Chapter 9

861 226 29
                                    

"Jadi, apa yang harus kita lakukan?" Tanya Minho sambil menatap Daehwi dan Seonho bergantian.

Seonho dan Daehwi tampak berpikir sejenak. "Trophan-A!" Ujar Seonho akhirnya yang dihadiahi tatapan bingung dari ketiga pemuda lainnya.

"Ruang kerja milik Ayahmu dulu, apakah masih bisa digunakan Hwi?" Tanya Seonho.

Daehwi masih menatap Seonho. "Maksudmu yang di basement?" Tanyanya.

"Entahlah, aku tak yakin. Ibu sudah menutupnya sejak Ayah meninggal." Lanjut Daehwi sambil menggedikkan bahunya ringan.

"Kita membutuhkan ruangan itu." Ucap Seonho.

Jadi, disinlah mereka sekarang. Di basement berdebu rumah Daehwi yang dipenuhi peralatan canggih dan beberapa layar yang mengelilingi 2 meja di pojok ruangan

"Aku tidak pernah tahu apa yang ada di dalam sini." Ujar Minho sambil melihat sekeliling ruangan berukuran 6X6 meter itu.

"Kau kira aku tahu?" Tanya Daehwi .Setelahnya ia melihat Seonho yang sudah duduk di salah satu meja yang dikelilingi beberapa layar antik---bukan hologram---di depannya.

Seonho kini menggerakkan jari-jari panjangnya di keyboard yang ada di meja di depannya. Layar di hadapannya lalu menampilkan sebuah logo berwarna silver milik Hesphorace.

"Berhasil!" Gumam Seonho yang berhasil menarik perhatian Guanlin untuk berjalan mendekat ke arahnya.

"Seonho, bagaimana kau..." Daehwi menatap Seonho tak percaya lalu ikut berjalan mendekat.

"Hesphorace memiliki pengamanan data yang payah, kalian tahu?" Ujar Seonho menggedikkan bahunya sambil menatap Daehwi yang masih menatapnya tak percaya.

Minho ikut memandang Seonho takjub lalu berjalan ke dekat Seonho. "Kau meretas datanya?" Tanyanya pada Seonho di kirinya.

"Tidak, hanya sedikit mengintip ke dalamnya." Jawab Seonho sambil tergelak ringan di akhir kalimatnya.

"Apa rencanamu?" Guanlin yang berdiri di kiri Seonho akhirnya membuka suara.

"Kita akan coba menghubungi Bumi." Jawab Seonho masih fokus dengan layar di depannya. "Agar mereka tahu bahwa oppa masih hidup dan mereka bisa menjemputmu disini secepat mungkin." Lanjutnya saat dirasa Daehwi, Minho dan Guanlin masih memandanginya heran.

"Tapi, bagaimana caranya?" Daehwi yang kini berdiri tepat di belakang Seonho memperhatikan data-data yang tersaji di layar.

"Melalui Thropan-A." Ujar Seonho singkat sambil mengetikkan beberapa hal di papan ketik di depannya. "Data dan sistem di pesawat itu sudah digandakan oleh Hesphorace dan diletakkan di database. Kita bisa menghubungi Bumi dengan sistem yang terinstal disana." Lanjutnya.

"Ah, benar! Pesawat pengangkut manusia itu. Bagaimana bisa aku tidak memikirkannya?!" Ujar Minho. Ia lalu menatap Seonho. "Kau benar-benar jenius!" Lanjutnya sambil sedikit mengacak rambut pemuda itu.

"Kemana saja kau selama ini?" Seonho memberi pertanyaan retoris yang dibalasi kekehan kecil dari Minho.

"Lalu apa yang harus kami bantu?" Tanya Daehwi.

Seonho terlihat berpikir sebentar. "Buatkan aku makanan. Berpikir membuatku lapar." Seonho tergelak kecil yang dihadiahi cubitan kecil di pipi kanan dan kirinya dari Daehwi.

"Baiklah, akan kubuatkan." Ujar Daehwi sambil melangkah menjauh. "Dan Minho, bisakah kau bantu berkemas? Aku yakin tidak akan aman jika kita tetap tinggal." Lanjut Daehwi.

Minho memberi Daehwi tatapan bingung. "Kita akan jadi makhluk nomaden. Itu satu-satunya cara agar bisa menghindari penangkapan." Jelasnya lalu menarik tangan Minho paksa.

Hespherus ; GuanHoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang