Ruangan dingin. Sama dinginnya dengan wajah orang-orang yang duduk di balik meja panjang di depan sana. Kondisinya yang duduk sendirian di kursi di seberang mereka ikut menambah dinginnya suasana.
Dia, Lai Guanlin. Saat ini tengah duduk di hadapan dewan tertinggi NASA. Berniat menanyainya beberapa petanyaan. Tanpa mempedulikan fakta bahwa ia baru menginjakkan kaki di Bumi kemarin.
"So, Mr. Guanlin Lai."
"Yes?"
"Could you tell us abaout what happened in Venus?"
"Well, I was saved. By a local people...."
***
Piiiippp
Bunyi bel menghentikan aktivitas pemuda tampan yang berdiri di depan ruangan bercat putih itu.
"Enough for today. See you in the next class," ujar pemuda itu.
Orang-orang yang sejak tadi duduk mendengar kuliah pemuda tampan itu kini berhambur keluar dari ruangan tersebut. Si pemuda tampan juga mulai mengemasi barangnya dan melangkah keluar dari ruangan.
"Sir Guanlin, I have something to ask."
Baru pemuda itu melangkahkan kakinya di lorong, seseorang menginterupsi langkahnya.
"Yes, Edward?" Guanlin---pemuda yang tadi memberi kuliah--- menaikkan alisnya.
"About... That Samick named Seonho. Is he really look like a cat hybrid?" Tanya anak bernama Edward di hadapan Guanlin.
"Yes, he is." Balas Guanlin singkat.
"He must be really cute. Thank you, Sir." Edward membungkuk sopan lalu berlalu pergi.
"Yes, he is. Extremely cute." Gumam Guanlin lalu kembali berjalan ke arah pintu keluar di ujung lorong.
Setahun berlalu sejak ia meninggalkan Venus.
Guanlin kembali menjalani kehidupannya di Bumi seperti biasa. Ayah, ibu dan kakaknya menyambutnya begitu ia menginjakkan kaki di Bumi. Jihoon sahabatnya ikut menyambutnya lengkap dengan pernyataan cinta secara tiba-tiba yang tidak bisa Guanlin terima. Ia masih bekerja untuk NASA, sebagai teknisi.
Hampir sama seperti kehidupannya sebelum terjebak di Venus. Kecuali fakta bahwa ia kini juga harus memberi kuliah pada calon astronot mengenasi sedikit teknologi Venus. Hanya sebatas yang ia ketahui. Ya, ia sekarang menjadi seorang pengajar di akademi milik NASA.
"Eomma, aku akan bertemu dengan Jonghyun hyung. Tidak usah masak makan malam untukku. Aku akan pulang larut." Guanlin dari beranda rumah berteriak pada ibunya yang tengah bersantai di ruang TV. Mereka pindah ke Amerika Serikat tepat setelah Guanlin kembali ke Bumi omong-omong.
"Baiklah. Hati-hati, Nak." Ibu Guanlin balas berteriak.
Pemuda keturunan Taiwan berkebangsaan Korea itu kini mengendarai mobilnya menuju cafe tempat pertemuannya dengan Jonghyun. Bukan hanya Jonghyun sebenarnya, tepatnya awak KRUS001 lainnya. Ditambah Jihoon
"Ah hyung, kau lama sekali!" Teriakan Samuel dari meja di kanan ruangan menggema ketika Guanlin baru menampakkan diri di sana.
"Ugh, kenapa kau selalu saja berisik Samuel?" Jisung mencubit pelan pipi Samuel.
Guanlin kini sudah bergabung di meja berisi enam orang itu dan tertawa kecil mendengar pertengkaran Jisung dan Samuel.
"Bagaimana kabarmu, Lin?" Jihoon bertanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Hespherus ; GuanHo
Hayran KurguKejora saat fajar dan senja selalu mengingatkan Guanlin akan Seonho. Warn : bxb!