Jiyoung sudah pergi setelah mengantar Jennie ke sekolah sejak 15 menit yang lalu. Tapi Jennie masih bersembunyi di balik gerbang sekolah. Sesekali ia menengok ke dalam sambil menggigit bibirnya. Ia benar-benar tak ingin pergi ke sekolah, tapi semua orang terdekatnya seperti bersekongkol mendorongnya untuk berangkat. 'Harusnya tadi aku membawa masker agar tak ada yang mengenaliku' sesal Jennie dalam hati.
Sepuluh menit lagi gerbang akan ditutup. Jennie memberanikan diri memasuki sekolah yang ia yakini akan menyambutnya dengan 'hangat'. Di kedua telinganya sudah terpasang headset agar ia tak perlu mendengar yang tak ingin dia dengar.
Meski dengan berjalan sambil menundukan kepala, Jennie yakin semua mata tertuju padanya. Lalu tiba-tiba seseorang menggenggam tangannya. Rasa kagetnya membuat Jennie menengadah dan melihat Kim Taehyung. Laki-laki itu tiba-tiba muncul dan menggandeng tangannya menuju kelas. Seketika ia merasa terlindungi. Jennie tak bisa menutup mulut siapapun yang menggunjingkannya. Tapi ada seseorang disampingnya membuat Jennie merasa siap menghadapi apapun.
"Taehyung-ah, kenapa kau datang dengan Jennie? Memangnya kau tidak takut, Jennie sudah seperti psyco yang terobsesi dengan korbannya?" teriak salah seorang siswa di kelas yang membuat suasana menjadi riuh.
Tentu saja Jennie masih bisa mendengarnya, karena ia tak memutar musik apapun lewat headset itu. Ia ingin melepaskan tangannya tapi Taehyung semakin mengeratkan genggamannya.
Keduanya masih berdiri di depan kelas seperti di sidang. Jisoo menatap khawatir di tempat duduknya. Sedangkan Lisa dan Jungkook yang baru datang saling berpandangan tak mengerti.
"Tidak. Sebaliknya, aku merasa beruntung karena begitu disukai oleh seorang gadis. Terima kasih sudah mengkhawatirkanku. Kedepannya kau dan kalian yang ada disini, berhentilah berkomentar tentang orang lain dan mulai berpikir tentang diri kalian sendiri"
"Kupikir Taehyung tidak menyukai gadis kaya" gerutu seorang siswi lebih kepada dirinya sendiri. Tapi Taehyung mendengarnya. Ia melepas headset yang dipakai Jennie, seolah ingin Jennie mendengarnya dengan jelas.
"Terlepas dari apapun status sosial Jennie, gadis ini sudah berhasil membuatku menyukainya" Taehyung melepas tangan Jennie lalu mengambil sesuatu dari tas punggungnya.
"Ini untukmu, Jen. Bukankah ini seperti dejavu? Aku ingin menebus kesalahanku, jadi aku melakukannya dihadapan semua orang. Jika kau mau, kau bisa melakukan hal yang sama seperti yang kulakukan dulu. Aku menyukaimu Jennie Kim" Taehyung menyodorkan sebuah kado berpita merah muda.
Jennie menutup mulut yang hampir berteriak girang dengan kedua tangannya. Ya, Taehyung sedang menebusnya. Laki-laki itu bahkan sudah mengakui perasaannya sebanyak dua kali, sama seperti dirinya. Tapi tak ada gunanya jika ia harus membalas perlakuan Taehyung padanya dahulu dengan hal yang sama.
Jennie mengambil kado itu dari tangan Taehyung "Gumawo, Oppa!" Cup. Jennie mengecup pipi kiri Taehyung lalu berlari ke tempat duduknya. Sebisa mungkin ia segera menyembunyikan wajahnya di punggung Jisoo.
***
"Annyonghaseyo" sapa Taehyung saat memasuki private room di sebuah restoran yang sudah di booking ayahnya.
"Aku senang, kau membuat keputusan lebih cepat dari yang kuperkirakan. Duduklah! Bagaimana kalau kita makan dulu?"
"Maaf, sepertinya aku akan langsung bicara saja"
"Kalau begitu katakan"
"Aku akan menerima tawaranmu hanya jika aku bisa pergi ke universitas yang aku mau di Seoul. Jadi jika kau bersikeras ingin membawaku ke US maka batalkan saja. Kau tidak akan bisa menjadikanku penerus perusahaanmu seperti yang kau mau jika kau sendiri tidak peduli apa yang aku inginkan"
"Bohong jika hidup yang kujalani saat ini tidak berat. Tapi aku juga tidak mau mendapatkannya dengan taruhan meninggalkan orang yang kusayangi. Selama ini ibu selalu ada disisiku. Aku tak mungkin meninggalkannya. Ibu segalanya bagiku. Aku hanya perlu bekerja lebih keras lagi. Aku minta maaf seandainya keputusanku mengecewakanmu"
Ayah Taehyung tertawa mendengar keputusan anaknya yang keras kepala. Dibalik itu, kenyataan bahwa Taehyung tidak memanggilnya ayah membuat hatinya tersayat.
"Aku tidak menyangka kau pintar bernegosiasi. Kau bahkan berani menekanku"
"Hanya agar kau mulai peduli perasaan orang lain dan tidak hanya memikirkan kesuksesan yang ingin kau capai. Ku dengar istrimu keguguran dan karena masalah kesehatan ia tidak bisa hamil lagi. Aku turut berduka. Tapi semuanya menjadi masuk akal saat kau tiba-tiba datang mencariku. Sekarang aku penerus tunggal kan? Jika ini semacam kerja sama, bukankah harusnya bisa menguntungkan kedua belah pihak" Taehyung tersenyum sinis. 'Ibu maafkan aku, hari ini aku kurang ajar pada laki-laki yang selalu kita banggakan dulu'
***
Taehyung berlari ke area food court di sebuah mall. Dari kejauhan, Jungkook melambaikan tangannya.
"Maaf aku terlambat. Aku harus menemui seseorang terlebih dahulu" sapa Taehyung sambil mendudukan diri disamping Jennie. Ia mencoba mengatur nafasnya yang tersengal akibat berlari tadi.
"Oppa, minumlah!" Jennie mendorong Ice Lychee Tea miliknya ke arah Taehyung. Perhatian kecil itu tak urung membuat wajah dan telinga Taehyung memerah.
Pffftt. Lisa dan Jungkook saling menahan tawa. Kalau seperti ini bagaimana anak-anak di sekolah akan berhenti bergosip.
***
KAMU SEDANG MEMBACA
THE PRINCESS - JENNIE KIM X KIM TAEHYUNG (COMPLETED)
FanfictionEven a princess in a fairy tale has a path that is not easy to fight for, but remember not to give up because you never walk alone.. Title : The Princess Author : deukiesworld Main Cast : Jennie Kim X Kim Taehyung (V) Leng...