THE PRINCESS - CHAPTER 20

5.1K 526 21
                                    

Jisoo, Lisa dan Jungkook berhambur menghampiri Jennie, Taehyung dan Namjoon yang baru pulang menjelang tengah malam. Terutama Jisoo yang begitu khawatir dan langsung memeluk Jennie.

"Pabo, kenapa kau tidak mengabariku"

"Maafkan aku Jisoo-ya"

"Kau juga, Tae, ibumu tadi menghubungiku" tukas Jungkook.

"Ya Tuhan, aku benar-benar lupa"

Mereka berenam berkumpul di ruang tengah. Namjoon menceritakan tentang rak display yang dijatuhkan dengan sengaja dan hampir menimpa Jennie dan Taehyung, lalu mereka pergi ke rumah sakit memeriksa luka memar di tangan dan bahu Taehyung. Terakhir mereka membuat laporan ke kepolisian yang memakan waktu hingga berjam-jam karena setiap orang dibuatkan Berita Acara Pemeriksaannya.

"Sebelumnya saya minta maaf Taehyung-ssi, saya tidak bermaksud menakuti Jennie. Tapi kami sudah mengalami yang jauh lebih buruk dari ini dua tahun yang lalu. Saya akan sangat bersyukur jika kekhawatiran saya tidak terjadi. Saya mengatakan kemungkinan terburuk bahwa kejadian ini tertarget adalah agar kita meningkatkan kewaspadaan." Namjoon menjelaskan panjang lebar. Taehyung mengerti, Namjoon sedang berbicara tentang kecelakaan yang dialami orang tua Jennie.

"Namjoon-ssi, apa pelaku dua tahun yang lalu itu sudah tertangkap?" tanya Taehyung, menarik perhatian semua pasang mata disana. Namjoon menghela nafas, diam.

***

"Kukira selama ini Jiyoung Oppa mengantar jemputmu hanya karena khawatir soal traumamu saja. Bagaimana bisa sudah dua tahun kasusnya belum terpecahkan?" ujar Jisoo saat keduanya berada di kamar Jennie. Taehyung dan yang lainnya sudah pulang diantar Namjoon.

"Mengingatnya hanya akan membuatku ketakutan. Jadi aku tidak ingin membahasnya lagi." Jennie masih berkutat dengan ponselnya. Jisoo yang merasa diabaikan segera merebut ponsel Jennie dan membaca pesan teks gadis itu dengan keras.

"Oppa, apa kau sudah sampai? Bahumu masih sakit tidak? Oppa, istirahatlah! Saranghaeyo, Oppa" Jisoo mengolok-olok dengan meniru cara bicara Jennie yang manja.

"Aishh, Jisoo-ya, kembalikan padaku" Keduanya sudah berdiri diatas kasur. Jennie berusaha mengambil ponselnya kembali.

"Saranghaeyo, Oppa!" ulang Jisoo sambil tertawa.

"Yaa, aku tidak pernah mengatakannya"

"Jinja!" Jisoo berpura-pura membaca lagi pesan Jennie karena ia sendiri tahu Jennie memang tidak mengetiknya.

"Ah, kau lupa ya" disela-sela menghindari Jennie yang ingin mengambil ponselnya, Jisoo mengetik sesuatu lalu mengirimnya. Setelahnya ia membiarkan Jennie merebut ponsel itu.

Jennie memeriksa kembali pesannya untuk Taehyung. Mulutnya menganga saat dilihatnya kata-kata itu sudah terkirim. 'Oh, aku akan sangat malu bertemu Taehyung Oppa'

Selang beberapa detik, sebuah notifikasi muncul dan Jennie membacanya.

Baru saja sampai
Aku baik-baik saja
Tidurlah
Nado saranghae

'Kyaa...' Jennie menjerit dalam hati. Senyum manis tersungging dibibirnya.

***

"Oppa, kenapa Oppa yang mengantar kami ke sekolah? Kemana Kang ahjussi?"

"Tidak apa-apa. Perasaanku masih tidak enak sejak kejadian kemarin. Aku hanya ingin memastikan kalian aman"

"Nde, tapi Oppa tidak mengatakannya pada Jiyong Oppa kan?"

