19. Wedding Plan

2.3K 134 0
                                    

"Kan gini, lo udah tau kan gue dijodohin sama bang Fairuz. Bukannya gak suka, tapi emang gue gak mau sama bang Fairuz. Dan waktu itu gue nolak dihadapan orangtuanya. Nah sekarang lo dateng kesini karena mau dijodohin juga," lanjutnya.

"Tunggu, maksud lo?" tanya Adi yang tidak mengerti arah pembicaraan Antari.

"Gimana kalo kita pura pura mau nikah?" usul Antari dengan mata yang berbinar.

"Ha? Lo udah gila ya?" tolak Adi. Tentu saja rencana itu adalah rencana tergila yang pernah Adi dengar. Bayangkan saja, dia harus berpura pura akan menikah dengan Antari untuk membatalkan perjodohannya tiga bulan lagi. Begitupula Antari, yang bertujuan untuk membatalkan perjodohannya dengan Fairuz Ramadhani.

Sebenarnya tidak masalah dengan usulan itu. Bahkan Adi menilai itu sempurna untuk dapat membatalkan perjodohan masing masing. Tapi yang ditakuti oleh Adi adalah bagaimana dengan kelanjutan kepura puraannya itu. Adi takut jika begitu saja meninggalkan Antari, dia akan kembali dipaksa untuk berjodoh lagi.

"Hei... Kenapa?" tanya Antari yang melihat Adi bengong. Tidak ada reaksi dari Adi. Antari yang kembali bertanya dan menggoyangkan tangannya didepan mata Adi juga tidak mendapat respon.

"Oi! Lo dengerin gue gak!" bentak Antari lagi.

"Ah! Apasih! Bisa gak gausah pake ngebentak segala," protes Adi sambil cemberut dan sesekali memeriksa gendang telinganya apakah baik baik saja setelah mendapat teriakan Antari.

"Hehe... Sorry, abisnya lo ngelamun gitu. Mikirin apa sih?" tanya Antari tersenyum.

"Hmm..." Adi menghembuskan nafas berat. Dia tak tau apakah yang akan dia sampaikan ini benar atau tidak.

"Kalo beneran bisa bikin perjodohan gue batal, gue ikut deh," kata Adi.

"Wah! Bener nih? Itu artinya gue juga gajadi dijodohin sama bang Fairuz."

"Eh eh, tapi tunggu dulu," cegah Adi pada Antari yang kegirangan.

"Gimana kalo semua batal dan kita berhasil, terus hubungan kita gimana? Apa terus tetep pura pura atau enggak? Gue takutnya kalo kita udah gak pura pura, gue dijodohin lagi," jelas Adi.

Kening Antari berkerut. Dia berpikir bahwa apa yang dikatakan Adi itu ada benarnya. Lantas, apa yang harus dilakukan setelah rencana berhasil?

"Yaudahlah, yang penting lo ikut gue. Masalah itu biar entar aja dipikirin," kata Antari.

"Yaudah, jadi apa rencana lo?" tanya Adi yang harus memastikan sekali lagi bahwa rencana Antari benar benar usulan yang bagus.

"Gue ada ide..."

...
...
...

Satu minggu pun berlalu. Hari itu, hari yang dinantikan oleh Adi dan Antari dimana mereka akan melaksanakan rencana penggagalan perjodohan ini.

Tepatnya hari sabtu, komunitas peduli masyarakat yang dipimpin oleh Adi diharuskan untuk berangkat ke tempat penanggulangan bencana bekas longsor untuk memberi bantuan kemasyarakatan.

Memang sudah direncana, bantuan yang sebenarnya akan diadakan dalam ruang lingkup hanya untuk anggota komunitas, sekarang dibuka untuk umum. Tentunya itu adalah rencana Adi dan Antari. Karena, dengan begitu pasti Fairuz akan tertarik dan akan mengikuti kegiatan ini.

"Ada yang ketinggalan gak? Cek lagi, gih," perintah Fairuz yang kini sedang menyetir mobil. Disampingnya ada Antari yang baru saja dia jemput, dan dibelakangnya ada Asma Nadia, adik Antari. Fungsi kehadiran Asma tak lain dan tak bukan adalah untuk menghindari sifat berduaan saja dan sekaligus membawa mobil Fairuz kembali sementara Fairuz sendiri pergi ke luar kota.

