belajar, kamu hebat, ya" puji Pak Renolf saat Jora baru saja turun dari lantai dua—dari perpustakaan—melewati ruang guru.

"Ya, Pak," sahut Jora datar.

"Oh, ya. Ngomong-ngomong, akhir ini aku tidak melihat..."

"Tidak tahu, Pak. Aku tidak tahu sama sekali. Aku bahkan tidak mau tahu sama sekali," sela Jora dengan ketus.

Pak Renolf mengangguk buru-buru. "Ok, baiklah. Kamu bisa kembali ke kelas," katanya, lalu menyilahkan Jora pergi. Ia berdecak-decak melihat sikap tidak peduli Jora.

Tepat dua bulan, ulangan kenaikan kelas telah dimulai. Ini adalah ulangan semester akhir, yang akan berakhir pada kenaikan kelas. Siswa yang layak melewati nilai standar, akan lulus dan naik kelas, apabila tidak, maka yang terjadi sebaliknya.

Semangat ulangan membakar tubuh Jora. Semua soal dilahap habis, lalu tersisa jawaban yang sempurna. Ia juga percaya jawaban yang ia beri di setiap soal benar-benar jawaban yang tepat. Ia tidak ragu lagi, sebab ia sudah belajar dengan sungguh-sungguh akhir-akhir ini. Ia tidak melewatkan waktu sedikit apa pun. Tidak ada yang sia-sia.

Pengumuman juara kelas. Semua siswa masih berkumpul di barisan dan menyaksikan para pemenang kelas. Setelah upacara bendera di lapangan dilakukan pengumuman siswa-siswa yang memiliki prestasi unggul di setiap kelas. Pengumuman ini sekaligus menyisakan kenaikan kelas untuk setiap siswa. Semua siswa masuk ke dalam kelas baru.

Jora berdiri di tengah barisan. Ia sangat serius mendengar apa yang akan dikatakan pak kepala sekolah.

Jora melihat Sella. Cewek itu hanya bisa murung dan diam. Tidak seperti kemarin ia heboh ingin mendengar siapa yang juara. Seharusnya ia menyemangati Jora karena akan menjadi juara dan membalikkan keadaan. Tapi sikap itu tidak kelihatan kali ini, seperti lenyap. Tapi tidak apa lah... Itu tidak begitu penting.

Patoraglic [COMPLETE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang