Guanlin tengah teduduk di kasurnya sambil menggerakkan kakinya gelisah. Tangannya yang masih memegangi ponsel---sehabis melakukan video call dengan keluarganya---terlihat basah oleh keringatnya sendiri.
Drt drt
Getaran bel dari pintu kamar membuatnya mendongakkan kepala yang entah sejak kapan menunduk gelisah. Ia lalu berjalan ke arah pintu kamarnya dan melihat ke arah intercomm di daun pintu. Dapat dilihatnya Jihoon tengah berdiri di depan kamarnya, menunggunya untuk membukakan pintu.
"Masuk, Ji." Ucap Guanlin saat sudah dilihatnya tubuh Jihoon.
Jihoon lalu melangkahkan kaki memasuki kamar Guanlin diikuti si pemilik kamar.
"Ada apa?" Tanya Guanlin langsung.
"Mmm... Ada beberapa hal yang harus ku katakan." Jawab Jihoon sambil menatap Guanlin.
"Bicaralah." Ujar Guanlin singkat.
"Err... Anu... Semoga perjalananmu menyenangkan dan..." Jihoon menggantung kalimatnya. Ia kini mengusap leher belakangnya.
"Dan?" Guanlin menaikkan kedua alisnya. Masih menunggu Jihoon berbicara.
"Sebenarnya aku-"
Ting!
Ucapan Jihoon terpotong oleh suara notifikasi dari jam pintar milik Guanlin.
"Siapa?" Tanya Jihoon memandangi Guanlin.
"Jonghyun hyung. Ia meminta kami untuk bergegas." Balas Guanlin.
"Jadi, apa yang tadi ingin kau ucapkan?" Lanjutnya.
Jihoon menggeleng. "Kembalilah dengan selamat. Akan ku beri tahu saat kau sudah kembali." Ujarnya.
"Baiklah. Aku harus segera pergi." Guanlin tersenyum lalu beranjak keluar dari kamarnya setelah sebelumnya mengusap pelan kepala Jihoon.
Guanlin membalikkan badan---kembali menatap Jihoon---saat mencapai ambang pintu. "Tolong jaga kamarku." Guanlin tersenyum manis lalu kembali melangkahkan kakinya.
Jihoon hanya tergelak kecil.
Guanlin kini tengah melangkahkan kakinya menuju tempat yang diperintahkan Jonghyun. Ia menghela napasnya berat sambil coba menenangkan debar jantungnya yang sudah tak karuan dan menata pikirannya yang sudah melayang kemana-mana.
"Kau pasti sangat gugup hingga tidak menyadari bahwa aku sudah ada di sampingmu sejak tadi." Sebuah suara mengintrupsi Guanlin dan berhasil membuatnya sedikit terlonjak kaget.
Guanlin menolehkan pandangan ke kanan dan didapatinya seorang pemuda bertubuh kecil memandanginya sambil tersenyum miring. Dia Ha Sungwoon. Salah satu awak yang akan berangkat bersamanya menuju Venus.
"Ah, maaf hyung." Guanlin berujar.
"Tidak masalah. Ayo bergegas!" Sungwoon menepuk pelan pundak Guanlin lalu membawanya kembali berjalan menuju tempat yang dituju.
Guanlin adalah salah seorang dari beberapa---tepatnya 6---astronot muda asal Korea yang akan melakukan penjelajahan ke Venus, salah satu planet dalam jajaran tata surya yang sampai saat ini belum pernah didatangi oleh manusia manapun. Hari ini, setelah beberapa tahun menjalani pelatihan, ia dan kelima pemuda lain akan diberangkatkan menuju planet paling terang itu.
4 tahun lalu, tepat setelah upacara kelulusan Guanlin dari universitanya, pemerintah Korea Selatan memberitakan pengumuman bahwa mereka telah menandatangani kerjasama dengan pemerintah Amerika Serikat untuk menerbangkan satu pesawat ulang-alik demi melakukan penjelajahan ruang angkasa.

KAMU SEDANG MEMBACA
Hespherus ; GuanHo
FanficKejora saat fajar dan senja selalu mengingatkan Guanlin akan Seonho. Warn : bxb!