"Gak," jawab Antari singkat.

"Ish... Gitu amat sama calon suami," goda Asma, adik Antari. Sebenarnya Asma sudah tau semua. Mulai dari kedekatan Antari dengan Adi, bagaimana perasaan Antari ke Fairuz, hingga rencana penggagalan perjodohan ini. Tapi, terkadang hobi Asma yang seringkali mengganggu kakaknya itu muncul.

"Hehehe... Kamu ini masih suka ganggu kakakmu aja, Asma," kata Fairuz sambil tetap fokus menyetir. Sebenarnya, jauh didalam hati Fairuz terdapat rasa sesal karena pertanyaannya dijawab sekenanya oleh Antari. Sedangkan Antari yang diberi pertanyaan tetap saja hanya fokus pada telponnya sampai sampai tak menghiraukan candaan dari Asma. Ya, membalas chat dari Adi tentang rencana penggagalan perjodohan.

...
...
...

Waktu sudah menunjukkan pukul 09:00. Antari dan Fairuz baru saja tiba di lokasi pemberangkatan. Asma langsung pulang sambil membawa mobil Fairuz setelah ikut membantu menurunkan barang barang yang akan dibawa Fairuz dan Antari.

"Eh, sini kubantuin, Antari," kata Fairuz menawarkan bantuan untuk membawakan barang Antari.

"Ndak usah, makasih." Antari langsung saja pergi ke kerumunan peserta tanpa menghiraukan Fairuz lebih jauh.

Fairuz yang melihat perubahan sikap pada Antari hanya bisa menghirup napas panjang dan mengeluarkannya secara perlahan seakan itu berat.

"Hei, Fairuz. Makasih ya lo udah dateng," ucap Adi yang mengagetkan Fairuz.

"Eh! Lo ngagetin gue aja. Iya sama sama. Gue juga suka acara gini daripada keluar gak jelas," jawab Fairuz.

"Mana Antari?" tanya Adi kepada Fairuz.

"Tuh..." jawab Fairuz sambil menunjuk Antari.

"Oke, lo gabung aja ke temen temen disana, sebentar lagi mau briefing. Gue tinggal dulu bentar, ya," izin Adi kepada Fairuz. Fairuz hanya tersenyum mengiyakan Adi. Menurutnya sudah pasti Adi itu orang yang sibuk dikarenakan Adi lah ketua komunitas peduli masyarakat ini. Sebagai ketua, tentunya memeriksa semua acara berjalan dengan lancar adalah suatu keharusan.

Tetapi senyum Fairuz tidak bertahan lama. Adi yang dikira akan menuju ke tempat briefing malah mendekati Antari.

"Antari, sini aku bawain," tawar Adi.

"Oh iya iya, silahkan..." jawab Antari sambil langsung mengerahkan semua barang bawaannya kepada Adi.

Fairuz semakin curiga. Kenapa tawarannya sebelumnya ditolak sedangkan Adi dia terima? Apa ada hubungannya dengan perubahan sikap Antari hari ini?

Tidak hanya itu, Fairuz melihat bahwa Antari tersenyum bersama Adi. Berbeda dengannya, bahkan Antari tidak menghiraukan Fairuz lama.

Padahal, apa yang dilihat Fairuz tidak seperti apa yang dipikirkannya.

"Aduh lo ngapain ngasih semua ke gue? Mana ini tas berat lagi. Lo bawa apa aja sih, kayak mau pergi setaun aja," protes Adi pada Antari, tetapi protesnya ditutupi dengan senyum karena tidak mau Fairuz tau apa yang terjadi sebenarnya.

"Apaan sih! Kan elo yang minta! Lagian napa juga lo pake aku kamu. Geli banget!" protes Antari balik yang tak mau kalah.

"Yeeee... Ini semua kan demi rencana," sahjt Adi sambil tetap tersenyum menyembunyikan yang sebenarnya. Begitupula Antari.

_________

Ternyata itu semua hanya rencana! Bagaimana kelanjutan rencana mereka? Tunggu kelanjutannya dan terima kasih...

My Wedding StoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang