"Kenapa kau begitu tegang, duduklah Taehyung-ah" Jiyoung mempersilahkan Taehyung untuk duduk di kursi teras yang menghadap ke kolam renang dan taman. Udaranya sangat sejuk, tapi Taehyung sudah dua kali mengusap keringat di keningnya.
"Hyung, mianhe, aku.... Jennie...."
Seorang asisten rumah tangga datang membawa minuman dan cemilan, membuat Taehyung yang berusaha keras mengeluarkan suaranya yang tercekat kembali memilih diam.
"Berhentilah bersikap kaku. Aku tidak berniat ikut campur urusanmu dan Jennie, jika itu yang kau pikirkan" Jiyoung menyunggingkan senyum.
Taehyung membungkuk sebagai tanda permintaan maaf. Entah kenapa Taehyung merasa bertanggung jawab atas semua yang terjadi pada Jennie.
"Tapi aku sedikit penasaran juga. Kau tahu, Jennie memintaku mengurus kepindahan sekolahnya ke luar negeri. Aku berpikir seburuk itukah hubungan kalian?"
"Ke luar negeri? Wae? Apa hyung menyetujuinya?" Taehyung tak bisa menyembunyikan kegelisahannya.
Jiyoung tertawa. 'Jisoo benar, anak ini sama bodohnya dengan adikku'
"Aku sangat menyayangi Jennie, jadi tak ada alasan bagiku melarangnya"
"Andwe.... Hyung, jika Jennie ke luar negeri dengan siapa dia tinggal? Apa ada yang menjaganya?"
"Wae? Aku bisa menemaninya. Pekerjaanku tidak mengharuskan aku berada di kantor setiap hari" senyum licik tersirat dibibir Jiyoung.
'Tidak bisa. Jennie tidak boleh pergi. aku tidak mengerti alasannya. Tapi aku tidak ingin Jennie pergi'
"Hyung, bisakah aku membuat Jennie tetap tinggal?"
***
"Umma, aku membuat Taehyung Oppa malu. Kurasa ia tidak akan memaafkanku" ujar Jennie dengan wajah yang masih terbenam dilututnya.
"Apa itu berhubungan dengan foto ini?"
"Hah, darimana Umma mendapatkannya?"
"Aku menemukannya di meja ruang tamu tadi malam"
Jennie memeluk Umma-nya erat-erat dan mulai menangis.
"Umma, aku tidak ingin ke sekolah lagi. Aku sangat malu bertemu dengan teman-temanku di sekolah. Aku juga ingin melupakan Taehyung Oppa. Jadi aku berpikir untuk pindah sekolah saja, atau mungkin ke luar negeri. Tapi aku akan jauh dari Umma. Aku harus bagaimana, Umma?"
"Pikirkan dulu baik-baik, Nak. Apapun itu, jika itu yang kau inginkan maka Umma akan sepenuhnya mendukungmu"
"Sebenarnya aku tidak menginginkannya Umma. Jiyoung Oppa juga tidak mengijinkan. Ia bilang aku tidak boleh lari hanya karena aku punya masalah disini"
"Nde, Jiyoung benar. Itulah kenapa kau harus memikirkannya lagi"
"Aku ingin sekali bertemu dan berbicara dengan Taehyung Oppa. Tapi dia pasti tidak suka aku berada di dekatnya. Mungkin Taehyung Oppa semakin membenciku karena kejadian terakhir di sekolah"
"Lakukanlah! Dia menunggumu dibawah"
"Maksud Umma?"
"Taehyungie bersikeras mengantar Umma kemari, padahal Jiyoung sudah menawarkan supir untuk menjemput Umma. Umma tak ingin melambungkan harapanmu, Nak. Tapi Umma yakin Taehyung ingin bertemu denganmu"
Jennie ingin berteriak senang, tapi ia takut akan kecewa lagi.
"Anak itu menjadi sangat tertutup sejak perceraianku dan ayahnya. Ia tidak pandai mengutarakan isi hatinya dan seringkali terbawa emosi. Umma minta maaf karena anak bodoh itu sudah menyakitimu, Jennie-ya"
"Anni Umma, jangan berkata seperti itu. Benarkan aku boleh bertemu Taehyung Oppa?"
***
"Awalnya aku juga tidak mengerti. Dadaku berdebar-debar saat di dekatnya, saat mendengar namanya, bahkan saat wajahnya hanya terlintas di kepalaku. Aku begitu khawatir padanya dan berharap dia selalu ada di dekatku. Kurasa saat jatuh cinta adalah saat yang paling menyenangkan. Kenapa kau menanyakannya Taehyung-ah? Apa kau sedang jatuh cinta?" Jiyoung menatap Taehyung penuh selidik. Wajah Taehyung memerah. Jelas, akhir-akhir ini ada satu nama yang tidak bisa hilang di kepalanya. Jantungnya tak hanya berdebar-debar, tapi seolah akan meledak saat gadis itu didekatnya.
"Jiyoung-ah, dimana dapurnya, biar ku masakan sesuatu untuk kalian" sela ibu Taehyung yang menghampirinya bersama Jennie. Jiyoung menghampiri Jennie terlebih dahulu. Mengecup puncak kepalanya dengan sayang.
"Jangan membuatku khawatir lagi, nde!" ucap Jiyoung. "Umma, mari aku antar!" keduanya meninggalkan Jennie dan Taehyung di teras itu.
"Mian, jika aku tidak tahu malu. Tapi kurasa aku tidak akan bisa menyelesaikannya tanpa berbicara padamu. Aku ingin minta maaf, karena foto-foto itu gagal ku berikan padamu secara langsung. Aku malah mempermalukan diri sendiri karenanya" Jennie tersenyum miris.
"Anggap saja aku memang tidak punya rasa malu. Aku ingin mengatakannya sekali lagi. Aku sungguh menyukaimu, Kim Taehyung. Tapi kau tidak perlu khawatir karena aku tidak akan mengejarmu lagi. Seperti yang kau inginkan, aku akan menghilang dan tidak mengganggumu lagi. Kurasa aku hanya perlu menahan diri. Seiring waktu semuanya akan kembali baik-baik saja, benarkan?" ujar Jennie putus asa.
"Tidak, itu tidak benar. Kau tak harus pergi kemanapun dan tidak perlu menahan diri. Aku tidak akan baik-baik saja jika kau pergi"
"Kenapa? Ini tidak adil. Apa kau begitu menikmati disukai dan dikagumi olehku? Bagaimana denganku? Apa aku hanya objek yang bisa kau buang begitu saja saat kau jengah?"
"Tidak, ini juga tidak benar. Jennie Kim bukanlah objek. Sejak awal kau adalah pelaku. Kau yang membuatku merasakan ini dan itu. Banyak yang tidak ku mengerti karena tak pernah terjadi sebelumnya. Tapi satu hal yang aku yakin, aku tak ingin kau pergi. Jadi jika ini bisa membuatmu tetap tinggal, akan ku katakan. Maafkan atas segala kebodohanku, aku juga menyukaimu Jennie Kim"
***
KAMU SEDANG MEMBACA
THE PRINCESS - JENNIE KIM X KIM TAEHYUNG (COMPLETED)
FanfictionEven a princess in a fairy tale has a path that is not easy to fight for, but remember not to give up because you never walk alone.. Title : The Princess Author : deukiesworld Main Cast : Jennie Kim X Kim Taehyung (V) Leng...