"Tidak, aku hanya memberi tahu Jin agar lebih waspada"

"Baguslah, aku tidak mau Jiyong Oppa khawatir. Lagi pula kita belum bisa memastikan apapun."

***

"Jen, ada pesan untukmu" Hanbin menunjuk note yang menempel di pintu loker Jennie. Jisoo dan Jennie segera mendekat.

Aku tunggu di atap gedung.
Ada kejutan untukmu.

-Taehyung-

"Wow, mungkin hadiah gara-gara pesan semalam" sindir Jisoo yang membuat pipi Jennie merona.

"Aku akan menemuinya dulu." pamit Jennie.

"Kau menginap lagi di rumah Jennie?" tanya Hanbin selepas Jennie pergi.

"Nde, Jiyoung Oppa baru akan pulang minggu depan"

Hanbin memajukan bibir bawahnya membuat Jisoo terkekeh.

"Hey, bukan berarti kita tidak bisa berkencan. Aku hanya perlu menemaninya malam hari. Kau tahu kan dirumah Jennie hanya ada pelayan dan petugas keamanan saja"

"Jadi siang ini apa kita bisa pergi? Pulang sekolah?"

"Tentu, Jennie juga pasti akan menghabiskan waktunya dengan Taehyung"

"Kalian membicarakanku?" tanya Taehyung yang datang dengan Lisa dan Jungkook.

Jisoo dan Hanbin saling berpandangan.

"Jangan katakan bukan kau yang menulis pesan ini!" ucap Jisoo dengan nada khawatir. Taehyung segera mengambil kertas itu dan membacanya.

"Jennie...." Taehyung berlari ke depan gedung diikuti Jisoo dan yang lainnya.

"Andwe!" Jisoo membekap mulutnya sendiri.

Dilihatnya diatap gedung berlantai 5 itu Jennie sedang berdiri terpojok di pagar pembatas. Dihadapannya seorang gadis mengarahkan sebilah pisau padanya.

Kedua lutut Taehyung serasa melemas. Tapi ia memaksakan berlari secepat yang ia bisa menaiki tangga menuju atap. Hanbin mengikuti dari belakang. Sedangkan Jisoo dan Lisa, keduanya berpelukan sambil berharap tidak terjadi hal buruk pada sahabatnya. Beberapa siswa yang baru datangpun turut menyaksikan kejadian itu dengan tegang.

'Jebal.. Jebal..' Taehyung terus berdoa dalam hati. Sungguh dadanya sudah berdebar tak karuan. Anak tangga yang dia naiki seolah tak berujung. Sedikit lega saat akhirnya ia bisa sampai ke pintu atap. Ia menarik nafas sesaat sebelum membukanya.

Punggung seorang gadis terlihat berdiri disisi lain atap gedung. Taehyung mencoba untuk mendekat tanpa suara. Ia mengintip dari balik tembok pondasi sebuah tower. Dilihatnya Jennie berdiri ketakutan dihadapan gadis itu. Punggungnya sudah menyentuh pagar pembatas.

"Berdiri dibelakang pagar, palli!" perintah gadis itu dingin. Taehyung mengepalkan tangannya geram.

'Berpikirlah, Kim Taehyung! Palli.... Palli!' ia menggigit bibirnya gusar. Hanbin menepuk pundak Taehyung pelan lalu ikut mengawasi.

Jennie berusaha sekuat tenaga menahan tubuhnya yang gemetar. Air matanya tak bisa berhenti mengalir. Ia ingin mengatakan sesuatu, tapi lidahnya kelu. Ia juga ingin lebih kuat tapi kilat kebencian dimata gadis dihadapannya membuatnya ketakutan. Belum lagi mata pisau ditangannya menjadi pilihan lain bila Jennie tak menuruti perintah gadis itu. Perlahan Jennie melewati pagar pembatas. Ia mencoba bergerak sehati-hati mungkin. Satu kesalahan dapat membuatnya mati konyol.

Terdengar teriakan bersahutan dari bawah saat Jennie berdiri tepat dibibir gedung. Sekuat tenaga Jennie mengontrol tangannya yang bergetar agar tetap mencengkram pagar pembatas.

"Lompatlah!" perintah terakhir gadis itu.

***

THE PRINCESS - JENNIE KIM X KIM TAEHYUNG (COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang