Akhir semester kayak nya akan selalu menjadi beban terberat gue selama kuliah sampai gue lulus. Karena tugas akhir, laporan, dan UAS bagaikan serangan bertubi-tubi setiap akhir semester.
Beruntung, semester ini adalah semester ganjil yang mana beban tugasnya enggak seberat beban tugas semester genap yang menurut pengalaman gue sukses bikin gue kalap dan rasanya ingin menghilang aja dari dunia. Contohnya, kaya semester kemarin. Haduh, gue bayanginnya aja udah gak sanggup.
"Deadline Tugas Akhir saya tunggu sampai pertemuan besok. Dan, konsul maksimal Jum'at ini sebelum jam 4 sore. Gimana, cukup jelas 'kan?"
Gue cuma bisa menghela nafas sambil menyenderkan badan ke sandaran kursi. Terhitung ini adalah tugas akhir yang ke 4 dalam seminggu ini. Padahal, hari ini masih hari Selasa, tapi tugas gue udah kaya gunung. Kayanya, niatan gue untuk menghilang dari dunia semakin kuat kalo gini caranya.
Sepulang kuliah, gue langsung membuka laptop dan mengerjakan tugas gue yang udah ngantri kaya antrian transjakarta.
Ditemani dengan segelas cappucino, gue menyusun bab demi bab dengan kepala yang rasanya mau meledak sebentar lagi. Bahkan, mulut gue gak bisa berhenti meracau kata-kata makian setiap ada paragraf yang gue salah ketik.
Dan, kira-kira jam 11 malam, tugas gue sebagian sudah selesai dan tinggal gue print besok. Sisa satu laporan dan satu tugas akhir yang deadline nya masih 10 hari lagi. Padahal awalnya, gue berniat akan menyelesaikan semuanya tapi otak dan mata gue udah gak sanggup dan memilih untuk tidur.
Sigh, today was a long day.
**
Hari berikutnya, gue kuliah seperti biasa dan seperti serangan jantung yang tiba-tiba, lagi-lagi hari ini gue dapat kabar tugas akhir di dua mata kuliah dengan deadline yang sama, yaitu, minggu depan.
"Tai," ucap gue begitu baca grup kelas.
"Enak bener emang jadi dosen bisa seenak jidat, gak mikirin mahasiswa nya lagi pada kalap apa? Nyebelin banget."
"Kak, lo ngapa dah?"
Lelaki jangkung yang sedari tadi duduk di hadapan gue kaget begitu denger gue yang tiba-tiba meledak.
Masih dengan wajah kesal gue nunjukin chat grup kelas yang ngasih tau soal tugas.
Dan si lelaki jangkung ini cuma ngangguk sambil cengengesan. Gue yang ngeliat nya pun makin keki.
"Gue doain tugas akhir lo lebih banyak dari gue."
"Dih, nyumpahin. Awas sumpah lo malah balik lagi ke elo, baru rasa lo, Kak."
Gue yang emosi spontan memukul lengan lelaki jangkung,
Eits btw, ini bukan Gathan ya.
Tapi, sepupunya, yaitu Tama. Yang juga junior gue waktu SMP.
"Pantes Gathan sering bilang lo galak, lo kerjaannya dikit-dikit mukul. Sakit, Kak!"
"Sama aja lo kaya abang lo. Badan doang gede, di pukul sedikit teriak sakit." cibir gue.
Tama cuma mendecak. "Ck,"
"Yaudah, balik ke yang tadi. Jadi lo gimana? Mau gak? Kalo mau lo langsung bikin cv nanti kirimin ke gue aja. Biar gue yang kasih ke HRD gue."
Gue berfikir sebentar. "Tapi.."
"Apa?"
"Gue bisa gak kerjanya pas kelar UAS? Dua minggu lagi kira-kira. Soalnya tugas gue banyak banget ini, mau nangis bayanginnya juga."
KAMU SEDANG MEMBACA
him | wonwoo
General FictionHe speaks action, not words. Because that's what a real man does.