Chapter 14

774 164 59
                                    

Sudah berlalu 4 jam sejak mereka meninggalkan gedung utama Hesphorace. Kini mereka hampir mencapai Hostel tempat mereka menginap kemarin. Dan saat ini masih terjadi keheningan panjang di dalam mobil silver milik Daehwi tersebut. Guanlin masih mengemudikan mobil tanpa mengeluarkan satu desibel suara pun. Seonho di sampingnya tak henti menatap pemuda yang saat ini berkelakuan yang menurutnya aneh tersebut. Daehwi di kursi belakang juga terus menimbulkan pertanyaan di dalam pikirannya begitu ia melihat Guanlin. Sedangkan Minho, ia tetap tak acuh dan mulai mengeluarkan ponsel lalu mulai mengutak-atiknya.

"Lai Guanlin babo". Guanlin akhirnya bergumam mengeluarkan suara saat diingatnya perkataan Sewoon.

Ia lalu mendengus pelan sambil mengeluarkan senyum aneh. Ketiga pemuda lainnya kini menaruh perhatian penuh pada Guanlin, bukan saja karena bahasa aneh yang tidak mereka mengerti namun juga karena perubahan ekspresi Guanlin yang tidak pernah ia tunjukkan sebelumnya. Dan hal selanjutnya yang terjadi adalah keheningan (lagi).

"Perbatasan negara bagian", ujar Daehwi saat mulai dilihatnya pos dan gerbang pembatas negara bagian Rhena-Kion.

"Dan Penjaga Perbatasan beserta Penjaga Keamanan sialan", lanjut Minho.

"Aku tidak yakin hoodie yang kau pakai bisa menutupi identitasmu seperti di perbatasan kota sebelumnya", Seonho membuka suara sambil memandang Guanlin khawatir.

Guanlin akhirnya mulai memperlambat laju mobil yang ia kendarai. Menurutnya Seonho ada benarnya, pemeriksaan yang dilakukan pihak perbatasan kota tidak begitu ketat sehingga meskipun Guanlin tidak menggunakan neko-earnya dan hanya menutupi kepalanya dengan tudung hoodie yang ia kenakan saja sudah cukup untuk mengelabui mereka. Namun kini mereka ada di perbatasan negara bagian yang artinya bahwa pemeriksaan akan dilakukan lebih ketat.

Pemuda Lai itu akhirnya menepikan mobil di pinggir jalan kemudian mulai merogoh kantong celananya. Ia tampak mengeluarkan sebuah kotak kecil berwarna putih dari sana. Minho, Daehwi dan Seonho terus memperhatikan pergerakan Guanlin.

Guanlin lalu mengarahkan spion di tengah mobil ke arahnya, setelahnya ia membuka kotak putih kecil tersebut. Ia mengeluarkan sesuatu yang terlihat seperti kontak lensa dari sana dan mulai memasangnya ke mata kanannya.

"Woah... Dari mana kau dapatkan benda itu?" Daehwi membuka suara, takjub dengan perubahan kecil yang dibuat benda yang yang terpasan di mata Guanlin itu.

"Kau... Terlihat seperti... Seorang Maregia", lanjut Seonho yang juga memandangi Guanlin takjub sejak tadi.

Benda yang Guanlin pakai di matanya tadi memang berwarna transparan mulanya. Namun setelah Guanlin meletakkannya di mata kirinya, benda itu berubah warna menjadi kuning dan membuatnya terlihat seperti seorang Maregia dengan manik kuning di sebelah kanan dan cokelat alami di sebelah kiri. Sama seperti Minho. Oh... Dan jangan lupakan loreng hitam yang muncul di leher belakangnya akibat efek visual dari digunakannya lensa kontak tadi.

Guanlin melirik Seonho sebentar dengan ujung matanya dan melirik Daehwi dari spion tanpa berniat membalas ucapan kedua pemuda itu. Kemudian ia mengeluarkan botol berisi cairan biru kental dari kantong hoodienya. Ia menuangkan sedikit cairan dari botol tersebut ke tangannya dan mulai memakaikan cairan itu ke rambutnya dengan tangan. Cairan itu ia gunakan sebagai gel rambut. Rambut hitamnya yang semula menutupi kening ia rapikan hingga menampakkan keningnya itu dengan jelas. Setelah merasa selesai dengan semua penyamarannya, Guanlin lanjut mengemudikan mobil silver tersebut.

"Dari mana kau mendapat benda yang menempel di matamu itu?" Minho yang sejak tadi ikut memperhatikan mulai membuka suara.

"Ruangan di samping ruangan tempat kalian menemukanku tadi", balas Guanlin singkat tanpa melirik apalagi menatap Minho.

Hespherus ; GuanHoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang