Chapter 12

1.1K 248 100
                                    

Ini sudah berlalu beberapa menit sejak Seonho memasuki ruang bernomor 666 itu. Namun masih tidak ada tanda-tanda dari pemuda manis itu.

"Min, kau mau kemana?" Daehwi yang melihat Minho hendak melangkahkan kakinya ke arah ruangan tersebut langsung menarik tangan pemuda Maregia itu.

Minho menoleh ke arah Daehwi di belakangnya. "Membantu Seonho." Jawabnya singkat.

"Tapi katanya kita harus menunggu sampai dia memberi tanda." Ujar Daehwi memperingatkan Minho.

"Tidakkah kau pikir ini sudah berlalu terlalu lama?" Jeda sebentar. "Aku tidak ingin Seonho terluka atau mendapat masalah akibat tertangkap." Lanjut Minho lalu setelahnya menepis pelan genggaman tangan Daehwi dan lanjut berjalan.

Daehwi yang tak punya pilihan lain akhirnya berjalan mengekori Minho. Lagipula Minho benar. Ini sudah berlalu terlalu lama dan Seonho belum memberi isyarat bahwa ia butuh bantuan untuk membawa Guanlin keluar dari sana.

Minho membuka pintu di hadapannya perlahan. Setelahnya ia masuk ke dalam ruangan itu. Masih dengan gerak perlahan.

Kini ia disuguhi pemandangan Seonho yang dengan amat kalap melepas semua benda yang menempel di tubuh Guanlin di ruangan di seberangnya. Minho lalu sedikit berjalan sedikit berlari ke arah Seonho.

"Kenapa tidak memanggil kami?" Ujar Minho saat sudah berada di kanan Seonho lalu ikut melepas semua alat canggih yang ada di tubuh Guanlin.

Seonho sedikit terperanjat kaget mendengar suara Minho lalu setelahnya kembali sibuk denga alat-alat di depannya. Daehwi kini juga ikut membantu.

"Mereka memberinya bius." Ujar Daehwi sambil mengangkat sebuah jarum dari meja besi di samping Guanlin. "Dan itu melemahkan jantungnya." Lanjutnya.

Tepat setelah Daehwi menyelesaikan kalimatnya, Seonho dengan sekuat tenaga mengangkat tubuh Guanlin yang sdah bebas dari alat-alat mengerikan yang sejak tadi menempeli tubuhnya.

"Biar aku saja." Ucap Minho sambil mengambil alih tubuh Guanlin dari bopongan Seonho.

Seonho menatap Minho sebentar. "Kali ini kau bisa mempercayaiku. Aku tidak akan memberinya pada Sewoon." Ucap Minho.

Minho membuang napasnya kasar. "Jangan terlalu memaksakan diri, Seon. Kau tahu kau tidak sekuat itu." Tambahnya saat dilihatnya Seonho masih menatapnya tajam.

"Cepatlah. Kita tidak punya banyak waktu." Ucapan Daehwi berhasil membuat Seonho mengalihkan tatapannya dari Minho. Ia setelahnya membiarkan Minho membantunya membawa Guanlin keluar.

Namun, baru mereka mau melangkahkan kaki meninggalkan ruangan itu, tubuh Guanlin tiba-tiba menegang. Setelahnya, tubuh pemuda yang kini tidak sadarkan diri itu mengalami kejang cukup hebat di lantai.

"Oppa!!! Guanlin oppa!" Seonho langsung berjongkok di samping tubuh Guanlin dan memposisikan pemuda itu telentang di lantai.

Seonho kemudian menumpukan seluruh berat badannya ke lutut. Ia kini duduk di atas perut Guanlin dan menahan tubuh pemuda yang sedang kejang itu dengan kedua lututnya. Ia lalu menekan-nekan dada Guanlin dengan panik.

Ketika dirasa tak berhasil, Seonho lalu sedikit meraba dada pemuda di bawahnya yang bajunya baru saja ia singkap.

"Ya! Apa yang sedang kau lakukan?!" Ujar Minho protes melihat tindakan Seonho.

"Diamlah, Min! Ini bukan waktunya untuk cemburu!" Hardik Daehwi yang sejak tadi menatap Seonho dan Guanlin di lantai penuh kecemasan.

"Hwi, ambilkan jarum suntik!" Seru Seonho tidak sabaran.

Hespherus ; GuanHoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang