THE PRINCESS - CHAPTER 15

5.4K 578 5
                                    

Taehyung menatap sobekan kertas foto ditangannya. Tentang Jennie yang selalu menyelipkan surat di lokernya sama sekali tidak benar. Tapi foto ditangannya menunjukan Jennie sudah menyukainya sejak lama karena foto itu diambil tahun lalu. Saat pertama kali ia membawa ibunya ke rumah sakit karena serangan stroke. Difoto itu terlihat Taehyung yang memperhatikan ibunya yang sedang di tangani dokter di emergency room. Jika diingat lagi, Taehyung tidak menyadari ada Jennie disana.

"Taehyungie, kau sedang apa? Seseorang membunyikan bel, cepat bukakan pintu!" teriak ibunya dari arah dapur.

"Nde" sepertinya ia terlalu larut dalam pikirannya hingga tak mendengar suara bel.

Taehyung membuka pintu dan mendapati laki-laki paruh baya yang sangat dikenalnya namun sama sekali tidak dia harapkan kedatangannya.

"Apa yang kau inginkan?" tanya Taehyung ketus.

"Bukan seperti itu cara menyapa orang tuamu, Kim Taehyung" tegur ayahnya dengan nada datar

"Siapa yang datang?" ibunya yang penasaran menghampiri Taehyung yang masih menghalangi pintu, seolang tak mengijinkan orang yang bertamu itu masuk. Ia mengintip dari balik punggung Taehyung, lalu terbelalak tak percaya.

"Kim Saeri, bisakah kita bicara sebentar?"

***

Taehyung berjalan mondar-mandir di kamarnya. Sesekali ia menggigit kuku-kuku jarinya cemas. 'Kenapa dia tiba-tiba datang ke rumah ini? Apa maunya?'

Ia berusaha menguping dari balik pintu tapi tak ada suara apapun yang bisa ia dengar. Sepertinya mereka berdua bercakap-cakap dengan tenang.

Sudah satu jam lebih, Taehyung hampir tertidur saat ibunya mengetuk pintu, mengatakan bahwa ayahnya ingin bicara.

Disinilah Taehyung, duduk dihadapan pria yang paling dibencinya. Ibu Taehyung memegang tangan anaknya, menenangkan dan meyakinkan semuanya akan baik-baik saja.

"Bagaimana kabarmu?"

"Seperti yang kau lihat, aku baik-baik saja. Aku masih bisa makan dengan baik meski tanpa bantuanmu" Mr. Kim tersenyum melihat Taehyung. Perilaku anak itu sangat mirip dengannya, jadi ia tidak tersinggung meski Taehyung berbicara ketus padanya.

"Setelah lulus sekolah ikutlah denganku ke US dan kuliah disana"

"Lelucon apa ini? Bagaimana kau bisa berpikir aku akan mengikuti keinginanmu?"

"Tentu saja aku akan meyakinkanmu"

"Maaf, aku menolaknya"

"Kau tidak akan bisa melanjutkan sekolah hanya dengan mengandalkan pekerjaan part time. Apa menurutmu ibumu akan bahagia jika kau mengorbankan masa depanmu hanya untuk membiayai hidup kalian berdua?" Taehyung melihat ibunya yang terdiam.

"Ibumu sudah membaik, tapi masa pemulihannya masih membutuhkan biaya perawatan dan terapi yang besar. Apa yang akan kau lakukan? Ku dengar kau mengecewakan adik CEO Peaceminusone yang menjadi donatur ibumu. Apa kau masih punya muka untuk menerima sumbangan dari mereka?"

Taehyung menghela nafasnya berat.

"Kau tidak perlu berbaik hati padaku, cukup pikirkan saja masa depanmu dan ibumu. Jika kau ingin hidup yang lebih baik, tawaranku patut kau pertimbangkan. Kau bisa melanjutkan sekolah dan menjadi penerus perusahaanku, kau juga tidak perlu bekerja sambilan lagi karena aku akan menanggung biaya hidup kalian"

F*ck. Lagi-lagi sikap seperti inilah yang Taehyung benci. Dengan mudah mereka 'orang kaya' mengatur hidup orang lain dengan uangnya. Tapi tak bisa dipungkiri, tawaran untuk bisa menjalani hidup lebih baik tanpa mengkhawatirkan kebutuhan ibunya dan dirinya sangatlah menggiurkan. Entah kenapa Taehyung merasa harga dirinya dipertaruhkan. Ia sangat membenci ayah yang sudah menelantarkannya. Sekarang ia datang memberikan apa yang memang seharusnya Taehyung dapatkan. Hanya saja Taehyung tahu, ada yang ayahnya rencanakan dibalik kebaikannya.

"Tidak bisakah aku melanjutkan sekolahku di Seoul?"

"Tidak, aku akan berada di US untuk waktu yang lama. Kau harus bersamaku agar dapat kupastikan kau mengikuti keinginanku. Jika kau menghawatirkan ibumu, tenang saja, ada beberapa orang yang akan membantunya disini"

"Aku tahu kau muak dengan segala kekuasaan yang dilakukan dengan uang. Kurasa kau tidak perlu terlalu lugu, karena hidupmu juga membutuhkannya. Siapa tahu jika kau sukses, kau bisa mendapatkan adik CEO itu" ayahnya tertawa. Ibu Taehyung juga ikut tersenyum mendengar kalimat terakhir itu. 'Apanya yang lucu?'

"Ini tidak mudah. Jadi pikirkan baik-baik. Kau tahu dimana harus mencariku saat kau mendapatkan jawabannya"

Ayah Taehyung pamit pulang meninggalkan Taehyung yang mematung.

***

Sudah 3 hari Jennie mengurung diri dikamar. Ia tidak mau berangkat sekolah. Mengingat Jennie pernah mengalami depresi dan trauma, Jiyoung mulai khawatir. Demi Tuhan, ia akan melakukan apapun untuk membuat adiknya itu bahagia. Akhirnya Jiyoung meminta bantuan Ms.Kim untuk datang menghibur Jennie.

"Dimana Jennie?" tanya Ms. Kim saat sudah tiba di rumah Jiyoung.

"Dilantai atas, kamarnya yang sebelah kiri tangga. Ah, Taehyung-ah, Jennie sedang membutuhkan Umma-nya. Kau disini saja, ada yang ingin ku bicarakan denganmu?"

Jiyoung mengajak Taehyung yang datang bersama ibunya ke teras belakang rumah. Taehyung meremas kedua telapak tangannya gugup.

***

THE PRINCESS - JENNIE KIM X KIM TAEHYUNG (COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang