Segera setelah keenam pemuda itu mengambil beberapa foto dan vidio untuk dokumentasi, mereka kembali masuk ke dalam pesawat. Jonghyun lalu memerintahkan awaknya ke bagian belakang pesawat untuk menaiki rover yang mereka bawa bersama mereka.
"Jonghyun kepada Sungwoon. Apakah semua baik-baik saja disana, Hyung?" Jonghyun bertanya melalui alat komunikasi di baju astronotnya.
"All okay, Cap. Jangan khawatir. Anak-anak nakal ini aman bersamaku." Balas Sungwoon dari dalam rover yang berbeda dengan Jonghyun.
"Baiklah, kita bergerak ke arah barat menjauhi Aphrodite Terra." Ujar Jonghyun lalu mulai mengemudikan kendaraan yang khusus diciptakan untuk menjelajah Venus itu.
"Bukankah sebaiknya ke Aphrodite Terra terlebih dahulu? Itu tempat terdekat dengan posisi kita saat ini." Guanlin yang duduk di kursi belakang bertanya sambil memandangi pemandangan samudera emerald itu melalui jendela terdekat.
"Kita akan kesana besok." Jawab Jonghyun singkat yang dibalasi anggukan oleh Guanlin. Daniel yang duduk di samping Jonghyun sibuk menatapi gumpalan awan di langit dari jendela di dekatnya hingga tidak mendengar pecakapan kedua temannya itu.
Terhitung sudah hampir 1 jam dua rover yang dinaiki para awak bergerak menjauhi pesawat mereka. Bahkan kini, dataran gersang di sekitar mereka terlihat lebih gersang dari gurun tempat pendaratan mereka tadi. Tanahnya kering dan terdapat retakan dimana-mana. Beruntung tanah-tanah itu masih cukup kuat untuk menopang bobot rover mereka.
"Kita berhenti disini." Jonghyun membuka suara, memberi info pada Jisung yang mengendarai rover lainnya.
Jonghyun lantas turun dari kendaraannya diikuti Daniel dan Guanlin. Sungwoon, Jisung dan Samuel juga ikut keluar dari dalam rover mereka.
Terjadi keheningan panjang disana. Keenam pemuda itu terdiam memandangi cerukan besar dan terlihat seperti tidak berdasar di hadapan mereka.
"Jadi bagaimana?" Sungwoon membuka suara sambil menatap Jonghyun.
Jonghyun terlihat berpikir. "Kita berpencar. Cari jalan yang memungkinkan kita untuk melewati jurang ini." Ujar Jonghyun.
"Jadi maksudmu, kau akan mengendarai rover ke arah sana dan aku mengemudi ke arah sebaliknya?" Jisung bertanya memastikan sambil mengangkat tangannya menunjuk ke arah sebelah kanan tubuhnya.
"Tidak. Tidak mengendarai rover. Kita berjalan kaki. Lapisan tanah disini terlihat lemah. Aku tidak ingin membahayakan nyawa awakku jika saja tanah ini tiba-tiba amblas." Jelas Jonghyun.
Semua awak mengangguk setuju lalu mulai berjalan menyusuri pinggiran jurang tersebut. Jonghyun, Daniel dan Guanlin bergerak ke arah kiri dari tempat mereka berhenti tadi. Sementara Jisung, Samuel dan Sungwoon bergerak ke arah berlawanan.
Mereka baru berjalan 15 meter dari tempat semula saat Daniel yang berjalan dibelakang Jonghyun dan di depan Guanlin tiba-tiba berhenti. Otomatis Guanlin yang berjalan 3 meter di belakangnya ikut berhenti.
"Kalian merasakannya?" Tanya Daniel tak lupa mengaktifkan alat komunikasi di bajunya untuk berbicara dengan Sungwoon dan yang lain di kejauhan. Hal itu lantas membuat semua awak menghentikan langkahnya.
"Merasakan apa, Hyung?" Balas Samuel yang terdengar di semua alat komunikasi awak KRUS 001.
"Getaran. Tanahnya bergetar." Jawab Sungwoon yang mengerti maksud Daniel. Semua awak menahan napasnya tercekat.
Krek
Tepat setelah Sungwoon menyelesaikan kalimatnya, Guanlin mendengar suara aneh di dekatnya.

KAMU SEDANG MEMBACA
Hespherus ; GuanHo
FanfictionKejora saat fajar dan senja selalu mengingatkan Guanlin akan Seonho. Warn : bxb!