Terhitung sudah seminggu sejak gue memutuskan untuk break sama Erga. Dan, juga tepat seminggu gue memutuskan untuk lost contact sama laki-laki yang biasanya tiap hari selalu gue datengin rumahnya.
Cukup sulit sebenarnya buat gue beradaptasi dengan situasi yang gak pernah gue bayangkan akan secepat ini terjadi. Karena, gue pacaran sama Erga baru setahun dan kayanya aneh aja gitu baru setahun tapi udah break.
Tapi, mau gimana lagi..
Gue harus melakukan hal yang sangat beresiko ini karena..
Erga ulang tahun.
Mungkin sedikit keterlaluan gue sampe minta break kaya gini, tapi menurut gue ini bakal seru makanya gue milih metode ini setelah konsultasi ke temen-temen gue.
Awalnya, gue mau minta break di H-3 sebelum Erga ulang tahun. Tapi, temen-temen gue bilang bakal ketauan dan nyuruh gue ngelakuin ini H-7 sebelum hari H, which is a week before Erga's birthday.
Segala macam rintangan udah gue lewatin dengan segenap kekuatan. Rasa gak tegaan gue yang melekat di diri gue, gue buang jauh-jauh setiap ngeliat chat dari Erga minta maaf dan minta ketemu.
Dan, contoh nya kaya sekarang.
Erga
kamu dimana?
hei?Gue mendengus kemudian mengacak rambut frustasi. Sumpah, gue beneran gak tega liat Erga kaya gini.
"Than, gimana nih?"
Lelaki jangkung bernama Gathan yang sekarang berada tepat dihadapan gue tengah menyuap batagor memasang wajah amusing.
"Apaan lagi sih?"
"Erga. Kasian gue."
Gathan menaruh sendoknya, kemudian menyenderkan bahunya ke dinding kantin.
"Gini nih yang gue gak paham dari cewe," katanya membuat gue mengernyit bingung.
"Tapi mau ngerjain tapi kasian. Kalo lo kasian ngapain lo repot-repot minta break yang nyatanya bikin lo galau sendiri?" lanjutnya menohok.
Spontan, gue memukul lengan laki-laki jangkung ini. "Lo mah gitu."
"Tuh giliran dikasih tau malah ngomel. Dasar cewe."
Gue mendecak. Pantes aja ini orang gak punya pacar meskipun gantengnya masyaAllah. Gak pengertian ternyata orangnya. Gimana cewe mau betah?
"Gue paham kenapa sampe sekarang lo masih jomblo."
"Gausah mengalihkan pembicaraan deh." katanya sambil menyuap batagornya lagi.
Gue menggeleng gak habis fikir. "Emang bener cover gak menjamin isi."
Setelah menghabiskan waktu di kantin untuk ngobrol, berdebat dan bercanda. Gue beranjak dari tempat duduk untuk bayar es coklat yang gue pesen tadi.
"Than, ay...o."
Suara gue perlahan melemah begitu melihat bukan sosok Gathan yang gue tangkep melainkan sosok orang yang seminggu ini gue coba hindari. Erga, yang entah sejak kapan duduk di kursi tempat gue dan Gathan duduk tadi, bersama teman-temannya.
"Mau kemana?"
Suara berat yang selama seminggu ini gak terdengar di telinga gue membuat getaran spontan di dada gue. Namun, detik kemudian dada gue yang berdegup tergantikan oleh rasa pilu begitu melihat senyum tipis Erga tercetak jelas di wajahnya.
Gue menelan ludah, mencoba menguasai diri sebisa mungkin.
"Pulang."
Erga beranjak meninggalkan teman-temannya, kemudian menarik gue keluar dari kantin.
KAMU SEDANG MEMBACA
him | wonwoo
General FictionHe speaks action, not words. Because that's what a real man does.