Guanlin kini masih menatapi pemuda yang mengaku bernama Yoo Seonho itu. Terjadi keheningan panjang. Guanlin mencoba mencerna semua kejadian yang sebelumnya terjadi dan ia juga bersusah payah mencerna perkataan Seonho tadi.
"Ah, tunggu sebentar." Seonho memecah keheningan yang terjadi diantara mereka. Ia lalu berjalan meninggalkan ruangan putih itu.
Guanlin terus memandangi punggung pemuda itu yang akhirnya menghilang dibalik pintu.
"Ini." Seonho kembali sambil bersusah payah membawa sebuah benda berwarna putih dengan tubuh kurusnya.
Guanlin megernyitkan kedua alisnya. Ia tentu mengenali benda itu. Itu baju astronotnya. Jahitan bendera negaranya bahkan sedikit menyembul diantara gulungan baju di dekapan Seonho.
"Ini milikmu bukan?" Ujar Seonho lalu setelahnya meletakkan baju astronot Guanlin ke lantai di depannya.
"O-oh. Dan ini..." Seonho bergerak ke meja di ruangan itu lalu membongkar buku-buku yang tersusun rapi disana. Ia lalu bergerak ke tempat Guanlin sambil membawa sebuah buku.
"Aku yakin kau tidak mengenal huruf-huruf ini." Ujar Seonho membuka-buka buku itu di hadapan Guanlin.
Guanlin lalu mengambil buku di tangan Seonho. Masih tidak mengerti dengan situasinya saat ini.
Seonho benar. Tidak satu pun tulisan di buku itu bisa Guanlin kenali. Guanlin lalu mendongakkan kepalanya menatap Seonho yang kini berkedip lucu ke arahnya.
"Baiklah. Jadi... Aku benar-benar berada di Venus dan terjatuh dari jurang itu?" Gumam Guanlin cukup kuat.
"Benar. Dan aku yang membawamu dari dasar Athena Dirro kesini." Ucap Seonho yang dihadiahi tatapan heran dari Guanlin.
"Nama jurang yang kau maksud itu adalah Athena Dirro." Tambahnya.
"Ini tidak masuk akal." Guanlin menggelengkan kepalanya sambil menatap buku yang masih ada di genggamannya.
"Bagaimana aku bisa selamat dari jurang setinggi itu. Juga..." Guanlin menggantung kalimatnya lalu menatap Seonho yang tak henti-hentinya memandang antusias ke arahnya.
"Bagaimana bisa ada kehidupan di Venus? Berkali-kali NASA mengirim pesawat tanpa awak dan satu kali pun mereka tidak pernah menemukan adanya tanda-tanda kehidupan disini." Lanjutnya masih menatap Seonho heran.
"Dan lagi, jika benar kau adalah alien yang tinggal di Venus, bagaimana bisa kau berbahasa Inggris, bahasa manusia." Guanlin yang merasa rusuknya sedikit nyeri meringis pelan.
"Kau baik-baik saja?" Seonho menghampiri Guanlin dengan wajah khawatir.
Baru saja Guanlin ingin menjawab pertanyaan Seonho namun pemuda itu sudah berlari keluar dari kamar. Tunggu, bahkan Guanlin tidak yakin apakah alien---maksudnya anak---itu adalah seorang laki-laki atau perempuan. Atau apakah bahkan ada gender disini?
Oh, tampaknya Guanlin mulai yakin jika ia sedang berada di Venus. Melihat buku dengan aksara aneh di tangannya dan memperhatikan aksesoris---atau mungkin bukan---yang berbentuk telinga kucing di atas kepala Seonho bergerak-gerak sejak tadi sudah cukup meyakinkannya bahwa ia sedang tidak berada di Bumi. Dan lagi, nyeri di tubuhnya akibat terjatuh dari jurang tadi tentunya terlalu nyata untuk jadi sebuah mimpi apalagi khalayan buruknya.
Dilihatnya Seonho kembali masuk ke dalam ruangan itu---yang sedari tadi pintunya dibiarkan terbuka--- membawa sebuah benda berwarna perak.
"Berbaringlah." Titah Seonho yang langsung diikuti oleh Guanlin.
Senho memegang benda berbentuk balok itu melayang 1 cm di atas permukaan tubuh Guanlin yang kini bajunya sudah tersingkap. Seonho lalu menggerakkan balok yang mengeluarkan pendar cahaya biru itu ke seluruh tubuh bagian atas Guanlin. Mulai dari dada hingga ke perut.

KAMU SEDANG MEMBACA
Hespherus ; GuanHo
FanfictionKejora saat fajar dan senja selalu mengingatkan Guanlin akan Seonho. Warn : bxb!